Sukses

Kisah Maria Sharapova: Energi Juara Datang dari Ibuku [3-Habis]

Maria Sharapova mengakui dirinya sangat dekat dengan sang ibu. "Ibuku membawa energi yang baik dan chi positif bagi diri dan semua orang."

Pagi itu cuaca di London sangat nyaman. Maria Sharapova duduk rileks di sebuah sudut taman. Pandangannya terpaku pada seorang bocah perempuan yang sedang bermain di bawah pengawasan ibunya. Anak kecil berambut blonde dikepang dua bermata biru.

Sharapova langsung ingat pada Elena sang ibunda. Banyak orang lebih sering melihat, dirinya didampingi ayahanda Yury dibanding Elena. Bahkan, seorang jurnalis suatu ketika pernah menanyakan padanya terkait relasi diri dengan ibunda Elena.  

"Ayahmu tampak lebih sering terlihat mendampingi kamu di hampir setiap event pertandingan. Bagaimana dengan ibumu? Sejauh mana kontribusi positifnya dalam karier tenismu?" begitulah salah satu pertanyaan wartawan itu.

Pertanyaan tersebut masih terngiang di telinga dan memori Maria Sharapova yang mempunyai nama kesayangan sejak kecil, Masha.

Angan-angan Masha pun menari-nari menghampiri masa lalu yang indah bersama sang ibu. Sosok Elena sangat berarti dalam hidup dan karier Masha.  

"Ibuku membawa energi yang baik dan chi positif, ke dalam dirinya sendiri dan juga kepada semua orang yang ada di sekitarnya," jawabnya sangat diplomatis kepada pers ketika itu.



Maria Sharapova mempunyai hubungan dan pengalaman hidup pribadi yang sangat personal pada sang ibu. Meski sempat berpisah selama 2 tahun saat awal tinggal di Florida, Amerika Serikat.

"Dia wanita yang sangat tenang dan cerdas. Ibuku hanya senang dengan kehidupan, dengan hidupnya. Ibuku, kedua orangtuaku berkorban begitu banyak hingga membuatku jadi seperti sekarang ini. Ibu sangat memperhatikan masalah pendidikanku. Termasuk, ketika aku ke Amerika Serikat. Waktu itu aku tidak ketemu ibuku beberapa tahun," ungkapnya.

Ketika meninggalkan Sochi menuju ke Amerika Serikat bersama sang ayah, Maria Sharapova masih berusia 7 tahun. Hubungan dengan ibundanya hanya kadang-kadang dilakukan melalui telepon.



"Aku selalu ingat menulis surat untuk dia. Aku ingat, hari itu aku melihatnya setelah dua tahun tak bertemu. Dia hanya menatapku. Dia seperti... oh, dia telah berubah begitu banyak," kisahnya tentang sang ibu.

"Ibuku mirip Uma Thurman. Setiap orang yang bertemu dengannya bilang, dia seperti Uma Thurman," tuturnya merujuk pada aktris terkenal Hollywood pemeran utama di film Pulp Fiction garapan sutradara top Quentin Tarantino.

Kecantikan, Kelembutan, Seni, dan Kekuatan Otot

Publik tenis dunia mengenal Maria Sharapova sebagai sosok atlet wanita yang masih muda, jelita, lembut, namun mengandung power luar biasa. Penampilannya halus tapi berotot.

"Ibuku penari yang baik. Dia kerap mengajak aku jalan ke museum, menyaksikan konser musik, menanamkan rasa musikalitasku. Dia sangat indah," tuturnya menceritakan tentang masa lalunya ketika melalui hari-hari bersama Elena.    



Benih-benih aliran darah seni dan kehalusan rasa terus mengalir dalam diri kehidupan Maria Sharapova. Perpaduan rasa, olah otot, dan karsa yang ada dalam diri Sharapova menghasilkan prestasi luar biasa. Bahkan ketika umurnya masih sangat belia.

Namanya tercatat abadi di ajang turnamen junior Australia Terbuka dan Wimbledon 2002 silam. Ada predikat yang melekat dalam diri Sharapova sebagai gadis termuda yang pernah mencapai babak final Australia Terbuka. Ketika itu, Maria Sharapova masih berumur 14 tahun 9 bulan. Catatan rekornya luar bisa di ajang kompetisi junior: 47-9.



Kemonceran prestasi Maria Sharapova di ajang tenis internasional juga dibarengi dengan kepopulerannya di dunia modeling. Kehadiran Maria Sharapova menjadikan dunia tenis menjadi lebih berwarna: kompetitif, enerjik, sportif, modis, dan inspiratif. Maria Sharapova memang pantas menjadi ikon. (Dari berbagai sumber)