Liputan6.com, Jakarta - Piala Presiden 2024 bakal menerapkan format yang mirip seperti Liga 1 musim lalu. Suporter tandang tak diizinkan datang ke stadion, dengan hal ini dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Sebagai informasi, Piala Presiden 2024 dijadwalkan bergulir mulai 19 Juli hingga 4 Agustus mendatang. Total 8 klub Liga 1 diagendakan berpartisipasi berpartisipasi dalam gelaran tersebut untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp5 miliar.
Sebanyak 3 kota, yakni Bandung, Bali, dan Solo ditunjuk sebagai lokasi lokasi perhelatan. Secara spesifik, dua kota pertama akan menjadi venue tanding bagi masing-masing 4 tim di fase awal, sementara Solo kebagian jatah menggelar fase semifinal serta final.
Advertisement
Sayangnya, pihak penyelenggara dipastikan tak bakal memperbolehkan suporter tamu hadir langsung ke stadion guna menyaksikan kiprah tim kesayangannya dalam Piala Presiden 2024.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari komitmen PSSI dalam menjalankan transformasi pasca tragedi Kanjuruhan. Apalagi proses ini juga dipantau langsung oleh FIFA selaku federasi sepak bola dunia.
"Kalau kita ingat, (ada) kerja sama FIFA dan pemerintah Republik Indonesia yang waktu itu meminta sepak bola bertransformasi di bawah PSSI, itu ada catatan dari FIFA. Kenapa FIFA buat kantor di sini, itu juga bagian dari pengawasan," ucap Erick Thohir dalam konferensi pers Piala Presiden 2024 di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Senin (15/7/2024) siang WIB.
"Di situ jelas mengenai integritas (seperti problem) match fixing. Kedua, masalah safety and security. Turunannya yang paling penting waktu itu tidak boleh ada kejadian seperti Kanjuruhan," katanya lagi
"Ingat, ini masih (dalam) pengawasan (FIFA), ada 2 tahun transisi. Setahun tahun kemarin berjalan baik, tetapi di ujung justru ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Artinya belum," tandas dia.
Dapat PR dari FIFA
Tak sampai di situ, Erick Thohir juga menegaskan bahwa PSSI saat ini masih memiliki PR dari FIFA terkait pengaturan suporter. Alih-alih sudah diizinkan mendatangkan suporter kandang, federasi Tanah Air malah diminta membuat database khusus suporter guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tahun ini di mandatkan oleh FIFA, semua suporter harus masuk database dan online sistemnya. Kalau ada oknum yang melakukan apa-apa, pihak kepolisian bisa langsung mengambil oknum tersebut. Jangan sampai oknum-oknum tidak bertanggung jawab bisa masuk ke lapangan, bikin kerusuhan, dan mengakibatkan korban jiwa," ujar Erick Thohir.
"Makanya kita konsisten, di Piala Presiden ada home advantage. Jadi saya mohon pengertian suporter supaya jangan sampai kita dianggap transformasi topeng oleh FIFA. Pembangunan sepak bola ini lahir karena peristiwa Kanjuruhan, dan dipimpin langsung oleh Presiden."
"Jadi kita mohon pengertian supaya industri olahraga ini bisa menciptakan keamanan buat penontonnya, penonton pulang dengan selamat. Kita bisa lihat transformasi di tim nasional, aman, nyaman, tetapi masih dipantau," pungkas Ketum PSSI.
Advertisement
Suporter Masih Harus Sabar
Selaras dengan hal itu, Ferry Paulus juga mengeklaim suporter Tanah Air memang harus lebih dulu bersabar agar bisa menghadiri pertandingan tandang. Hal itu lantaran berdasarkan data dan fakta yang ada, Indonesia dipandang belum lulus dari larangan kehadiran suporter tandang 2 tahun.
"Baru-baru ini kita juga ada audiensi dalam kaitannya dengan transformasi sepak bola Indonesia, yang juga dilandasi oleh direktif FIFA tentang larangan suporter tamu hadir selama 2 tahun. Jadi dari hasil evaluasi yang didapat berdasarkan komunikasi, data, fakta yang ada, memang bisa dikatakan Indonesia belum lulus dari larangan 2 tahun tadi," ucap Ferry di SCTV Tower, Senayan, Jakarta pada Senin (15/7/2024).
"Sehingga memang kita harus bersabar untuk tidak boleh (mengizinkan suporter tamu datang) karena masih ada larangan penonton tamu hadir (di stadion)," tandasnya.