Sebanyak 1.200 pecatur dari 33 provinsi siap berlaga dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) catur yang digelar PB Percasi di Asrama Haji Jakarta. Kejuaraan yang akan digelar dari 29 Juni hingga 7 Juli ini, akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 202.500.000. Hadiah yang cukup menggiurkan untuk sebuah turnamen catur.
"Kejurnas adalah tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam pembinaan catur mulai dari daerah sampai nasional," kata Ketua Umum PB Percasi, Hashim Djojohadikusumo di Jakarta, Kamis (27/6/13). "Sebaik apa pun pembinaan dan pelatihan dilakukan, tanpa sebuah ajang ujicoba dan pengujian, maka akan sia-sia."
Sementara itu menurut Wakil Ketua PB Percasi, GM Utut Adianto, para peserta Kejurnas bukanlah pecatur sembarangan. "Mereka merupakan utusan dari daerahnya masing-masing dari seluruh Indonesia," katanya. "Mereka sudah melewati kualifikasi di daerah untuk bisa tampil di Kejurnas. "
Setiap kelompok umur di daerah mengutus 10 atlet untuk mengejar prestasi di level nasional. "Masalahnya memang sama dengan di semua cabang olahraga lainnya, sulit meratakan pelatih berkualitas ke berbagai pelosok daerah," katanya.
PB Percasi sendiri dikatakannya berupaya mengubah sitem agar bisa menempatkan pelatih berkualitas di semua daerah. "Problemnya, pelatih lebih suka tinggal di kota besar kendati uangnya lebih kecil," katanya lagi.
"Kejurnas adalah tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam pembinaan catur mulai dari daerah sampai nasional," kata Ketua Umum PB Percasi, Hashim Djojohadikusumo di Jakarta, Kamis (27/6/13). "Sebaik apa pun pembinaan dan pelatihan dilakukan, tanpa sebuah ajang ujicoba dan pengujian, maka akan sia-sia."
Sementara itu menurut Wakil Ketua PB Percasi, GM Utut Adianto, para peserta Kejurnas bukanlah pecatur sembarangan. "Mereka merupakan utusan dari daerahnya masing-masing dari seluruh Indonesia," katanya. "Mereka sudah melewati kualifikasi di daerah untuk bisa tampil di Kejurnas. "
Setiap kelompok umur di daerah mengutus 10 atlet untuk mengejar prestasi di level nasional. "Masalahnya memang sama dengan di semua cabang olahraga lainnya, sulit meratakan pelatih berkualitas ke berbagai pelosok daerah," katanya.
PB Percasi sendiri dikatakannya berupaya mengubah sitem agar bisa menempatkan pelatih berkualitas di semua daerah. "Problemnya, pelatih lebih suka tinggal di kota besar kendati uangnya lebih kecil," katanya lagi.