Sukses

FIFA Usulkan Jatah Eropa dan Amerika Latin Dikurangi

Presiden FIFA Sepp Blatter menilai representasi tim-tim dari Benua Afrika dan Asia di putaran final Piala Dunia perlu ditambah.

Presiden Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA), Sepp Blatter, menilai representasi negara-negara dari Benua Afrika dan Asia yang tampil di putaran final Piala Dunia (PD) perlu ditambah. Artinya, Blatter berniat mengurangi jumlah kuota yang selama ini dimiliki Benua Eropa dan Amerika Latin (Conmebol).

Seperti diketahui, di setiap ajang PD, jumlah wakil dari Eropa dan Amerika Latin selalu dominan ketimbang benua lainnya. Misalnya di PD 2014. Selain Brasil yang lolos otomatis karena faktor tuan rumah, Conmebol mendapat kuota empat (4) sampai lima (5) negara, yaitu empat lolos otomatis dan satu lainnya menunggu hasil play-off dengan wakil Asia. Yang terbanyak tentunya Eropa yang mendapat jatah 13 negara.

Di mata Blatter, komposisi seperti itu dirasakan kurang adil. Sebabnya, tidak mencerminkan keseimbangan dalam jumlah asosiasi yang terdaftar sebagai anggota FIFA. Asia misalnya, dengan beranggotakan 46 negara hanya mendapat 4-5 jatah, sementara Afrika dengan 54 negara hanya diberikan 5 tiket otomatis.

Usulan Blatter terkait pengurangan tersebut diungkapkan dalam kolomnya dalam FIFA Weekly, majalah baru dari FIFA. “Dari perspektif olahraga, saya ingin melihat adanya usaha globalisasi yang benar-benar serius dilakukan. Dan asosiasi negara-negara Afrika dan Asia pantas mendapatkan lebih di PD. Jadi, konfederasi Eropa dan Amerika Latin tidak mendapatkan jatah mayoritas di PD (18-19 tim). Sebab, jika mereka digabung, jumlah negara asosiasinya (63 negara) masih kalah dibanding Afrika dan Asia (100 negara),” tegas Blatter.

“Afrika, misalnya. Konfederasi dengan jumlah negara asosiasi yang terbanyak (54), hanya diwakili lima (5) negara. Karenanya, sepanjang sistem itu berlaku, tim-tim Afrika boleh jadi tidak akan pernah memenangkan gelar juara dunia, dimana pun putaran final digelar. Itulah sebabnya, aturan (jatah) seperti itu harus diubah. Pada akhirnya, semua mendapat kesempatan yang sama (berimbang),” tandas Blatter.
Dipastikan, usulan Blatter bakal mendapat tantangan dari UEFA, selaku induk sepakbola tertinggi di Benua Eropa.(*)