Tantangan besar menanti pereli internasional Subhan Aksa pada seri ke-9 FIA 2013 WRC (World Rally Championship) di Jerman, 22-25 Agustus. Bertarung di kelas WRC-2, ia tak hanya menghadapi sejumlah pereli Eropa ternama tapi juga menghadapi perubahan penting dalam dirinya sendiri. Ia harus mampu mengubah gaya mengemudinya (driving style) sebagai konsekuensi menggunakan mobil baru Ford Fiesta R5.
"Speed mobil beda banget dengan pacuansebelumnya, cara nyetirnya juga harus berubah. Itu tantangan terbesar, sekaligus jadi pembelajaran penting buat saya. Soal lintasan tak terlalu masalah meski seluruhnya berlangsung di jalur aspal. Pengalaman tahun lalu sangat membantu," ujar Ubang, panggilannya.
Perubahan gaya Ubang di balik kemudi juga ikut dipengaruhi oleh pacenote baru yang ia susun bersama navigator Nicola Arena (Italia). Pacenote (catatan pemandu) tahun lalu bersama navigator Jeff Judd (Selandia Baru) sebagian besar berubah lantaran tuntutan dari spek mobil yang berbeda. Ubang berharap pacenote kali ini bisa lebih bagus untuk mengeliminir kesalahan-kesalahan kecil yang berpotensi membuang waktu seperti tahun lalu. Hal itu dikatakannya seusai mengikuti sesi recce (survey lintasan) sepanjang Senin (19/8) sampai Rabu (21/8).
Hari pertama survey dilewati Ubang dengan adaptasi lanjutan pada lintasan SS yang akan digunakan setelah sepekan sebelumnya melakukakan tes dan pengenalan berbagai peranti teknologi yang diusung R5. Sayangnya, itu dilewati kurang maksimal karena banyak lintasan aspal yang kotor oleh lumpur akibat hujan sebelumnya. Hari kedua dan terakhir lebih mulus dan pereli andalan Bosowa Fastron Rally Team itu mulai mendapatkan feeling dan kenyamanan mengarungi lintasan lintasan SS yang seratus persen aspal.
"Saya juga mempelajari rekaman-rekaman video Rally Jerman agar persiapan lebih efektif, khususnya pada jalur-jalur yang tahun lalu menyulitkan. Pasti sangat berat mencapai prestasi sebagus tahun lalu karena rivalitas di WRC-2 jauh lebih ketat dibandingkan PWRC. Tapi, dengan persiapan yang maksimal, mudah-mudahan kami bisa pulang bawa poin," tegas pereli asal Makassar ini.
Dengan demikian, Ubang wajib finis di posisi 10 besar jika ingin mendapatkan poin. Untuk tahun ini, Reli Jerman akan dimulai dari kota Koeln. SS (Special Stage)1 digelar di Blankenheim, selanjutnya SS2 di Sauteral yang berlangsung malam hari. Setelah itu kegiatan reli kembali ke basis tradisionalnya di daerah perkebunan anggur Mosel, Trier.
"Menyusuri rute bebukitan di tengah kebun anggur itu sungguh menakjubkan, namun sekaligus tantangan yang besar. Jalannya sempit namun berkecepatan tinggi. Perlu konsentrasi 100% karena kesalahan kecil saja bisa bikin nyungsep di kebun,” papar Ubang yang di Jerman ini mengikuti putaran ketiga dari 6 putaran lomba WRC2 2013.
Sebelumnya, Ubang sudah mengikuti reli Portugal dan Yunani dengan spek mobil RRC (Regional Rally Car) dan gagal membuahkan poin.Padahal tahun lalu, ia mampu mencapai podium di Yunani. Dengan R5, Ubang diharapkan bisa memetik poin pertama.
"Speed mobil beda banget dengan pacuansebelumnya, cara nyetirnya juga harus berubah. Itu tantangan terbesar, sekaligus jadi pembelajaran penting buat saya. Soal lintasan tak terlalu masalah meski seluruhnya berlangsung di jalur aspal. Pengalaman tahun lalu sangat membantu," ujar Ubang, panggilannya.
Perubahan gaya Ubang di balik kemudi juga ikut dipengaruhi oleh pacenote baru yang ia susun bersama navigator Nicola Arena (Italia). Pacenote (catatan pemandu) tahun lalu bersama navigator Jeff Judd (Selandia Baru) sebagian besar berubah lantaran tuntutan dari spek mobil yang berbeda. Ubang berharap pacenote kali ini bisa lebih bagus untuk mengeliminir kesalahan-kesalahan kecil yang berpotensi membuang waktu seperti tahun lalu. Hal itu dikatakannya seusai mengikuti sesi recce (survey lintasan) sepanjang Senin (19/8) sampai Rabu (21/8).
Hari pertama survey dilewati Ubang dengan adaptasi lanjutan pada lintasan SS yang akan digunakan setelah sepekan sebelumnya melakukakan tes dan pengenalan berbagai peranti teknologi yang diusung R5. Sayangnya, itu dilewati kurang maksimal karena banyak lintasan aspal yang kotor oleh lumpur akibat hujan sebelumnya. Hari kedua dan terakhir lebih mulus dan pereli andalan Bosowa Fastron Rally Team itu mulai mendapatkan feeling dan kenyamanan mengarungi lintasan lintasan SS yang seratus persen aspal.
"Saya juga mempelajari rekaman-rekaman video Rally Jerman agar persiapan lebih efektif, khususnya pada jalur-jalur yang tahun lalu menyulitkan. Pasti sangat berat mencapai prestasi sebagus tahun lalu karena rivalitas di WRC-2 jauh lebih ketat dibandingkan PWRC. Tapi, dengan persiapan yang maksimal, mudah-mudahan kami bisa pulang bawa poin," tegas pereli asal Makassar ini.
Dengan demikian, Ubang wajib finis di posisi 10 besar jika ingin mendapatkan poin. Untuk tahun ini, Reli Jerman akan dimulai dari kota Koeln. SS (Special Stage)1 digelar di Blankenheim, selanjutnya SS2 di Sauteral yang berlangsung malam hari. Setelah itu kegiatan reli kembali ke basis tradisionalnya di daerah perkebunan anggur Mosel, Trier.
"Menyusuri rute bebukitan di tengah kebun anggur itu sungguh menakjubkan, namun sekaligus tantangan yang besar. Jalannya sempit namun berkecepatan tinggi. Perlu konsentrasi 100% karena kesalahan kecil saja bisa bikin nyungsep di kebun,” papar Ubang yang di Jerman ini mengikuti putaran ketiga dari 6 putaran lomba WRC2 2013.
Sebelumnya, Ubang sudah mengikuti reli Portugal dan Yunani dengan spek mobil RRC (Regional Rally Car) dan gagal membuahkan poin.Padahal tahun lalu, ia mampu mencapai podium di Yunani. Dengan R5, Ubang diharapkan bisa memetik poin pertama.