Sukses

Atlet Indonesia Berjuang di Olimpiade Paris 2024, Kans dan Prediksi Raihan Medali Emas?

Atlet Indonesia akan berjuang agar Merah Putih kembali berkibar di Olimpiade Paris 2024. Seperti apa peluang 29 atlet yang jadi andalan?

Liputan6.com, Jakarta - Hanya dua momen yang bisa membuat Bendera Merah Putih berkibar di luar Indonesia. Pertama kunjungan resmi presiden atau agenda resmi antarnegara, dan kedua event olahraga internasional.

Tidak ada panggung yang lebih besar dari Olimpiade jika membicarakan hal kedua. Maka, wajar jika pemangku olahraga nasional selalu melakukan persiapan maksimal demi memastikan itu terjadi.

Untuk Olimpiade Paris 2024, yang resmi dibuka Sabtu (27/7/2024) dini hari WIB, Indonesia meloloskan 29 atlet. Jumlah tersebut tertinggi sejak Athena 2004 (38 atlet) dan berkompetisi di 12 cabang olahraga.

Mereka bakal bersaing dengan perwakilan dari 205 negara lain dalam 329 nomor 32 cabor yang dipertandingkan.

Pertama kali berpartisipasi di Helsinki 1952, Paris 2024 jadi event ke-17 yang diikuti Indonesia. Menyangkut total medali, Sydney 2000 dan Beijing 2008 jadi capaian terbaik Kontingen Garuda di Olimpiade. Di sana para pahlawan olahraga membawa pulang masing-masing enam medali.

Sementara Barcelona 1992 tercatat sebagai kinerja tersukses Indonesia dalam hal level medali serta peringkat akhir di klasemen medali. Merah Putih merebut dua emas melalui Susi Susanti dan Alan Budikusuma, hingga bertengger di urutan 24.

Raihan medali emas Indonesia selalu datang dari cabor bulu tangkis. Ajang tepok bulu itu hanya sekali gagal mempersembahkannya, terjadi pada London 2012.

Sempat muncul kekhawatiran nestapa serupa bakal terulang di Olimpiade 2024. Pasalnya, kinerja pemain menurun sejak akhir 2023 yang berlanjut ke awal tahun ini.

PBSI selaku induk bulu tangkis di Tanah Air merespon dengan membentuk Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024. Pasukan ini berisi sederet atlet badminton legendaris dan sosok-sosok tak asing di belakang layar.

"Bulu tangkis indonesia adalah aset berharga yang harus dijaga. Olimpiade Paris 2024 adalah momen penting untuk menegaskan eksistensi Indonesia di panggung internasional," kata Manajer Tim Ad Hoc Armand Darmadji.

"Oleh karena itu, PBSI mempersiapkan diri membentuk tim ad hoc untuk cabor bulu tangkis. Persiapan menuju Olimpiade sudah dilakukan sejak lama. Pada mukernas sudah dicanangkan tema menuju Olimpiade 2024. Pada Oktober 2023 diterbitkan surat untuk membentuk tim Ad Hoc," papar Armand dalam acara di Pelatnas PBSI Cipayung.

2 dari 3 halaman

Pembenahan Bulu Tangkis demi Jaga Tradisi Emas Olimpiade

Diketuai Mohammad Fadil Imran, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal PBSI, Tim Ad Hoc beranggotakan nama-nama seperti Christian Hadinata, Ricky Soebagja, Yuni Kartika, Rionny Mainaky, Irwansyah, Indra Widjaja, Aryono Miranat, Eng Hian, dan Herry Iman Pierngadi.

Terdapat pula enam atlet peraih emas Olimpiade yang ditunjuk sebagai mentor yaitu Taufik Hidayat, Susy Susanti, Candra Wijaya, Greysia Polii, Liliyana Natsir, dan Tontowi Ahmad.

Dampak pengaruh Tim Ad Hoc ini sudah terlihat. Pada Maret, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting menciptakan all-Indonesian Finals di All England, dengan Jojo keluar sebagai juara. Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto turut menempati podium tertinggi di ajang bulu tangkis tertua dunia tersebut.

Hingga batas penghitungan poin untuk Olimpiade 2024 pada penghujung April, Indonesia total meloloskan sembilan atlet atau enam wakil ke Paris.

Sayang setelah itu kinerja positif urung dipertahankan hingga pertengahan tahun. Para atlet yang tampil ke Olimpiade gagal merebut gelar periode Mei-Juli.

Namun, pembenahan kembali dilakukan. Setelah terpuruk di kandang sendiri pada Indonesia Open 2024, Jojo dan kawan-kawan merapat ke Cipayung demi mengasah kemampuan.

Tim juga berangkat terlebih dahulu ke Prancis pada 13 Juli dan menggelar pemusatan latihan di Chambly.

"Kondisi sembilan atlet dalam keadaan baik dan sudah siap bertanding. Mudah-mudahan mereka bisa menjaga performa. Apa yang mereka dapatkan dari latihan atau pun pertandingan bukan hanya satu dua bulan belakangan, tapi sudah bertahun-tahun. Ini saatnya membuktikan di Olimpiade Paris 2024," ungkap Kabid Binpres PP PBSI Ricky Soebagja.

"Apa yang dipersiapkan sudah maksimal dari segala hal, non teknis dan terutama teknis. Ketegangan dan beban di partai pertama pasti ada tapi semoga mereka bisa menanganinya. Salah satu caranya adalah dengan bermain percaya diri," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Peluang Emas Olimpiade Paris 2024 dari Cabor Lain

Selain bulu tangkis, harapan emas Indonesia ada di dua cabor lain. Torehan total 15 medali Olimpiade membuat angkat besi jadi tumpuan kedua.

Rahmat Erwin Abdullah yang merebut medali perunggu Tokyo 2020 gagal lolos karena kalah bersaing melawan Rizki Juniansyah. Sebagai pemegang rekor dunia angkatan clean and jerk serta total, Rizki diharapkan melanjutkan tren bagus saat bersaing melawan Shi Zhi Yong asal China di kelas 73kg putra.

Selain itu, Eko Yuli Irawan, coba menuntaskan penasaran dengan merebut emas di kelas 61kg putra setelah sebelumnya mempersembahkan medali dari empat Olimpiade yang diikuti.

"Memang ini Olimpiade pertama saya, sementara Mas Eko sudah beberapa kali Olimpiade dan sudah dapat medali juga. Selebihnya, saya sering sharing sama dia, berbagi pengalaman sama dia, diberi motivasi dan arahan sama dia," ucap Rizki.

"Mau bagaimana pun, dia senior saya dan kita memang satu cabor. Dia sering support dan dukung saya, karena memang di dua sisi itu ada saya dan Rahmat."

"Notabenenya waktu itu, Rahmat yang selalu juara, tetapi tidak disangka-sangka di Kejuaraan Dunia 2024 saya bisa melebihi dia. Mas Eko juga sangat tidak menyangka bisa saya yang lolos dan dia langsung menemui saya, memberi arahan," sambungnya.

Setelah itu ada panjat tebing. Desak Made Rita Kusuma Dewi dan terutama Veddriq Leonardo berusaha memperlihatkan kesigapan saat turun di nomor kecepatan.

Bagaimana cabor lain? Kejutan diharapkan dari tim beregu panahan putri yang menempati peringkat tujuh pada kualifikasi. Asa juga dimiliki Diananda Choirunisa usai menduduki posisi enam di penyisihan.

Selain itu, Rio Waida juga memiliki peluang pada nomor papan pendek putra cabor selancar.