Sukses

Indonesia Bawa Pulang 2 Medali Emas dan 1 Perunggu Olimpiade Paris 2024, Prestasi yang Perlu Evaluasi?

Pada hari ke-13 penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 setelah upacara pembukaan, Kamis (8/8/2024), Indonesia akhirnya memastikan medali emas melalui Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah.

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ke-13 penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 setelah upacara pembukaan, Kamis (8/8/2024), Indonesia akhirnya memastikan medali emas.

Veddriq Leonardo yang pertama kali memastikan Indonesia Raya berkumandang setelah mengalahkan para rival rangkaian lomba nomor speed cabang olahraga (cabor) panjat tebing di Le Bourget Sport Climbing Venue.

Usai menyisihkan Bassa Mawem (Prancis) dan Reza Alipour (Iran) dalam perjalanan mencapai final, Veddriq menumbangkan musuh bebuyutan Wu Peng (China) pada laga puncak.

Ini adalah kali pertama cabang di luar bulu tangkis mempersembahkan emas Olimpiade bagi Indonesia. Wakil badminton selama ini memang menjadi andalan Indonesia di Olimpiade. Pasangan emas Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra) pertama kali melakukannya di Barcelona 1992.

Rexy Mainaky/Ricky Subagja (ganda putra, Atlanta 1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (ganda putra, Atlanta 1996), Taufik Hidayat (tunggal putra, Athena 2004), dan Hendra Setiawan Markis Kido (ganda putra, Beijing 2008) melanjutkan tradisi Merah Putih.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran, Rio de Janeiro 2016) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri, Tokyo 2020) mengikuti jejak. Namun, atlet bulu tangkis Tanah Air gagal merebut emas di Olimpiade Paris 2024, mengulang kegagalan London 2012.

Dengan Sam Watson melengkapi podium speed putra panjat tebing, sukses Veddriq makin terasa istimewa karena Merah Putih berkibar di atas bendera China dan Amerika Serikat. Sam Watson dari AS memecahkan rekor dunia namun hanya meraih medali perunggu. Sedangkan peraih medali perak adalah Wu Peng dari China. Capaian medali emas Veddriq sangat membanggakan dan membuktikan Indonesia mampu mengalahkan dua negara adidaya yang bergantian menguasai status juara umum Olimpiade.

"Senang sekali, Alhamdulillah, terima kasih masyarakat Indonesia. Olahraga ini baru, tetapi diberi kepercayaan dan bisa dibuktikan dengan meraih emas. (Saya) bersyukur untuk pencapaian ini, dan saya pun bangga atas pencapaian ini," tutur Veddriq pada keterangan resmi NOC Indonesia.

"Medali emas ini berkah dan ini juga merupakan (hasil) kerja keras, usaha, dedikasi semua tim pelatih, atlet, teman keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan. Ini juga kado buat Indonesia di ulang tahun ke-79," tambah atlet panjat tebing kelahiran 11 Maret 1997 tersebut.

Lifter Rizki Juniansyah melanjutkan kebanggaan Indonesia pada rangkaian kompetisi 73kg angkat besi putra yang berlangsung hingga Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dia memecahkan rekor Olimpiade pada angkatan clean and jerk sebesar 199kg. Dengan angkatan total 354kg, atlet asal Banten itu mengungguli Weeraphon Wichuma (Thailand, 346kg) dan Bozhidar Andreev (Bulgaria, 344kg).

Torehan ini sekaligus membuktikan sepak terjang Rizki bukanlah kebetulan. Sebelumnya Indonesia mengandalkan peraih perunggu Tokyo 2020 Rahmat Erwin Abdullah di kelas ini. Namun, Rizki mengalahkan rekan senegaranya itu pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2024 untuk merebut tiket ke Paris.

Catatan emas Rizki pun melampaui para senior yang terlebih dahulu mempersembahkan medali Olimpiade bagi Indonesia, mencakup Lisa Rumbewas, Sri Indriyani, Winarni, Eko Yuli Irawan, Triyatno, Sri Wahyuni Agustiani, Windy Cantika Aisah, hingga Rahmat Erwin Abdullah.

Baru berusia 21 tahun, Rizki juga menjadi atlet termuda Indonesia yang meraih emas Olimpiade. "Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT bisa buat sejarah medali emas pertama untuk angkat besi di Olimpiade. Ini untuk angkat besi Indonesia," kata Rizki.

