Persisam Samarinda melakukan pergantian nama menjelang Indonesia Super League (ISL) 2014 bergulir.Direktur Utama Persisam Putra Samarinda, Harbiansyah Hanafiah mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan perubahan tersebut ke PSSI dan ditembuskan ke PT Liga Indonesia (LI), selaku regulator kompetisi Indonesia Super League (ISL).
"Saya memang ingin mengembalikan nama tim Persisam ke asalnya yakni Putra Samarinda atau Pusam dan PT Liga sudah menyetujui permohonan tersebut, sehingga untuk musim kompetisi mendatang kita sudah tak lagi memakai nama Persisam Putra Samarinda," terang Harbiansyah.
Menurut dia, perubahan nama pada satu klub sepak bola Indonesia dibenarkan, seperti yang dilakukan oleh beberapa klub lainnya seperti Pelita Jaya menjadi Pelita Bandung Raya (PBR).
Begitu pula dengan Gelora Dewata Bali, yang saat ini berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo, kemudian Persijatim Jakarta Timur menjadi Sriwijaya FC."Tetangga kita Mitra Kukar, awalnya adalah Mitra Surabaya dan sempat menjadi Mitra Kalteng sebelum akhirnya diakuisisi ke Tenggarong dan berganti nama menjadi Mitra Kukar," jelasnya.
Sejarah tim Persisam Putra Samarinda dikatakan Harbiansyah tidak bisa dilepaskan dari tim Putra Samarinda yang mulai dikibarkan pada tahun 2003.Ketika itu, lanjut Harbiansyah, karena krisis keuangan tim Putra Samarinda dihibahkan ke Pemkot Samarinda dan kemudian berganti nama menjadi Persisam Putra Samarinda.
Meski demikian dikatakan Harbiansyah, pada akad hibah tercantum perjanjian, yakni jika pemkot tak mampu membiayai klub lagi, maka pihak pertama atau pemilik klub berhak mengambil alih kembali.
Pengambil alihan oleh Harbiansyah terjadi pada musim kompetisi 2010/2011 dan bertepatan dengan keluarnya keputusan Mendagri terkait larangan penggunaan APBD untuk kegiatan sepak bola profesional.
Sehingga, praktis Harbiansyah sebagai pemilik klub awal mengambil alih kuasa tim Persisam dalam mengarungi kompetisi Liga Super Indonesia."Dengan perubahan nama ini, saya pikir masyarakat Samarinda khususnya pecinta klub ini tak merisaukannya, karena tim Samarinda tetap akan berkiprah di Liga Super Indonesia," ucapnya. (ant/Def)
"Saya memang ingin mengembalikan nama tim Persisam ke asalnya yakni Putra Samarinda atau Pusam dan PT Liga sudah menyetujui permohonan tersebut, sehingga untuk musim kompetisi mendatang kita sudah tak lagi memakai nama Persisam Putra Samarinda," terang Harbiansyah.
Menurut dia, perubahan nama pada satu klub sepak bola Indonesia dibenarkan, seperti yang dilakukan oleh beberapa klub lainnya seperti Pelita Jaya menjadi Pelita Bandung Raya (PBR).
Begitu pula dengan Gelora Dewata Bali, yang saat ini berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo, kemudian Persijatim Jakarta Timur menjadi Sriwijaya FC."Tetangga kita Mitra Kukar, awalnya adalah Mitra Surabaya dan sempat menjadi Mitra Kalteng sebelum akhirnya diakuisisi ke Tenggarong dan berganti nama menjadi Mitra Kukar," jelasnya.
Sejarah tim Persisam Putra Samarinda dikatakan Harbiansyah tidak bisa dilepaskan dari tim Putra Samarinda yang mulai dikibarkan pada tahun 2003.Ketika itu, lanjut Harbiansyah, karena krisis keuangan tim Putra Samarinda dihibahkan ke Pemkot Samarinda dan kemudian berganti nama menjadi Persisam Putra Samarinda.
Meski demikian dikatakan Harbiansyah, pada akad hibah tercantum perjanjian, yakni jika pemkot tak mampu membiayai klub lagi, maka pihak pertama atau pemilik klub berhak mengambil alih kembali.
Pengambil alihan oleh Harbiansyah terjadi pada musim kompetisi 2010/2011 dan bertepatan dengan keluarnya keputusan Mendagri terkait larangan penggunaan APBD untuk kegiatan sepak bola profesional.
Sehingga, praktis Harbiansyah sebagai pemilik klub awal mengambil alih kuasa tim Persisam dalam mengarungi kompetisi Liga Super Indonesia."Dengan perubahan nama ini, saya pikir masyarakat Samarinda khususnya pecinta klub ini tak merisaukannya, karena tim Samarinda tetap akan berkiprah di Liga Super Indonesia," ucapnya. (ant/Def)