Pada pertengahan bulan Oktober, Indonesia dibuat bangga oleh gebrakan pengusaha muda Erick Thohir. Raja media itu berhasil menjadi pemilik klub raksasa Italia Inter Milan. Erick membeli saham mayoritas klub sebesar 70 persen dari Massimo Moratti.
Tidak mudah untuk bisa menjadi pemilik Inter. Pasalnya Moratti dikenal sangat mencintai La Beneamata. Sebelumnya investor dari China, Rusia, dan Timur Tengah telah menemui kegagalan dalam merayu Moratti untuk melepas Inter.
Diterimanya tawaran Erick tentunya karena pemilik klub DC United itu punya nilai plus di mata Moratti untuk membawa Inter kembali menjadi klub yang disegani di Italia dan Eropa.
Selain gelontoran uang dari Erick, faktor lain yang menjadi penentu Moratti bersedia melepas Inter ternyata adalah karena antusiasme luar biasa Interisti di Indonesia saat Inter berkunjung ke Jakarta tahun lalu.
"Ketika mereka mendekati kami, saya juga mengingat kasih sayang dan antusiasme orang-orang ketika kami melakukan tur di Indonesia. Itu membantu mereka dan kami membuat keputusan ini," ucap Moratti ketika tampil di Inter Channel, Kamis 24 Oktober.
Moratti mengaku luluh dengan pendekatan Erick setelah melihat pria 43 tahun itu merupakan sosok pebisnis serius dan tidak main-main dalam mengelola perusahaan.
"Saya melihat Thohir baik di meja bisnis dan sebagai teman. Dia orang yang bahagia, sehingga menempatkan Anda dalam suasana hati yang baik. Ia juga ambisius, yang mana baik bagi klub, dan dia bekerja dari pagi sampai malam."
"Dia memiliki rasa persahabatan dan bekerja dengan rekan-rekan yang dia sudah kenal selama 25 tahun, kedua orang yang sangat menarik. Grup ini bisa memberikan banyak untuk Inter. Mereka tidak ingin invasif atau sombong karena Thohir ingin memahami fans," tegas Moratti. (Vin)
Tidak mudah untuk bisa menjadi pemilik Inter. Pasalnya Moratti dikenal sangat mencintai La Beneamata. Sebelumnya investor dari China, Rusia, dan Timur Tengah telah menemui kegagalan dalam merayu Moratti untuk melepas Inter.
Diterimanya tawaran Erick tentunya karena pemilik klub DC United itu punya nilai plus di mata Moratti untuk membawa Inter kembali menjadi klub yang disegani di Italia dan Eropa.
Selain gelontoran uang dari Erick, faktor lain yang menjadi penentu Moratti bersedia melepas Inter ternyata adalah karena antusiasme luar biasa Interisti di Indonesia saat Inter berkunjung ke Jakarta tahun lalu.
"Ketika mereka mendekati kami, saya juga mengingat kasih sayang dan antusiasme orang-orang ketika kami melakukan tur di Indonesia. Itu membantu mereka dan kami membuat keputusan ini," ucap Moratti ketika tampil di Inter Channel, Kamis 24 Oktober.
Moratti mengaku luluh dengan pendekatan Erick setelah melihat pria 43 tahun itu merupakan sosok pebisnis serius dan tidak main-main dalam mengelola perusahaan.
"Saya melihat Thohir baik di meja bisnis dan sebagai teman. Dia orang yang bahagia, sehingga menempatkan Anda dalam suasana hati yang baik. Ia juga ambisius, yang mana baik bagi klub, dan dia bekerja dari pagi sampai malam."
"Dia memiliki rasa persahabatan dan bekerja dengan rekan-rekan yang dia sudah kenal selama 25 tahun, kedua orang yang sangat menarik. Grup ini bisa memberikan banyak untuk Inter. Mereka tidak ingin invasif atau sombong karena Thohir ingin memahami fans," tegas Moratti. (Vin)