Masyarakat sudah kadung men"cap" baseball adalah olahraga mahal. Karenanya, tak sembarang orang bisa bermain olahraga yang begitu populer di Amerika, Karibia dan Asia Timur ini. Benarkah demikian?
Kenyataan di lapangan ternyata sangat berlainan. Baseball nyatanya bukan hanya milik masyarakat kelas tertentu. Warga yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas pun bisa bermain, dan bahkan ikut bertanding. Â
Riyanto Sudjana, salah satu contohnya. Pemain baseball satu ini justru berasal dari keluarga tak mampu. Bahkan, anak berperawakan sedang ini, pernah menjadi pengamen jalanan. "Dua tahun saya biasa ngamen di Pulo Gadung hingga Senen," kata Ryan kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Tapi, siapa nyana, Ryan yang sempat putus sekolah karena kekurangan biaya, kini telah menjadi pemain baseball andalan. Dia sekarang tercatat sebagai atlet baseball junior DKI Jakarta. Riyan bersama rekan-rekannya saat ini tengah mempersiapkan diri mengikuti Kejurnas Baseball Junior di Jakarta.
Perjalanan hidup Riyan dari anak jalanan menjadi atlet baseball, tak lepas dari peran Garuda Baseball Softball Club (GBSC). Klub baseball yang berhome base di Jakarta ini, mendidik, dan melatih Riyan hingga menjadi pemain andalan. Sebelumnya, anak keempat dari enam bersaudara ini, sengaja dititipkan oleh salah seorang parents anggota GBSC.
"Saya masuk klub ini sejak 2010 lalu," katanya. "Awalnya, saya sering diajak teman menonton pertandingan baseball," imbuh siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro itu.
Upaya GBSC melatih Ryan tak sia-sia. Pemain yang menempati posisi outfield ini, memang termasuk anak yang berbakat. Ryan sering mewakili klubnya di berbagai ajang dan turnamen.
Ketua Umum GBSC, Heru Wicaksono, membenarkan bahwa klub baseball ini memiliki program khusus membantu anak-anak kurang mampu, anak jalanan, termasuk anak berkebutuhan khusus untuk menekuni baseball. Menurut Heru, anak-anak ini selain mendapat fasilitas olahraga, keperluan lainnya, seperti sekolah, juga dipenuhi oleh anggota GBSC yang menjadi "ayah angkat" mereka.
Dijelaskan Heru, progam ini dilakukan melalui sistem donasi silang. Orang tua di GBSC dengan sigap mengulurkan bantuan kepada mereka, yang dengan segala keterbatasannya sangat berharap banyak. "Karena ini akan mebawa berkah. Mari kita ciptakan surga di lapangan ini," kata Heru.
Kenyataan di lapangan ternyata sangat berlainan. Baseball nyatanya bukan hanya milik masyarakat kelas tertentu. Warga yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas pun bisa bermain, dan bahkan ikut bertanding. Â
Riyanto Sudjana, salah satu contohnya. Pemain baseball satu ini justru berasal dari keluarga tak mampu. Bahkan, anak berperawakan sedang ini, pernah menjadi pengamen jalanan. "Dua tahun saya biasa ngamen di Pulo Gadung hingga Senen," kata Ryan kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Tapi, siapa nyana, Ryan yang sempat putus sekolah karena kekurangan biaya, kini telah menjadi pemain baseball andalan. Dia sekarang tercatat sebagai atlet baseball junior DKI Jakarta. Riyan bersama rekan-rekannya saat ini tengah mempersiapkan diri mengikuti Kejurnas Baseball Junior di Jakarta.
Perjalanan hidup Riyan dari anak jalanan menjadi atlet baseball, tak lepas dari peran Garuda Baseball Softball Club (GBSC). Klub baseball yang berhome base di Jakarta ini, mendidik, dan melatih Riyan hingga menjadi pemain andalan. Sebelumnya, anak keempat dari enam bersaudara ini, sengaja dititipkan oleh salah seorang parents anggota GBSC.
"Saya masuk klub ini sejak 2010 lalu," katanya. "Awalnya, saya sering diajak teman menonton pertandingan baseball," imbuh siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro itu.
Upaya GBSC melatih Ryan tak sia-sia. Pemain yang menempati posisi outfield ini, memang termasuk anak yang berbakat. Ryan sering mewakili klubnya di berbagai ajang dan turnamen.
Ketua Umum GBSC, Heru Wicaksono, membenarkan bahwa klub baseball ini memiliki program khusus membantu anak-anak kurang mampu, anak jalanan, termasuk anak berkebutuhan khusus untuk menekuni baseball. Menurut Heru, anak-anak ini selain mendapat fasilitas olahraga, keperluan lainnya, seperti sekolah, juga dipenuhi oleh anggota GBSC yang menjadi "ayah angkat" mereka.
Dijelaskan Heru, progam ini dilakukan melalui sistem donasi silang. Orang tua di GBSC dengan sigap mengulurkan bantuan kepada mereka, yang dengan segala keterbatasannya sangat berharap banyak. "Karena ini akan mebawa berkah. Mari kita ciptakan surga di lapangan ini," kata Heru.