Sepakbola seharusnya bebas dari kepentingan politik apa pun dan selalu menjunjung asas sportivitas. Namun di negara Mesir yang sedang bergejolak, tak mudah menerapkan idealisme tersebut.
Di Mesir seorang pemain dihukum karena melakukan selebrasi bernuansa politis. Pemain itu bernama Ahmed Abdul Zaher, seorang penyerang dari Klub Al Ahly Mesir.
Zaher tertangkap basah melakukan selebrasi dengan menggunakan simbol 'empat jari' atau Rabaa. Simbol ini merupakan bagian dari dukungan untuk Presiden Mesir terpilih, Muhammad Mursi, yang digulingkan pihak militer. Akibatnya, perpecahan pun terjadi antara pendukung Mursi dan pendukung pemerintah militer.
Konflik ini pun membuat Mesir terpecah, dan korban pun berguguran baik dari pendukung Mursi maupun pihak keamanan. Ratusan orang tewas dalam konflik ini selama Agustus lalu.
Zaher melakukan selebrasi dengan simbol Rabaa itu dalam pertandingan Al Ahly melawan wakil Afrika Selatan, Orlando Pirates, di Liga Championas Afrika, Minggu 10 November lalu. Namun, tanpa disangka-sangka, akibat menggunakan simbol ini Zaher mendapat hukuman dari klubnya sendiri.
Penyerang berusia 28 tahun itu mengakui dirinya memang melakukan selebrasi menggunakan simbol Rabaa, tapi tidak ada tujuan politis ketika dirinya melakukan aksi tersebut.
"Tidak ada tujuan politis untuk mendukung salah satu pihak. Saya melakukan itu untuk mengingat seluruh korban, baik pendukung Mursi, penduduk lain, dan bahkan pihak keamanan," ujar Zaher kepada FilGoal, Selasa (12/11/2013).
Skorsing ini pun membuat Zaher tidak dapat membela klubnya untuk berlaga di Piala Dunia Antarklub di Maroko. Keputusan Al Ahly sangat disayangkan oleh Menteri Olahraga Mesir, Taher Abu Zeid. Menurut Abu Zeid, tidak sepantasnya Zaher mendapat hukuman tersebut. (Vin)
Penyerang Al Ahly Diskors Karena Dukung Muhammad Mursi
Penyerang Klub Al Ahly Mesir Ahmed Abdul Zaher diskorsing oleh klubnya. Zaher dihukum karena diduga mendukung Presiden Mursi.
Advertisement