Sukses

Balapan Baru Diperkenalkan di IIMS 2013

Berbeda dengan drifting, kecepatan waktu menjadi tolak ukur pemenang di Gymkhana selain juga sliding peserta.

Pengunjung Indonesia International Motor Show (IIMS) 19-29 September di Jiexpo Kemayoran akan disuguhi balapan baru tahun ini. PT Dyandra Promosindo, penyelenggara IIMS menggandeng sebuah situs balap akan menggelar IIMS Gymkhana Race War.Tak ada lagi IIMS Drift War yang dalam beberapa tahun terakhir menyedot perhatian komunitas otomotif nasional.

Event penggantinya adalah IIMS Gymkhana Race War, bentuk baru balapan mobil yang sedang berkembang pesat di sejumlah negara dan sejak tahun lalu mewabah ke Indonesia. Komunitas olahraga bermotor ini sudah tumbuh di Indonesia, namun baru kali inilah dilombakan secara resmi.

Gymkhana sebenarnya adalah evolusi pengembangan dari Drifting yang dimodifikasi sehingga lebih seru, menantang, dan atraktif sebagai tontonan. Lintasannya diperbaharui dengan sejumlah handicap dan rancangan tikungan dengan beragam model, mulai dari yang 180 sampai 360 derajat, bahkan lintasan berbentuk angka 8. Secara kasat mata bisa diperhatikan Gymkhana adalah kombinasi dari Drifting dan Slalom yang sudah dikenal luas selama ini.

Regulasinya pun mayoritas gabungan dari dua unsur itu. Karena ‘perkawinan’ dua aspek itu, maka syarat-syarat yang dibutuhkan untuk pemenang balapan pun lebih kompleks. Tak hanya butuh skill mengemudi yang mumpuni plus keandalan mobil dan ban seperti lazimnya balapan,  tapi juga kemampuan driver untuk menghapal setiap titik lintasan dan rintangannya.

Pasalnya, model dan rintangan selalu berbeda dari satu Heat (tahapan) ke Heat berikutnya. Setiap pelanggaran rintangan (cone/ban/barrel) ataupun kesalahan arah akan diganjar penalti yang akan mempengaruhi hasil akhir. Jadi, peserta harus fokus mengikuti 4 heat sebelum bertarung di babak final. Sepanjang itu pula kinerja mesin mobil dituntut untuk terus ganas berakselerasi, ketahanan fisik dan mental driver serta kepiawaiannya memainkan rem dan kemudi.

"Gymkhana murni time attack, itu tolok ukur utama. Beda dengan Drift yang masih ada unsur subyektifitasnya karena ada dewan juri yang salah satu faktor penilaiannya adalah aspek keindahan peserta dalam bermanuver.Ini sepenuhnya waktu tercepat yang dinilai, meski aspek keindahan bermanuver akan tetap tersaji seperti sliding dengan kepulan asap dan decit ban yang berkepanjangan," papar Ketua Penyelenggara Andry A. Adrian. (Def)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.