Proses pembelian Inter Milan oleh pengusaha Indonesia, Erick Thohir masih belum rampung. Tapi diyakini Erick, pembelian itu akan segera rampung dalam waktu dekat.
Dikatakannya, saat ini hanya tertinggal pembicaraan antara pengacara Inter Milan dan pengacara Erick. "Sekarang hanya tinggal masalah kesepakatan antara pengacara saja, utamanya terkait bahasa-bahasa hukum," katanya di sela-sela konfrensi pers LIMA Basket Kamis (10/10/13) di Senayan.
"Mungkin dalam waktu dekat bakal ada kesepakatan akhir. Sekarang saja kan bahasa beda, kultur beda. Jadi hal-hal detail seperti itu harus dirapikan dulu," tambahnya.
Dia mengaku tidak terlalu memikirkan soal pro-kontra pembelian Inter Milan oleh dirinya. Seperti diketahui, fans Inter ada yang setuju dengan pembelian oleh salah satu pengusaha media ini, tapi tak sedikit pula yang menolak.
"Di Indonesia saja pro kontra, apalagi di sana," katanya, tersenyum. "Yang penting niat saya ingin membangun Inter. Saya belum tentu samai prestasi yang dibangun keluarga Moratti. Ada baiknya saling dukung agar bisa memberi nilai untuk klub. Moratti misalnya bagus dalam hal penentuan pemain atau pelatih. Kita mungkin dari sisi keuangan dan bisnis."
Erick juga membantah masalah prosentase membuat pembicaraan menjadi alot. "Nggak ada yang membuat alot. Hanya soal kata-kata di surat perjanjian saja. Rumit pokoknya," pungkasnya. (Def)
Dikatakannya, saat ini hanya tertinggal pembicaraan antara pengacara Inter Milan dan pengacara Erick. "Sekarang hanya tinggal masalah kesepakatan antara pengacara saja, utamanya terkait bahasa-bahasa hukum," katanya di sela-sela konfrensi pers LIMA Basket Kamis (10/10/13) di Senayan.
"Mungkin dalam waktu dekat bakal ada kesepakatan akhir. Sekarang saja kan bahasa beda, kultur beda. Jadi hal-hal detail seperti itu harus dirapikan dulu," tambahnya.
Dia mengaku tidak terlalu memikirkan soal pro-kontra pembelian Inter Milan oleh dirinya. Seperti diketahui, fans Inter ada yang setuju dengan pembelian oleh salah satu pengusaha media ini, tapi tak sedikit pula yang menolak.
"Di Indonesia saja pro kontra, apalagi di sana," katanya, tersenyum. "Yang penting niat saya ingin membangun Inter. Saya belum tentu samai prestasi yang dibangun keluarga Moratti. Ada baiknya saling dukung agar bisa memberi nilai untuk klub. Moratti misalnya bagus dalam hal penentuan pemain atau pelatih. Kita mungkin dari sisi keuangan dan bisnis."
Erick juga membantah masalah prosentase membuat pembicaraan menjadi alot. "Nggak ada yang membuat alot. Hanya soal kata-kata di surat perjanjian saja. Rumit pokoknya," pungkasnya. (Def)