Sukses

Ganti Semua Pemain Asing, Satria Muda Optimistis Hadapi Play-Off IBL 2024

Satria Muda mengganti tiga pemain asingnya dengan pemain yang lebih kelas dunia dan berharga mahal demi bisa bersaing di play-off IBL.

Liputan6.com, Jakarta- Satria Muda Pertamina sudah siap tempur menghadapi play-off IBL 2024. Klub yang bermarkas di Kelapa Gading itu percaya diri bisa kembali menjadi juara lagi berkat perombakan di komposisi pemain asingnya.

Menjelang berakhirnya musim reguler IBL 2024, Satria Muda mendepak tiga pemain asingnya sekaligus yakni Curtis Lee Davis III, Mycheal Gerome Henry dan Jarred Shaw. Ketiganya digantikan pemain asing baru yang lebih mewah seperti Reynaldo Garcia, Artem Pustovyi dan Elgin Cook.

Kursi pelatih juga diganti. SM mendepak pelatih asal Spanyol Manuel Pena Garces pada pertengahan Mei 2024. Mereka kemudian mengembalikan Youbel Sondakh ke jabatan head coach untuk menangani tim di sisa pertandingan IBL 2024.

Kehadiran tiga pemain asing baru yang berkaliber tim nasional membuat Satria Muda makin percaya diri. Hasilnya sudah terlihat dengan keberhasilan tidak terkalahkan dalam delapan laga terakhir sejak proses masuknya tiga pemain asing baru ini. Ketiga pemain asing baru ini hadir secara berkala. Cook baru debut di laga terakhir saat SM menang di kandang Prawira Bandung.

"Ya sebenarnya pergantian pemain asing ini memang merupakan respons kita atas hasil yang kurang oke kemarin ya. Jadi kita berbenahlah. Puji Syukur dampaknya langsung terlihat dan semoga tren positif ini bisa kita jaga sampai akhir," ujar pelatih kepala Youbel Sondakh dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selasan, Selasa (2/7/2024).

2 dari 4 halaman

Satria Muda Ambil Risiko Lebihi Salary Cap

Untuk memperbaiki tim dengan mengganti tiga pemain impornya, Satria Muda rela mengeluarkan uang besar. SM sampai melewati salary cap yang ditetapkan IBL sebesar Rp 10 miliar. Satria Muda sudah melaporkan kepada IBL bila pengeluaran mereka untuk pemain mencapai Rp 11,3 miliar.

Konsekuensi besar harus diterima Satria Muda untuk mendatangkan Reynaldo Garcia, Artem Pustovyi dan Elgin Cook. Mereka membayar denda Rp 1,3 miliar karena sudah melebihi salary cap.

"Di IBL ada limit Rp 10 miliar setiap tim. Bisa melebihi senilai Rp 2 miliar. Jika lebih lagi bisa penalti poin di musim berikutnya. SM awalnya ada diangka Rp 9,3 miliar. Tapi sejak mengganti tiga orang pemain kita ganti semua, kita ada diangka Rp 11,3 miliar. Yang artinya kita kelebihan 1,3 miliar. Rp 1,3 ini untuk gaji dan Rp 1,3 ekstra lainnya untuk penalti yang nantinya bisa didistribusikan oleh liga untuk tim-tim yang lain," ujar manajer tim Theodore Wira Adi alias Theo.

3 dari 4 halaman

Peraturan dan Kesempatan Bikin SM Rekrut Pemain Kelas Dunia

SM mengambil keputusan berani ini setelah melihat situasi dalam tim yang sempat tidak kondusif karena kalah bersaing dengan tim-tim lain yang memiliki pemain impor lebih berkelas.

"Satu sisi kita lihat hasil kita tidak bagus di awal-awal. Setelah hasil kurang bagus, kita juga merasa perlu untuk upgrade kualitas pemain kita. Kebetulan kalender kompetisi kita Janari sampaiAagustus. Kalender dunia di Oktober sampai Mei. Artinya kita punya space Mei sampai Agustus untuk merekrut pemain-pemain grade top main di liga-liga top dunia untuk main ke Indonesia. Karena secara peraturan bisa dan pemainnya tersedia maka kita ambil langkah ini. Ada banyak pertimbangan," sambung Theo.

 

4 dari 4 halaman

Naikkan Mental Pemain Lokal

Theo yakin para pemain lokal Satria Muda ikut terangkat performanya dengan kehadiran pemain asing yang lebih berkualitas. Sebagai catatan, Artem sebelumnya bermain untuk klub basket Barcelona. Sedangkan Cook pernah memperkuat Santa Cruz Warriors. Adapun Garcia jebolan Liga Basket Jepang.

"Mental pemain naik. Perlu diingat kita melakukan ini setelah melihat dinamika di liga. Bukan tiba-tiba punya ide untuk jor-joran, tiba-tiba punya ide belanja pemain kelas dunia. Tapi kita lihat kenyataannya ada KJ McDaniels pemain kelas dunia di Pelita Jaya dan dua pemain timnas Dominika yang bermain di Dewa United (Gelvis Solano) dan Prawira Bandung (Brandone Francis)."

"Dengan tren belanja yang seperti ini kalau kita mau bersaing dengan mereka yang merupakan kandidat juara, kita harus spending di level yang sama dan kaliber pemainnya harus sama. Secara psikologis anak-anak justru akan lebih percaya diri karena sekarang didampingi pemain kelas dunia seperti yang dimiliki pemain tim-tim lain itu," imbuh Theo.

Â