Lionel Messi dan Neymar Jr berpotensi menjadi duet maut Barca musim depan. Ini sudah hilang di Barcelona selama beberapa musim ini. Sejak 2008, praktis hanya Messi saja yang paling banyak membobol gawang lawan. Selebihnya berasal dari striker `palsu`.
Duet Messi-Neymar akan menghiasi permainan indah sepak bola Spanyol musim depan. Keduanya berpotensi untuk membuat sejarah kembali di Barcelona, layaknya duet-duet maut yang pernah muncul di `Blaugrana`.
Ya, Barcelona memang terkenal dengan duet-duet tajam sepanjang sejarah mereka. Ada beberapa duet maut yang cukup menonjol di sepanjang sejarah klub asal Katalunya ini. Berikut detailnya:
Cesar Rodriguez (1942-1955)-Ladislao Kubala (1951-1961)
Duet maut pertama Barcelona dibangun oleh Cesar Rodriguez dan Ladislao Kubala. Dua pemain ini menjadi momok bagi musuh Barcelona di Stadion Les Corts (stadion pertama Barcelona sebelum memiliki Camp Nou). Kubala merevolusi Barca di era 1950-an lewat skillnya, sedangkan Cesar memainkan peran sebagai bomber dengan sempurna. Keduanya mencetak 571 gol untuk Barcelona (Cesar 291 gol dan Kubala 280 gol).
Johan Cruyff (1973-1978)-Hugo Sotil (1973-1976)
Legenda duet Barca berikutnya yaitu Johan Cruyff dan Hugo Sotil. Dua pemain ini sama-sama gabung Barca pada Juni 1973. Pergerakan magis Cruyff, bintang belanda digabung pergerakan lincah Sotil membuat Barca memenangkan gelar La Liga musim itu. Dua pemain terus tampil atraktif dua musim berikutnya sampai 1976, sebelum Sotil pulang ke Peru.
Allan Simonsen (1979-1982)-Quini (1980-1984)
Tiga tahun kemudian, pada 1979, pemain asal Denmark, Allan Simonsen bergabung ke Barca. Dia lalu diduetkan dengan Quini. Keduanya bermain bersama selama dua musim dan berhasil memenangkan Piala Raja dan Piala Winners. Simonsen dan Quini sama-sama mencetak gol ketika Barca mengalahkan Standard Liege di final Piala Winners.
Hristo Stoickov (1990-1995 dan 1996-1998)- Romario (1993-1995)
Inilah duet paling maut di Barcelona era 1990-an. Kombinasi Stoickov dan Romario menjadi duet impian yang sangat ganas di depan gawang lawan. Ditambah kreatifitas Michael Laudrup di tengah, Romario-Stoickov menjadi duet yang penuh kekuatan, akurasi dan imajinasi. Duet ini membawa Barca raih gelar keempat beruntun dan final Liga Champions pertama. Keduanya juga memukau di Piala Dunia 1994.
Patrick Kluivert (1998-2004)-Rivaldo (1997-2002)
Ini duet striker generasi emas Barca di awal abad ke-21. Kombinasi antara kaki kanan Kluivert dan kaki kiri Rivaldo membuatnya ditakuti oleh lawan-lawan Barca. Keduanya memberi gelar La Liga pada musim 1998-1999 dan Rivaldo berhasil meraih ballon d'or di musim itu.
Ronaldinho (2003-2008)-Samuel Eto'o (2004-2009)
Ini duet maut terakhir yang dimiliki Barcelona. Mereka berhasil membantu Barcelona meraih gelar La Liga back to back pada musim 2005 dan 2006. Mereka juga membawa Barca meraih gelar Liga Champions kedua. Keduanya mengemas total 263 gol untuk Barca. Ronaldinho terkenal berkat skill bolanya, sedangkan Eto'o punya kecepatan. (FCB.com)
Duet Messi-Neymar akan menghiasi permainan indah sepak bola Spanyol musim depan. Keduanya berpotensi untuk membuat sejarah kembali di Barcelona, layaknya duet-duet maut yang pernah muncul di `Blaugrana`.
Ya, Barcelona memang terkenal dengan duet-duet tajam sepanjang sejarah mereka. Ada beberapa duet maut yang cukup menonjol di sepanjang sejarah klub asal Katalunya ini. Berikut detailnya:
Cesar Rodriguez (1942-1955)-Ladislao Kubala (1951-1961)
Duet maut pertama Barcelona dibangun oleh Cesar Rodriguez dan Ladislao Kubala. Dua pemain ini menjadi momok bagi musuh Barcelona di Stadion Les Corts (stadion pertama Barcelona sebelum memiliki Camp Nou). Kubala merevolusi Barca di era 1950-an lewat skillnya, sedangkan Cesar memainkan peran sebagai bomber dengan sempurna. Keduanya mencetak 571 gol untuk Barcelona (Cesar 291 gol dan Kubala 280 gol).
Johan Cruyff (1973-1978)-Hugo Sotil (1973-1976)
Legenda duet Barca berikutnya yaitu Johan Cruyff dan Hugo Sotil. Dua pemain ini sama-sama gabung Barca pada Juni 1973. Pergerakan magis Cruyff, bintang belanda digabung pergerakan lincah Sotil membuat Barca memenangkan gelar La Liga musim itu. Dua pemain terus tampil atraktif dua musim berikutnya sampai 1976, sebelum Sotil pulang ke Peru.
Allan Simonsen (1979-1982)-Quini (1980-1984)
Tiga tahun kemudian, pada 1979, pemain asal Denmark, Allan Simonsen bergabung ke Barca. Dia lalu diduetkan dengan Quini. Keduanya bermain bersama selama dua musim dan berhasil memenangkan Piala Raja dan Piala Winners. Simonsen dan Quini sama-sama mencetak gol ketika Barca mengalahkan Standard Liege di final Piala Winners.
Hristo Stoickov (1990-1995 dan 1996-1998)- Romario (1993-1995)
Inilah duet paling maut di Barcelona era 1990-an. Kombinasi Stoickov dan Romario menjadi duet impian yang sangat ganas di depan gawang lawan. Ditambah kreatifitas Michael Laudrup di tengah, Romario-Stoickov menjadi duet yang penuh kekuatan, akurasi dan imajinasi. Duet ini membawa Barca raih gelar keempat beruntun dan final Liga Champions pertama. Keduanya juga memukau di Piala Dunia 1994.
Patrick Kluivert (1998-2004)-Rivaldo (1997-2002)
Ini duet striker generasi emas Barca di awal abad ke-21. Kombinasi antara kaki kanan Kluivert dan kaki kiri Rivaldo membuatnya ditakuti oleh lawan-lawan Barca. Keduanya memberi gelar La Liga pada musim 1998-1999 dan Rivaldo berhasil meraih ballon d'or di musim itu.
Ronaldinho (2003-2008)-Samuel Eto'o (2004-2009)
Ini duet maut terakhir yang dimiliki Barcelona. Mereka berhasil membantu Barcelona meraih gelar La Liga back to back pada musim 2005 dan 2006. Mereka juga membawa Barca meraih gelar Liga Champions kedua. Keduanya mengemas total 263 gol untuk Barca. Ronaldinho terkenal berkat skill bolanya, sedangkan Eto'o punya kecepatan. (FCB.com)