Panitia pelaksana tingkat daerah mengakui gaung pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III di Sumatera Selatan sangat minim. Padahal, perhelatan olahraga di Palembang akan digelar pada 22 September 2013.
"Harus diakui memang sosialisasi sangat kurang meskipun Islamic Solidarity Games (ISG) akan digelar kurang dari satu bulan lagi, bahkan pertandingan basket sendiri akan dimulai pada 14 September," kata Ketua Pelaksana Islamic Solidarity Games (InaISGOC) Sumsel, Muddai Madang, Sabtu (31/8/2013).
Madang mengakui, minimnya sosialisasi itu lantaran penetapan Provinsi Sumsel sebagai tuan rumah menggantikan Riau baru diputuskan pada 2 Juli 2013, dalam rapat koordinasi beberapa menteri. Sementara, Keputusan Presiden terkait dengan peran sebagai penyelenggara itu dikeluarkan pada 29 Juli 2013.
"Jadi sangat mendadak sehingga sosialisasi yang dilakukan masih sangat minim, apalagi berdasarkan pembagian tanggung jawab menjadi kewenangan panitia pusat atau mata anggarannya tidak di daerah," ujarnya.
Madang menambahkan, ketersediaan dana juga menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, hingga kini panitia belum mendapatkan payung hukum berupa Keppres untuk pengadaan barang dengan cara penunjukan langsung.
"Uang satu rupiah pun hingga kini belum turun dari pos APBN, sementara kebutuhan dana semakin hari bertambah besar. Namun, panitia terus bekerja meskipun belum ada dananya, dengan kata lain ada pihak yang secara pribadi mau menalangi dahulu," ujarnya.
Terkait dengan miinimnya masalah sosialisasi, Madang mengharapkan peran aktif dari media massa untuk menyampaikan informasi mengenai perhelatan ISG itu ke masyarakat. "Harapan tentunya dengan para insan media karena dipandang cukup efektif, mengingat aksesnya sangat luas di masyarakat," pungkasnya.(Ant)
"Harus diakui memang sosialisasi sangat kurang meskipun Islamic Solidarity Games (ISG) akan digelar kurang dari satu bulan lagi, bahkan pertandingan basket sendiri akan dimulai pada 14 September," kata Ketua Pelaksana Islamic Solidarity Games (InaISGOC) Sumsel, Muddai Madang, Sabtu (31/8/2013).
Madang mengakui, minimnya sosialisasi itu lantaran penetapan Provinsi Sumsel sebagai tuan rumah menggantikan Riau baru diputuskan pada 2 Juli 2013, dalam rapat koordinasi beberapa menteri. Sementara, Keputusan Presiden terkait dengan peran sebagai penyelenggara itu dikeluarkan pada 29 Juli 2013.
"Jadi sangat mendadak sehingga sosialisasi yang dilakukan masih sangat minim, apalagi berdasarkan pembagian tanggung jawab menjadi kewenangan panitia pusat atau mata anggarannya tidak di daerah," ujarnya.
Madang menambahkan, ketersediaan dana juga menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, hingga kini panitia belum mendapatkan payung hukum berupa Keppres untuk pengadaan barang dengan cara penunjukan langsung.
"Uang satu rupiah pun hingga kini belum turun dari pos APBN, sementara kebutuhan dana semakin hari bertambah besar. Namun, panitia terus bekerja meskipun belum ada dananya, dengan kata lain ada pihak yang secara pribadi mau menalangi dahulu," ujarnya.
Terkait dengan miinimnya masalah sosialisasi, Madang mengharapkan peran aktif dari media massa untuk menyampaikan informasi mengenai perhelatan ISG itu ke masyarakat. "Harapan tentunya dengan para insan media karena dipandang cukup efektif, mengingat aksesnya sangat luas di masyarakat," pungkasnya.(Ant)