Sukses

Kisah Sebastian Vettel: Sang Reinkarnasi Schumacher [2]

Sebastian Vettel menjadi inspirasi bagi kaum muda. Tekun, ulet, pekerja keras, berprestasi, punya wawasan dan pendirian, dan kaya raya.

Jangan lihat usia, tapi prestasinya. Kalimat itu rasanya pas benar untuk Sebastian Vettel. Usianya masih 26 tahun namun kiprahnya di dunia balap Formula 1 telah mendunia. Jika ditengok lagi ke belakang, Vettel relatif baru menekuni ajang F1 yang sejak 2007 silam menjajal arena Formula 1.

Tak bisa dipungkiri, memang ada spirit dan darah balap di dalam setiap tarikan napas dan degup jantungnya. Semua itu datang dari sang ayah Norbert Vettel. Ayahandanya ini 'penggila' balap. Minat besarnya disalurkannya pada sang anak hingga mencari kesempatan untuk mempertemukan Vettel dengan legenda F1 Jerman Michael Schumacher.



Momen pertemuan dan obrolan singkat Vettel dengan Michael Schumacher yang ternyata menjadi idolanya itu masuk ke dalam hatinya dan menjadi motivasi luar biasa. Sang ayah pun mendukung Vettel secara total. Vettel akhirnya bisa memulai karier balap dengan bertarung di turnamen gokart junior tingkat nasional.

Barlaga di Sirkuit Internasional

Kinerja sang ayah saat itu sudah membuahkan hasil yang manis. Meski belum bisa berdampak besar, Vettel sekiranya dapat membanggakan hati kedua orangtuanya. Sebagai anak laki-laki tertua, Vettel mampu membuktikan diri dengan meraih prestasi hingga akhirnya bisa naik kelas ke ajang gokart tingkat internasional.



Setelah mencicipi dunia balap gokart, Vettel beralih ke ajang Formula. Diawali di tahun 2003, Vettel yang sudah masuk usia remaja bergabung dengan tim Eifelland Racing. Saat itu, ia bergabung di turnamen balap Formula BMW ADAC dan di tahun pertama lelaki penggemar video game ini berhasil merebut posisi dua di akhir musim.

Seusai musim itu, prestasi Vettel sempat naik turun. Di beberapa ajang, ia terlihat kewalahan bersaing dengan pembalap-pembalap dunia lainnya. Namun kesempatan besar tetap disabetnya. Pada 2005, ia diberi kesempatan untuk menjadi seorang test driver di tim BMW Williams F1.

Setahun berikutnya, Vettel kembali bergelut di kancah Formula 3. Namun prestasi yang kurang membanggakan kembali dialaminya. Dalam beberapa seri di tahun 2006, ia selalu gagal memuncaki peringkat pertama. Raihan tertingginya hanyalah sebagai runner up di ajang Formula 3 Euro Series.

Kejutan-Kejutan Vettel

Nasib mujur tampaknya selalu bersama Vettel. Pria yang mengidolai klub sepakbola Eintracht Frankfurt ini kembali dipercaya menjadi seorang test driver. Pabrikan BMW masih berani menggunakan jasanya. Namun kala itu, tim asal Jerman tersebut sudah berubah nama menjadi BMW Sauber F1 Team.

Tahun 2007 Vettel membuat beberapa kejutan yang cukup menghebohkan jagat F1. Pertama, Vettel secara mendadak ditunjuk sebagai driver BMW Sauber F1 Team menggantikan Robert Kubica yang dihantam cedera.

Pada balapan pertamanya, Vettel mampu mencuri perhatian masyarakat dunia. Saat itu, ia mengukir rekor sebagai pembalap termuda di kelas F1. Usia Vettel saat itu baru menginjak 19 tahun 53 hari. Namun di usia mudanya tersebut, ia tak canggung bersaing dengan para pembalap senior. Vettel akhirnya sukses finis di peringkat kedelapan dan ia mendapat satu poin atas pencapaiannya tersebut.

Prestasi Vettel berakar ke faktor lain. Saat itu, Vettel berhasil mengukuhkan diri sebagai pembalap termuda yang sukses mendapatkan poin di laga debutnya. Selain itu, ia juga diberi predikat sebagai pembalap muda yang langsung mendapat hukuman denda karena melanggar batas kecepatan saat berada di pitlane.

Kejutan Vettel tak berhenti sampai di situ. Setelah balapan dengan mengendarai mobil BMW Sauber F1, Vettel langsung bertolak ke tim yang berbeda beberapa hari setelahnya. Sejarah mencatatkan bahwa pada 14 Juli 2007 Vettel masih merupakan pembalap dari tim BMW Sauber F1. Namun saat GP Prancis yang digelar 31 Juli 2007, Vettel sudah bergabung bersama tim lain, Scuderia Toro Rosso.

Di tahun pertamanya, penampilan Vettel kurang ciamik. Di akhir musim ia hanya sanggup mampu bertengger di posisi ke-14 klasemen. Namun di tahun berikutnya, prestasi Vettel dapat membaik. Ia mampu menyudahi musim dengan berdiri di peringkat kedelapan klasemen.

Hijrah ke Tim Red Bull Racing

Setelah dua musim bergabung di Scuderia Toro Rosso, Vettel akhirnya memutuskan hijrah ke tim Red Bull Racing. Kepindahan inilah yang menjadi tonggak sejarah dalam karier sang pembalap. Bersama Red Bull, kakak kandung dari Fabian Vettel ini berhasil menggenggam status sebagai pembalap paling fenomenal di dunia.

Bersama tim yang bermarkas di Inggris tersebut, Vettel mampu mengukir berbagai prestasi. Ia pun kini semakin dekat disejajarkan dengan sang idola, Michael Schumacher, pembalap legendaris Jerman yang berhasil meraih tujuh gelar juara dunia F1. Fenomenalnya pembalap muda Jerman itu, menyebabkan sebagian orang menyebut-nyebut Sebastian Vettel sebagai reinkarnasi Schumacher.

Bagaimana cerita kehidupan Sebastian Vettel dari sisi yang lain di luar arena balapan? Bagaimana kisah cintanya? Ikuti terus Kisah Sebastian Vettel selanjutnya. (Vin)