Cerita "mengerikan" soal pesepakbola yang bermain di Timur Tengah kembali terulang. Kisahnya masih seputar pengekangan kebebasan pemain sepakbola.
Sementara pesepakbola Prancis, Zahir Belounis, terus berjuang untuk keluar dari Qatar, pemain Eropa lain malah sekarang terjebak di Iran. Pemain Serbia, Goran Lovre, terperangkap di negara itu karena klub yang dibelanya, Esteghlal, menahan paspornya.
Seperti dalam kasus Belounis, masalah Lovre berawal dari soal utang-piutang antara pemain dengan klub. Si pemain mengklaim klub berutang uang terkait dengan masalah gajinya.
Menurut laporan media Serbia, seperti dikutip Metro.co.uk, Kamis (22/11/2013), Lovre, telah diberitahu oleh presiden dan manajer klub bahwa dia akan diizinkan keluar dari negara itu, jika mau menandatangani sebuah perjanjian. Namun, Lovre menolak menandatangani kontrak tersebut, karena dia merasa tidak pernah menerima uang.
Lovre telah berusaha menghubungi Kedutaan Serbia di Teheran agar mau membantunya, tapi sejauh ini usahanya untuk meninggalkan Iran selalu gagal. Kedutaan Serbia mengklaim persoalan ini terhambat masalah administratif.
Sebelum bermain di Iran, pemain berusia 31 tahun ini telah bermain untuk Anderlecht, Groningen, Barnsley, dan Partizan Belgrade .
Sementara itu, kasus yang menimpa Belounis bermula ketika dia bermasalah dengan pemilik klub yang tak membayar gaji sesuai kontrak, Juni tahun lalu. Dia memutuskan cabut dari Al Jaish, namun tak bisa keluar dari negeri itu ketika berniat kembali ke Prancis. Sejak itulah Belounis beserta istri dan dua anaknya terlantar.
Sementara pesepakbola Prancis, Zahir Belounis, terus berjuang untuk keluar dari Qatar, pemain Eropa lain malah sekarang terjebak di Iran. Pemain Serbia, Goran Lovre, terperangkap di negara itu karena klub yang dibelanya, Esteghlal, menahan paspornya.
Seperti dalam kasus Belounis, masalah Lovre berawal dari soal utang-piutang antara pemain dengan klub. Si pemain mengklaim klub berutang uang terkait dengan masalah gajinya.
Menurut laporan media Serbia, seperti dikutip Metro.co.uk, Kamis (22/11/2013), Lovre, telah diberitahu oleh presiden dan manajer klub bahwa dia akan diizinkan keluar dari negara itu, jika mau menandatangani sebuah perjanjian. Namun, Lovre menolak menandatangani kontrak tersebut, karena dia merasa tidak pernah menerima uang.
Lovre telah berusaha menghubungi Kedutaan Serbia di Teheran agar mau membantunya, tapi sejauh ini usahanya untuk meninggalkan Iran selalu gagal. Kedutaan Serbia mengklaim persoalan ini terhambat masalah administratif.
Sebelum bermain di Iran, pemain berusia 31 tahun ini telah bermain untuk Anderlecht, Groningen, Barnsley, dan Partizan Belgrade .
Sementara itu, kasus yang menimpa Belounis bermula ketika dia bermasalah dengan pemilik klub yang tak membayar gaji sesuai kontrak, Juni tahun lalu. Dia memutuskan cabut dari Al Jaish, namun tak bisa keluar dari negeri itu ketika berniat kembali ke Prancis. Sejak itulah Belounis beserta istri dan dua anaknya terlantar.