2 dari 4 halaman

Masa Depan Olahraga Indonesia di Olimpiade

Sukses Veddriq dan Rizki memberi beberapa catatan bagi olahraga Indonesia. Merah Putih kini tidak perlu lagi mengandalkan bulu tangkis untuk merebut emas Olimpiade.

Usia Veddriq bakal melewati kepala tiga di Olimpiade selanjutnya. Namun, Indonesia masih punya Rahmad Adi Mulyono dan Kiromal Katibin di speed putra panjat tebing. Keduanya baru berumur 23 tahun.

Di cabor yang sama, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah tentu juga ingin menebus kegagalan di speed putri.

Sementara Rizki bakal kembali diandalkan di Los Angeles 2028. Jika tidak, ada Rahmat Erwin Abdullah yang bertekad bangkit. Jangan lupakan Windy Cantika Aisah, peraih perunggu Tokyo 2020. Dia diharapkan sudah melewati masalah cedera yang merusak performanya belakangan ini.

Ditambah pembinaan yang sudah berjalan, nama-nama lama dan baru dari cabor lain turut diharapkan sehingga Merah Putih kembali berkibar di Olimpiade.

Di sisi lain, evaluasi wajib dilakukan bulu tangkis. Biasanya jadi tumpuan, atlet Indonesia kali ini tampil di bawah performa. Hanya karena capaian tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dengan torehan perunggu yang menyelamatkan wajah bulu tangkis. Jika tidak, rapor merah London 2012 ketika sama sekali gagal membawa pulang medali Olimpiade bakal terulang.

Torehan Gregoria pun diraih dengan catatan. Dia menempati podium terakhir menyusul cedera Carolina Marin asal Spanyol di semifinal. Jika Marin tidak mundur, siapa yang tahu hasil akhir nomor ini.

3 dari 4 halaman

PBSI Bakal Evaluasi

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Fadil Imran menyebut bakal mengevaluasi menyeluruh hasil yang didapat di Olimpiade Paris 2024.

"Tentu atas segala hal capaian ini semua merasa sedih dan terpukul. Saya pun merasa demikian. Kami akan melakukan evaluasi secara menyeluruh setelah pulang ke tanah air," kata Fadil, Senin (5/8/2024).

"Nanti saya siapkan forum, semua saya undang kita semua akan mendapatkan masukan dari media, pemerhati bulu tangkis, badminton lovers, tentang apa yang harus kita benahi ke depan dan PBSI akan bertanggung jawab atas hasil di Paris ini."

Meski hanya menyumbang medali perunggu, Fadil mengapresiasi tim bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024. "Saya mengapresiasi tidak hanya Gregoria, tapi semua. Saya mengucapkan terima kasih atas pengorbanan waktu tenaga dan pikirannya," katanya.

"Saya tidak melihat dari sisi kalah dan menang saja, tapi dari perspektif mereka telah berusaha. Itu yang harus saya apresiasi dan ucapkan terima kasih."

4 dari 4 halaman

Peringkat Indonesia di Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024

Olimpiade Paris 2024 merupakan kali pertama Indonesia mengantongi dua medali emas mengulang Barcelona 1992. Namun, bicara total, jumlah tiga medali menyamai rapor terendah yang dirasakan pada London 2012 dan Rio de Janeiro 2016. 

Hingga Jumat (9/8/2024) pukul 23.59 WIB, Merah Putih menempati urutan 30 di klasemen medali Olimpiade 2024. Peringkat Indonesia masih berpotensi turun karena kompetisi masih menyisakan dua hari.

Indonesia juga sebenarnya berkesempatan memperbaiki posisi masih memiliki satu atlet yang belum berkompetisi. Lifter Nurul Akmal baru mengikuti angkat besi putri +81kg pada hari terakhir Olimpiade 2024, Minggu (11/8/2024).

Semua mungkin terjadi di olahraga. Meski begitu, peluang Nurul Akmal di atas kertas terbilang kecil. Pesaingnya pada ajang nanti adalah pemegang rekor dunia dan peraih emas Tokyo 2020 asal China Li Wenwen. Ada juga Emily Campbell (Inggris Raya) yang membawa pulang perak di Olimpiade sebelumnya.

Nurul Akmal juga perlu mewaspadai ancaman pesaing lain, mencakup Park Hye-jeong (Korea Selatan), Halima Abbas (Mesir), hingga Mary Theisen-Lappen (Amerika Serikat, 280kg).