Diadakannya pemilihan Gubernur Jawa Timur, Kamis (29/8/13) mendatang ternyata sudah mengganggu bergulirnya kompetisi sepak bola di daerah ini. Kepolisian Daerah Jawa Timur melarang aktivitas sepakbola yang dilakukan di wilayahnya pada hari itu.
Keadaan ini membuat laga Arema melawan Barito Putra, Rabu (21/8/13) dan Persiba Balikpapan, Minggu (25/8/13) tidak mendapatkan izin keamanan dari pihak kepolisian.
Seperti yang dikutip dari laman resmi Arema Indonesia pada Kamis (15/8/13), melalui Badan Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono mengatakan, jika permohonan izin Arema untuk menggelar pertandingan sudah ditolak.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Kapolda Jatim, Irjenpol Unggung Cahyono. Dimana pihak kepolisian meminta seluruh laga sepak bola yang dimainkan di Jatim selama masa kampanye, sampai pencoblosan Pilgub untuk diundur. Hal tersebut dilakukan agar konsentrasi pihak kepolisian tidak terpecah.
Tidak hanya di Malang, kebijakan ini juga berlaku di seluruh Jatim, seperti halnya kegiatan sepakbola yang terjadi di Surabaya yang akan diagendakan pada 21 dan 29 Agustus.
"Kami sudah berkordinasi dengan Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya. Tidak hanya di Surabaya, seluruh kegiatan sepakbola di Jatim termasuk di Malang juga diundur," ujar Awi Setiyono.
Keputusan Polda Jatim melarang seluruh pertandingan sepak bola di Jatim didasarkan pada banyaknya anggota kepolisian yang fokus mengamankan Pilgub. Ambil contoh di Kabupaten Malang, dalam operasi yang bersandi Mantap Praja 2013 tersebut, Polres Malang menurunkan 932 personel.
Rinciannya, 816 berasal dari unsur Polres Malang dan 116 personel lagi berasal dari kekuatan Satbrimob Polda Jatim yang bermarkas di Ampeldento, Pakis. Artinya lagi, dengan jumlah personel mencapai 1.200 orang, sudah 2/3 kekuatan Polres Malang yang ditugaskan bergabung dalam Operasi Mantap Praja 2013 tersebut. (*)
Keadaan ini membuat laga Arema melawan Barito Putra, Rabu (21/8/13) dan Persiba Balikpapan, Minggu (25/8/13) tidak mendapatkan izin keamanan dari pihak kepolisian.
Seperti yang dikutip dari laman resmi Arema Indonesia pada Kamis (15/8/13), melalui Badan Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono mengatakan, jika permohonan izin Arema untuk menggelar pertandingan sudah ditolak.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Kapolda Jatim, Irjenpol Unggung Cahyono. Dimana pihak kepolisian meminta seluruh laga sepak bola yang dimainkan di Jatim selama masa kampanye, sampai pencoblosan Pilgub untuk diundur. Hal tersebut dilakukan agar konsentrasi pihak kepolisian tidak terpecah.
Tidak hanya di Malang, kebijakan ini juga berlaku di seluruh Jatim, seperti halnya kegiatan sepakbola yang terjadi di Surabaya yang akan diagendakan pada 21 dan 29 Agustus.
"Kami sudah berkordinasi dengan Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya. Tidak hanya di Surabaya, seluruh kegiatan sepakbola di Jatim termasuk di Malang juga diundur," ujar Awi Setiyono.
Keputusan Polda Jatim melarang seluruh pertandingan sepak bola di Jatim didasarkan pada banyaknya anggota kepolisian yang fokus mengamankan Pilgub. Ambil contoh di Kabupaten Malang, dalam operasi yang bersandi Mantap Praja 2013 tersebut, Polres Malang menurunkan 932 personel.
Rinciannya, 816 berasal dari unsur Polres Malang dan 116 personel lagi berasal dari kekuatan Satbrimob Polda Jatim yang bermarkas di Ampeldento, Pakis. Artinya lagi, dengan jumlah personel mencapai 1.200 orang, sudah 2/3 kekuatan Polres Malang yang ditugaskan bergabung dalam Operasi Mantap Praja 2013 tersebut. (*)