Sukses

FIFPro Ancam Boikot PD 2022

Federasi Pesepakbola Profesional (FIFPro) mengancam memboikot Piala Dunia 2022, jika dilangsungkan saat musim panas.

Piala Dunia 2022 yang dilangsungkan di Qatar terus menuai masalah. Fokus masalah yang menyelimuti Piala Dunia 2022 adalah waktu penyelenggaraannya yang sudah barang tentu tidak dapat dilangsungkan saat musim panas. Pasalnya, musim panas di Qatar yang beriklim gurun akan mencapat temperatur hingga 50 derajat celsius. Dengan temperatus sepanas itu, dapat dipastikan para pesepakbola mendapat ancaman dehidrasi.

Oleh sebab itu, beberapa opsi pun dimunculkan. Opsi yang pernah muncul adalah dengan membuat sebuah alat mirip pesawat terbang yang menghalau sinar matahari dan mengikuti pergerakan matahari, di tambah dengan pendingin stadion yang cukup canggih. Namun, teknologi itu bakal membengkakkan pengeluaran panitia Pila Dunia 2022.

Solusi yang lain adalah memindahkan waktu penyelenggaraannya, yang tadinya di musim panas ke musim dingin. Sialnya, opsi itu mendapat pertentangan dari beberapa pihak, terutama beberapa anggota UEFA, seperti Inggris. Inggris menolak rencana tersebut karena akan mengganggu kompetisi domestik.

Sedangkan yang mendukung solusi ini, selain Sepp Blatter selaku Presiden FIFA tentunya, adalah Federasi Pesepakbola Profesional (FIFPro). FIFPro dengan lantang mengatakan tidak setuju jika Piala Dunia 2022 dilangsungkan saat musim panas. FIFPro pun mengancam akan memboikot Piala Dunia 2022 jika tetap diadakan pada musim panas.

"Kami tidak akan bermain di Qatar saat musim panas," ujar Wakil Presiden FIFPro, Philippe Fiat, kepada Sky Sports.

"Bermain di Qatar dalam temperatur 45-50 derajat celsius adalah masalah besar, walau memasang pendingin di stadion," Fiat menegaskan.

"Masalah ini bukan hanya melibatkan 22 pemain, tapi juga ada banyak orang yang terlibat. Kami telah berbicara kepada UEFA dan FIFA tidak akan bermain di musim panas," ungkap pria asal Prancis itu.

Qatar menjadi pemenang dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.(*)

Video Terkini