Liputan6.com, Jakarta- Sirkuit Mandalika terus berupaya menggelar berbagai ajang balapan bergengsi. Setelah sukses dengan MotoGP dalam tiga tahun terakhir, Sirkuit Mandalika sedang mempersiapkan homologasi dari Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) untuk menggelar balapan roda empat.
Pada tahun 2023, telah dilakukan dua kali inspeksi oleh FIA yang juga dihadiri oleh wakil dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Dari inspeksi tersebut, FIA melalui IMI, memberikan beberapa catatan resmi perihal perubahan yang harus dilakukan oleh MGPA selaku pengelola sirkuit untuk dapat mengadakan ajang balap roda-4 dibawah FIA.
Beberapa perubahan yang diminta antara lain penambahan tire barrier di beberapa tikungan, Pemasangan brake marker menjelang beberapa tikungan, perubahan penempatan CCTV Camera untuk memantau kendaraan di dalam sirkuit, hingga perubahan tempat pos marshal di beberapa titik.
Advertisement
Berbagai hal diatas sudah selesai dikerjakan oleh MGPA selaku pengelola Sirkuit Mandalika, dan salah satu hal paling penting yang diminta oleh FIA adalah penerapan batasan-batasan Track Limit di beberapa entry apex corner dan juga di exit corner.
"Track Limit adalah batasan yang ditetapkan oleh FIA setelah memeriksa lintasan sirkuit, untuk memastikan bahwa pada saat balap, para pembalap dengan kendaraannya tetap berada di dalam jalur lintasan yang telah ditentukan. Dalam konteks balap roda-4 di bawah regulasi FIA, track limit biasanya ditandai dengan garis putih di tepi lintasan. Pembalap dianggap melanggar track-limit jika tidak ada bagian dari mobil (roda) yang tetap berada di dalam garis putih tersebut," kata Priandhi Satria selaku Direktur Utama MGPA.
Track Limit Sirkuit Mandalika
Tujuan dari penerapan track limit adalah untuk mencegah pembalap mendapatkan keuntungan dengan keluar dari lintasan yang ditentukan, yang biasanya bisa memberikan keuntungan tidak adil dalam hal kecepatan masuk dan keluar tikungan dan tentunya akan mendapatkan catatan waktu lebih baik atau bahkan mendapatkan posisi yang lebih baik. Pelanggaran terhadap track limit dapat mengakibatkan penalti, seperti peringatan, penalti waktu, atau bahkan diskualifikasi dalam kasus yang ekstrim.
Dengan menerapkan batasan track-limit, termasuk di entry apex corner dan exit corner, Pertamina Mandalika International Circuit diharapkan dapat memenuhi standar keselamatan dan fair play yang ditetapkan oleh FIA, sehingga dapat mengadakan ajang balap roda-4 yang kompetitif dan aman.
Dalam balap roda-4 di bawah regulasi FIA, penggunaan speed bump (seperti polisi tidur) sebagai track limit adalah salah satu cara untuk memastikan pembalap tetap berada di dalam batas lintasan yang ditentukan.
Advertisement
Target Homologasi FIA
Dengan menerapkan track limit, Pertamina Mandalika International Circuit dapat memastikan bahwa balapan yang diadakan akan memenuhi standar keselamatan dan fair play yang ditetapkan oleh FIA, sehingga dapat mengadakan ajang balap roda-4 yang kompetitif dan aman.
"Pada saat ini MGPA sedang melakukan diskusi intensif dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) selaku perwakilan FIA di Indonesia dan juga berdiskusi langsung dengan FIA dan beberapa konsultan teknis yang sudah biasa bekerjasama dengan FIA dalam hal penerapan speed bump untuk track limit. Kami berharap proposal solusi yang kami ajukan ke FIA melalui IMI akan mendapatkan persetujuan di pertengahan bulan Januari 2025 nanti, sehingga kami dapat melakukan implementasi penerapan speed bump untuk track limit pada bulan Februari 2025 dan mendapatkan FIA Homologasi pada bulan April 2025 nanti," papar Priandhi.
"Sebagai pengelola Pertamina Mandalika International Circuit, kami mengharuskan speed bump sebagai track limit ini adalah dengan tipe removeable (dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah), karena sirkuit ini juga dipakai untuk berbagai ajang balap roda-2 dibawah regulasi FIM. Jadi ini butuh diskusi panjang untuk mendapatkan solusi win-win bagi FIA dan FIM. Speed bump track limit ini harus merupakan tipe yang removable dalam artian dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah, sehingga setelah event roda-4 dapat dilepaskan dalam hitungan jam, sehingga tidak membahayakan berbagai kegiatan harian track-day dan event balap roda-2", tutup Priandhi Satria.