Sukses

Tak Ada Korban Tewas dan Diperkosa Saat Rusuh Bola di Solo

Setidaknya ada tujuh orang yang terluka akibat bentrokan tersebut. Kebanyakan korban mengalami luka ringan.

Kerusuhan kembali mewarnai sepakbola Indonesia. Laga Divisi Utama LPIS antara Persis Solo melawan PSS Sleman di Stadion Manahan Solo, Rabu (4/9) petang, berakhir bentrok. Sejumlah suporter baik dari Pasoepati dan Slemania mengalami luka-luka.

Di media sosial sempat beredar kabar adanya suporter yang tewas dan diperkosa dalam bentrok antara Pasoepati dan Slemania. Namun ternyata kabar tersebut tidak benar. Berdasarkan pantauan tim Liputan6 SCTV di lokasi kejadian dan Rumah Sakit Brayat Minulyo Solo tidak ada korban tewas dan diperkosa.

Setidaknya ada tujuh orang yang terluka akibat bentrokan tersebut. Kebanyakan korban mengalami luka ringan dan tinggal satu orang yang masih dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Solo.

Pertandingan antara Persis melawan PSS sendiri hanya berlangsung satu babak. Pemain-pemain PSS  memutuskan menolak melanjutkan pertandingan karena takut pada penonton yang sering meneror dengan lemparan batu dan botol air mineral saat pertandingan berlangsung.

Salah satu pemain PSS Satrio Aji sempat terkena lemparan dari penonton di kepalanya pada menit ke-10. Saat PSS menolak melanjutkan pertandingan, skor masih imbang tanpa gol. Persis berhak menang walkover (WO) 3-0.

Para punggawa PSS kesulitan meninggalkan Stadion Manahan karena suporter tuan rumah belum mau pulang dan menghadang tim tamu. PSS baru bisa pulang pada pukul 20.00 WIB setelah pihak kepolisian menghalau suporter termasuk dengan mengerahkan anjing.

Pemain-pemain PSS terpaksa pulang dengan menggunakan truk polisi dan mendapat pengawalan ketat hingga Sleman, Yogyakarta. (bek)

Baca juga:
* Ronaldo: Neymar Belum Selevel Messi
* Wajah Rooney Setelah Mendapatkan `Insiden Horor`
* Ini Skuat MU di Liga Champions
* Oezil Beri Ramos Sebuah Hadiah, Apa Itu?
* Putra Mourinho Gabung Fulham
* Gara-gara Ba, Arsenal Marah Besar kepada Chelsea
* Soal Oezil, Spurs Marah Besar