Liputan6.com, Jakarta - Dalam drama Derby di Etihad Stadium, Senin (16/12/2024) dini hari WIB, Bruno Fernandes membuktikan dirinya sebagai penyelamat Manchester United dengan mencetak gol penting dari titik putih yang mengubah jalannya pertandingan.
Kapten asal Portugal ini tidak hanya mencetak gol penyeimbang melawan Manchester City, tetapi juga mencatatkan sejarah dengan melampaui rekor legenda klub Wayne Rooney dalam hal tendangan penalti. Dengan gol ke-21 dari titik 12 pas di Liga Premier, Fernandes mengukuhkan diri sebagai eksekutor penalti tersukses dalam sejarah Manchester United.
Baca Juga
Statistik mengesankan miliknya berbicara lewat rasio sukses mengonversi 56 dari total 62 penalti yang diambil sepanjang kariernya. Di Liga Premier, ia mencatatkan 21 gol dari 25 kesempatan, yang membuktikan ketangguhan mentalnya.
Advertisement
Pada laga melawan Man City, momen krusial terjadi pada menit ke-86 saat Amad Diallo dijatuhkan Matheus Nunes di kotak penalti. Dengan percaya diri, Fernandes mengeksekusi tendangan penalti yang membawa timnya kembali ke pertandingan.
Diallo kemudian menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan pada menit ke-90. Ruben Amorim pun membukukan empat kemenangan dalam tujuh pertandingan awal sebagai nakhoda MU.
Sang Maestro yang Tak Tergantikan di Old Trafford
Dalam metamorfosis terbaru Manchester United di bawah komando Ruben Amorim, Bruno Fernandes bersinar cemerlang. Gelandang berusia 30 tahun ini bukan sekedar pemain biasa, melainkan jiwa dan nadi permainan Manchester United.
Kepercayaan Amorim pada Fernandes nyaris absolut. Dalam tujuh pertandingan yang dilakoniya, sang pelatih tak pernah ragu menempatkan gelandang asal Portugal tersebut di lini tengah, membuktikan betapa pentingnya sosok yang satu ini.
Kreativitas Fernandes seolah terbuat dari sihir sepak bola. Dengan sistem taktik 3-4-3 Amorim, ia tampil sebagai pemain kunci yang mampu mengubah dinamika permainan dalam sekejap. Statistiknya mengesankan, dengan berhasil menorehkan sembilan gol dan assist yang merupakan tertinggi di klub, sebuah kontribusi luar biasa dari sang gelandang.
Namun, pesona Fernandes tidak sekedar soal angka. Di luar catatan gemilang tersebut, ia adalah sosok kerja keras sejati. Tanpa bola pun, ia terus bergerak membuat lawan kesulitan untuk mengantisipasi pergerakannya. Sebuah dedikasi yang jarang ditemui pada pemain modern.
Meski tidak selalu sempurna, dedikasi Fernandes untuk United tidak diragukan. Setiap menit di lapangan, ia berikan dengan performa terbaiknya dengan memberikan komitmen yang membuat para penggemar mengaguminya.
Advertisement
Antara Harapan dan Tantangan di Manchester United
Dalam bayang-bayang kejayaan masa lalu, Manchester United kini berdiri di persimpangan sejarah. Bruno Fernandes, yang merupakan rekrutan terbaik pasca era Sir Alex Ferguson, tengah menghadapi tantangan besar untuk memimpin klub kembali ke puncak bersama Amorim.
Meskipun dianggap sebagai berlian terkilau di Old Trafford, bayangan usia mulai menyelimuti sang gelandang berusia 30 tahun. Pertanyaan krusial menggelayut, sanggupkah Fernandes mempertahankan pengaruh magisnya di tengah degup nadi sepak bola modern yang kian cepat berubah?
Posisi United saat ini tercecer di peringkat 13 Liga Premier dengan baru mengumpulkan 22 poin, sebuah catatan yang jauh dari standar klub raksasa Inggris. Namun, dengan hanya menyisakan jarak enam poin dari zona Liga Champions, secercah harapan muncul dengan memberikan kesempatan untuk dapat mengejarnya melalui kerja keras.
Amorim dihadapkan pada misi yang spektakuler, dengan membangun kembali kebesaran United dari reruntuhan. Fernandes akan menjadi pilar utama dalam rancangan bangun ulang tersebut. Sang gelandang Portugal itu merupakan garda terdepan yang akan menentukan apakah mimpi klub dapat kembali terwujud.