Sukses

Kisah Alex Ferguson: Dari Main di Gang ke Lapangan Hijau [2]

Sepakbola jadi penyelamat Manajer Paling Sukses di Liga Premier, Sir Alex Ferguson. Ferguson mengawali 'karier'-nya dengan bermain di gang.

Tidak ada yang menyangka jika seorang bocah yang sedang menggiring bola di gang kecil di kota pelabuhan, Govan, Skotlandia itu akan menjadi seorang pesepakbola profesional. Bermain dengan anak-anak seumurannya dan bersama sang adik, seorang anak yang di masa depan dikenal dengan nama Sir Alex Ferguson itu tumbuh dengan menggeluti sepakbola hingga pensiun usia 72 tahun.

Sir Alex Ferguson

Ferguson kecil lahir di wilayah pelabuhan, sang ayah Alexander Beaton Ferguson, suami dari Elizabeth (nee Hardie) Ferguson, hidup pas-pasan secara ekonomi. Beaton bekerja sebagai buruh di perusahaan perakitan kapal. Pada 31 Desember 1941, bayi laki-laki lahir dari pasangan ini. Sang ayah memberinya nama Alexander Chapman Ferguson.

Bocah Alexander Chapman Ferguson tumbuh besar di wilayah pelabuhan. Bagi Ferguson kecil, galangan kapal dan lingkungan pelabuhan tak asing lagi. Ferguson mulai mengenal sepakbola sejak masih bocah ingusan dengan bermain di gang-gang kecil dekat rumahnya bersama sang adik, Alexander Martin Ferguson dan beberapa teman sebayanya.

Bakat Sepakbola Datang dari Sang Ayah

Darah sepakbola Fergie tidak datang begitu saja dari langit. Ada darah sepakbola yang mengalir dalam tubuh Ferguson Junior dari sang ayah. Ferguson Senior adalah pesepakbola amatir yang bermain di daerah Govan. Karenanya soal bermain bola, tidak lagi jadi barang aneh bagi Ferguson.

Anak-anak teman sebaya Fergie di sekolah tahu betul bocah yang satu ini. Anak yang hobinya main bola ini di kalangan teman-temannya di sekolah dasar Broomland Road Primary School dikenal sebagai bocah yang berotak encer alias cerdas.

Selepas dari pendidikan sekolah dasar, Ferguson pun melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah Govan High School. Namun, selama mengecap pendidikan di sini, Ferguson muda tidak terlalu fokus memperhatikan pelajaran. Fergie ternyata lebih fokus bermain sepakbola. Main bola jauh lebih menarik bagi Fergi. Untunglah, ada ekskul sepakbola di sekolahnya. Kesempatan itu tak disia-siakannya. Fergie pun bergabung di tim sepakbola sekolahnya.

Sir Alex Ferguson

Beaton ternyata tak melarang anaknya masuk tim bola sekolah, tapi justru merestui minat Ferguson untuk bermain sepakbola. Melihat minat Fergie yang begitu besar, sang ayah pun mengizinkan putranya itu untuk bermain di sebuah klub, Queens Park FC, klub pertama yang dibela Ferguson. Ferguson bergabung dengan tim amatir Queens Park ketika masih berusia 16 tahun, dengan posisi striker.

Sir Alex Ferguson

Bakat Ferguson mulai terasah. Namun, Ferguson kesulitan untuk menjadi pemain starter, dan kerap menjadi penghuni bangku cadangan. Selama berkarier di Queens Park sekitar tiga musim (1957-1960), Ferguson tercatat mencetak 15 gol dari 31 penampilannya. Akhirnya, Ferguson mengadu nasib dengan hijrah ke Saint Johnstone. Sayangnya, nasib Ferguson bersama Johnstone masih belum bersinar. Tidak jauh berbeda dengan torehannya di Queens Park, Ferguson hanya bisa mencetak 19 gol dari 37 penampilannya bersama Johnstone. Namun, bersama Johnstone pula, Ferguson dapat menikmati gelar juara Liga Divisi Dua Skotlandia di musim 1962-1963.

Ferguson hanya bertahan selama empat musim bersama klub berjuluk The Saint tersebut. Pada 1964, Ferguson kembali berpindah klub, yakni Dunfermline Athletic yang tengah memasuki masa keemasannya. Mulai dari sini, kemampuan Ferguson mulai membaik dan menjajaki karier profesionalnya. Semusim bersama Dunfermline, ketajaman Ferguson semakin terasah, di musim 1965-1966 bocah pelabuhan tersebut berhasil mencetak 45 gol dari 51 pertandingan. Dari sini, harga banderol Ferguson kian meningkat. Fergie pun diboyong Glasgow Rangers dengan harga 65 ribu pound atau sekitar Rp 1,1 miliar rupiah kala itu.

Sir Alex Ferguson

Bocah yang dulunya hanya bermain di gang sempit di sebuah kota pelabuhan itu akhirnya berhasil menjadi salah satu pemain elite di Liga Skotlandia pada masanya. Membela Rangers yang kala itu merupakan klub kesayangannya merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Akan tetapi, karier Ferguson yang pada saat itu telah berusia 26 tahun bisa dikatakan tidak terlalu cemerlang, karena harus bersaing dengan penyerang Rangers yang lain. Hasilnya, dua musim bersama Rangers, Ferguson memutuskan untuk pindah setelah membukukan 25 gol dari 41 pertandingan.

Sir Alex Ferguson

Ferguson memutuskan untuk membela Falkirk di bursa musim panas 1969. Di klub berjuluk The Bairns ini Ferguson mencapai masa keemasannya sebagai seorang pesepakbola professional. Kemampuan Ferguson pun kian matang. Di musim pertamanya bersama Falkirk, Ferguson langsung meraih gelar juara Liga Divisi Dua Skotlandia 1969-1970.

Sir Alex Ferguson

Tiga tahun kemudian, setelah mencetak 37 gol dari 95 penampilannya bersama Falkirk, Alexander Chapman Ferguson kembali berpindah klub. Kini Fergie hengkang ke Ayr United, yang menjadi klub terakhir yang dibelanya. Tidak perlu lama untuk Ferguson menyudahi kariernya bersama Ayr. Ferguson tercatat hanya bermain sebanyak 24 kali dan mencetak 9 gol, serta hanya bermain sepanjang satu musim dan kemudian menyudahi karier profesionalnya pada 1974.

Ferguson menjalani karier sebagai pesepakbola selama 17 tahun, dan bermain untuk enam klub berbeda. Selama 17 tahun, Ferguson telah bermain sebanyak 317 kali dan mencetak 171 gol. Ferguson pun sempat bermain untuk Timnas Skotlandia. Namun, kariernya bersama Skotlandia tidak berumur panjang. Usai mengakhiri kariernya, Ferguson berhadapan dengan sebuah era baru, yakni memutuskan untuk menjadi seorang manajer.

Bagaimana perjalanan karier Alex Ferguson di masa awal kepelatihannya dan bagaimana perjuangannya kancah sepakbola Inggris yang dikenal paling kompetitif di dunia? Ikuti terus Kisah Sir Alex Ferguson, Orang Skotlandia Penakluk Inggris. (Vin)

Video Terkini