Sepanjang kariernya di lapangan hijau, bintang Timnas Jerman, Mesut Ozil, telah bermain di tiga liga top di Eropa. Yaitu bersama Schalke (2006-2008) dan Werder Bremen (2008-2010) di Bundesliga, Real Madrid (2010-2013) di La Liga Spanyol, dan sejak musim panas lalu bermain bersama Arsenal di Liga Premier Inggris.
Lalu, kompetisi liga mana yang terbaik di mata gelandang Der Panser berusia 25 tahun ini? “Saya telah bermain di tiga liga paling tangguh di dunia. Jadi, saya tahu apa yang mesti saya katakan. Di mata saya, Liga Premier adalah yang terbaik. Kompetisinya paling kompetitif. Setiap klub dapat mengalahkan klub lainnya,” tegas Ozil dalam wawancaranya dengan Four Four Two.
Kepergian Ozil dari Santiago Bernabeu sangat mengejutkan banyak kalangan. Ozil kembali menegaskan jika keputusannya bergabung ke Emirates Stadium banyak dipengaruhi sikap dan pendekatan yang dilakukan bos The Gunners, Arsene Wenger.
“Bukan karena ada pemain Jerman lainnya (Per Mertesacker). Namun, karena manajer (Wenger) yang berhasil meyakinkan saya. Seorang pemain butuh kepercayaan dari manajer dan klub. Dan, itulah yang saya rasakan. Memang benar saya berbicara dengan rekan dari Jerman soal Arsenal. Namun, yang paling penting adalah kepercayaan dari manajer,” tandas Ozil.
Keputusan Wenger mencomot Ozil terbukti sangat jitu. Penampilan Arsenal di lapangan kian memukau dan lebih bervariasi. 2 gol dan 6 assist Ozil berkontribusi atas keberhasilan The Gunners yang sementara memuncaki klasemen dengan keunggulan 4 angka dari rival terdekat Chelsea.
Disinggung tentang pemain idolanya di lapangan hijau, Ozil, muslim berdarah Turki, dengan spontan menunjuk legenda Prancis. “Saya hanya ingin mendapat kesenangan saat bermain dan menjadi pemain seperti favorit saya: Zinedine Zidane,” puji Ozil. (*)
Lalu, kompetisi liga mana yang terbaik di mata gelandang Der Panser berusia 25 tahun ini? “Saya telah bermain di tiga liga paling tangguh di dunia. Jadi, saya tahu apa yang mesti saya katakan. Di mata saya, Liga Premier adalah yang terbaik. Kompetisinya paling kompetitif. Setiap klub dapat mengalahkan klub lainnya,” tegas Ozil dalam wawancaranya dengan Four Four Two.
Kepergian Ozil dari Santiago Bernabeu sangat mengejutkan banyak kalangan. Ozil kembali menegaskan jika keputusannya bergabung ke Emirates Stadium banyak dipengaruhi sikap dan pendekatan yang dilakukan bos The Gunners, Arsene Wenger.
“Bukan karena ada pemain Jerman lainnya (Per Mertesacker). Namun, karena manajer (Wenger) yang berhasil meyakinkan saya. Seorang pemain butuh kepercayaan dari manajer dan klub. Dan, itulah yang saya rasakan. Memang benar saya berbicara dengan rekan dari Jerman soal Arsenal. Namun, yang paling penting adalah kepercayaan dari manajer,” tandas Ozil.
Keputusan Wenger mencomot Ozil terbukti sangat jitu. Penampilan Arsenal di lapangan kian memukau dan lebih bervariasi. 2 gol dan 6 assist Ozil berkontribusi atas keberhasilan The Gunners yang sementara memuncaki klasemen dengan keunggulan 4 angka dari rival terdekat Chelsea.
Disinggung tentang pemain idolanya di lapangan hijau, Ozil, muslim berdarah Turki, dengan spontan menunjuk legenda Prancis. “Saya hanya ingin mendapat kesenangan saat bermain dan menjadi pemain seperti favorit saya: Zinedine Zidane,” puji Ozil. (*)