Liputan6.com, Jakarta - Spekulasi mulai berkembang setelah Fabio Vieira tidak masuk dalam skuad FCÂ Porto saat menghadapi Boavista akhir pekan lalu. Namun, pelatih Vitor Bruno membantah rumor yang mengaitkan ketidakhadiran pemainnya dengan rencana kembali ke Arsenal.
Perjalanan Vieira di Emirates Stadium belum berjalan mulus sejak bergabung dari FC Porto pada musim panas 2022. Musim lalu dia hanya lima kali tampil sebagai starter dari 16 penampilan di seluruh kompetisi.
Dengan stok berlimpah di sektor serang, The Gunners pun meminjamkannya kembali ke FC Porto dengan harapan Vieira menunjukkan kemampuannya musim panas lalu.
Advertisement
Waktu berjalan, Arsenal baru saja kehilangan Bukayo Saka akibat cedera hamstring. Hal ini memicu spekulasi niat klub memanggil kembali Vieira demi mengisi kekosongan di skuad. Rumor semakin kencang dengan absennya Vieira dari skuad terbaru FC Porto.Â
Namun, hilangnya Vieira dari daftar pemain ternyata bukan karena itu. Media Portugal A Bola melaporkan Vieira diparkir akibat isu disiplin.
"Sebagai pelatih, saya harus mengambil keputusan berdasarkan performa dan sikap pemain dalam keseharian. Meskipun Fabio sangat bertalenta, bakat saja tidak cukup tanpa disertai sikap profesional yang sesuai," kata Vitor Bruno.
"Ini murni keputusan teknis. Fabio memahami hal ini dan kami masih mengandalkannya. Ia akan bergabung kembali pekandepan," tegas Bruno.
Arsenal Bidik Nama Lain
Â
Di tengah cedera Bukayo Saka yang membuat Arsenal mencari solusi, tampaknya Mikel Arteta memilih alternatif berbeda. The Gunners, yang baru meraih kemenangan tipis 1-0 atas Ipswich Town, dikabarkan tertarik pada Randal Kolo Muani dari PSG sebagai solusi jangka pendek.
Kolo Muani bukan pengganti langsung Saka untuk posisi sayap. Namun, catatan statistiknya di Ligue 1 sangat menjanjikan. Striker berusia 26 tahun ini memiliki rata-rata gol dan assist per 90 menit yang lebih tinggi dibandingkan trio milik Arsenal saat ini yakni Gabriel Martinelli, Kai Havertz, dan Gabriel Jesus.
Advertisement
Evolusi Taktik Arsenal Tanpa Saka
Di sisi lain, terkaparnya Saka menjadi momentum bagi The Gunners untuk melakukan evolusi taktis. Perubahan ke gaya permainan menjadi lebih direct akan memaksimalkan kekuatan skuad yang ada.
Martinelli, sebagai contoh, selalu tampil mengancam saat mendapat ruang untuk menyerang di balik pertahanan lawan. Ditambah kreativitas Martin Odegaard di lini tengah, Arsenal memiliki modal besar untuk mengembangkan serangan transisi yang lebih mematikan.