CEO Arema Indonesia, Iwan Budianto mengaku manajemen tim Singo Edan kesulitan dalam mengkalkulasi perkiraan biaya untuk mengarungi Indonesia Super League (ISL) tahun depan. Ini karena PSSI belum memutuskan format kompetisi musim depan.
Liga Unifikasi ISL bahkan dikabarkan akan digelar dua wilayah. Padahal, Arema Indonesia lebih sreg dengan format satu wilayah.“Tentu saja pengeluaran dan pemasukan bakal berbeda pada format itu. Kita sih inginnya satu wilayah saja, karena asumsinya pengeluaran kontrak untuk pemain bakal sama dengan dua wilayah," katanya seperti dikutip Goal.com, Minggu (1/12/2013).
"Namun dari sisi pemasukan tiket kandang, satu wilayah lebih banyak, termasuk juga pemasukan dari siaran televisi," tambahnya.
Iwan menjelaskan, banyaknya tim yang ada di Pulau Jawa membuat pengeluaran untuk laga kandang tidak terlalu banyak karena jarak antarkota menjadi lebih dekat. Apalagi ISL musim depan juga bercokol enam tim asal Jawa Timur yang bisa ditempuh paling jauh hanya tiga jam dengan jalan darat.
“Namun, tentu saja kita harus hormat kepada keputusan klub lain yang ingin dua wilayah. Tapi yang jelas, satu wilayah menyajikan pertarungan untuk memunculkan juara sejati," kata Iwan.
“Karena itulah Arema masih belum bisa menghitung pengeluaran yang bakal dilakukan. Yang jelas, pengeluaran itu akan disesuaikan dengan kebutuhan. Maksudnya, kita tidak menganggarkan satu musim sekian milyar, tetapi berapa banyak kebutuhan dalam satu musim, itu yang akan dipenuhi," bebernya.
Arema sendiri sudah memiliki 24 pemain. Dengan dinahkodai duet pelatih Suharno dan Joko Susilo, Arema diharapkan bisa berbicara banyak untuk ISL, Piala AFC di Piala Indonesia. (Def)
Liga Unifikasi ISL bahkan dikabarkan akan digelar dua wilayah. Padahal, Arema Indonesia lebih sreg dengan format satu wilayah.“Tentu saja pengeluaran dan pemasukan bakal berbeda pada format itu. Kita sih inginnya satu wilayah saja, karena asumsinya pengeluaran kontrak untuk pemain bakal sama dengan dua wilayah," katanya seperti dikutip Goal.com, Minggu (1/12/2013).
"Namun dari sisi pemasukan tiket kandang, satu wilayah lebih banyak, termasuk juga pemasukan dari siaran televisi," tambahnya.
Iwan menjelaskan, banyaknya tim yang ada di Pulau Jawa membuat pengeluaran untuk laga kandang tidak terlalu banyak karena jarak antarkota menjadi lebih dekat. Apalagi ISL musim depan juga bercokol enam tim asal Jawa Timur yang bisa ditempuh paling jauh hanya tiga jam dengan jalan darat.
“Namun, tentu saja kita harus hormat kepada keputusan klub lain yang ingin dua wilayah. Tapi yang jelas, satu wilayah menyajikan pertarungan untuk memunculkan juara sejati," kata Iwan.
“Karena itulah Arema masih belum bisa menghitung pengeluaran yang bakal dilakukan. Yang jelas, pengeluaran itu akan disesuaikan dengan kebutuhan. Maksudnya, kita tidak menganggarkan satu musim sekian milyar, tetapi berapa banyak kebutuhan dalam satu musim, itu yang akan dipenuhi," bebernya.
Arema sendiri sudah memiliki 24 pemain. Dengan dinahkodai duet pelatih Suharno dan Joko Susilo, Arema diharapkan bisa berbicara banyak untuk ISL, Piala AFC di Piala Indonesia. (Def)