PBSI kembali melakukan gebrakan pada sistem pembinaan. Kali ini, otoritas bulutangkis tertinggi di Indonesia itu merombak sistem kerja pelatih.
Para pelatih di Pelatnas Cipayung nantinya akan diberlakukan sistem kontrak. Mulai 2014 para pelatih akan dikontrak hingga Olimpiade Rio de Janeiro 206 di Brasil.
"Selain sistem kontrak, pelatih akan memilih atlet sendiri dan bertanggung jawab penuh dengan prestasi si atlet. Jadi bukan dikasih atlet dan kalau nggak jadi atletnya yang disalahkan," kata Ricky Subagja, Kasubid Pelatnas PBSI, di Pelatnas Cipayung, Senin (30/12/2013), seperti dikutip Badminton Indonesia.
"Semua atlet yang dipilih pelatih juga kami diskusikan bersama, apakah dia benar-benar layak menghuni pelatnas."
"Saya rasa sistem ini bagus, di mana pelatih akan dikontrak dan memilih pemain sendiri. Jadi, pelatih akan lebih bertanggung jawab akan prestasi. Atlet yang dipilih pelatih juga seharusnya lebih termotivasi untuk juara," tambah Christian Hadinata, Staf Ahli Pendidikan dan Pelatihan PBSI.
"Sistem ini sama seperti di sepakbola, di mana pelatih memilih atlet bahkan sampai yang mahal-mahal untuk juara. Tentu besar harapan dan optimisme bahwa dengan sistem ini prestasi lebih baik dibanding yang sebelumnya."
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengatakan, lewat sistem ini PBSI mencoba untuk memberi kepastian masa depan bagi pelatih agar mereka lebih fokus dalam bekerja.
"Kalau dengan sistem sekarang, mereka tidak tahu apakah diperpanjang atau tidak. Semoga dengan sistem ini mereka akan lebih fight dan dari segi kesejahteraan juga bagus buat mereka," ucapnya.
Meski dikontrak hingga dua tahun ke depan, kinerja pelatih akan dievaluasi secara berkala. Setiap pelatih akan dinilai dari pencapaian prestasi yang diraih anak-anak didik.
Dalam perjalanannya, kinerja pelatih dikontrol, dievaluasi KPI (key performance indicator)- nya apakah pencapaiannya sesuai target yang ditetapkan. Evaluasi juga tak hanya akan dilakukan di ujung 2016.
Struktur kepelatihan di tiap nomor juga akan disesuaikan dengan kebutuhan. Komposisi jumlah atlet dalam setiap sektor akan menentukan apakah dibutuhkan asisten pelatih atau hanya penyaji (sparring partner).
Tiap pelatih kategori prestasi akan fokus untuk meraih gelar juara, sementara pelatih kategori potensi ditargetkan untuk mendongkrak performa atlet muda untuk menembus kategori prestasi.(Bog)
Baca Juga:
Michael Schumacher Masih Kritis
Ini Resolusi Messi untuk Tahun 2014
Penyerang Barca Merapat ke Liverpool
Para pelatih di Pelatnas Cipayung nantinya akan diberlakukan sistem kontrak. Mulai 2014 para pelatih akan dikontrak hingga Olimpiade Rio de Janeiro 206 di Brasil.
"Selain sistem kontrak, pelatih akan memilih atlet sendiri dan bertanggung jawab penuh dengan prestasi si atlet. Jadi bukan dikasih atlet dan kalau nggak jadi atletnya yang disalahkan," kata Ricky Subagja, Kasubid Pelatnas PBSI, di Pelatnas Cipayung, Senin (30/12/2013), seperti dikutip Badminton Indonesia.
"Semua atlet yang dipilih pelatih juga kami diskusikan bersama, apakah dia benar-benar layak menghuni pelatnas."
"Saya rasa sistem ini bagus, di mana pelatih akan dikontrak dan memilih pemain sendiri. Jadi, pelatih akan lebih bertanggung jawab akan prestasi. Atlet yang dipilih pelatih juga seharusnya lebih termotivasi untuk juara," tambah Christian Hadinata, Staf Ahli Pendidikan dan Pelatihan PBSI.
"Sistem ini sama seperti di sepakbola, di mana pelatih memilih atlet bahkan sampai yang mahal-mahal untuk juara. Tentu besar harapan dan optimisme bahwa dengan sistem ini prestasi lebih baik dibanding yang sebelumnya."
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengatakan, lewat sistem ini PBSI mencoba untuk memberi kepastian masa depan bagi pelatih agar mereka lebih fokus dalam bekerja.
"Kalau dengan sistem sekarang, mereka tidak tahu apakah diperpanjang atau tidak. Semoga dengan sistem ini mereka akan lebih fight dan dari segi kesejahteraan juga bagus buat mereka," ucapnya.
Meski dikontrak hingga dua tahun ke depan, kinerja pelatih akan dievaluasi secara berkala. Setiap pelatih akan dinilai dari pencapaian prestasi yang diraih anak-anak didik.
Dalam perjalanannya, kinerja pelatih dikontrol, dievaluasi KPI (key performance indicator)- nya apakah pencapaiannya sesuai target yang ditetapkan. Evaluasi juga tak hanya akan dilakukan di ujung 2016.
Struktur kepelatihan di tiap nomor juga akan disesuaikan dengan kebutuhan. Komposisi jumlah atlet dalam setiap sektor akan menentukan apakah dibutuhkan asisten pelatih atau hanya penyaji (sparring partner).
Tiap pelatih kategori prestasi akan fokus untuk meraih gelar juara, sementara pelatih kategori potensi ditargetkan untuk mendongkrak performa atlet muda untuk menembus kategori prestasi.(Bog)
Baca Juga:
Michael Schumacher Masih Kritis
Ini Resolusi Messi untuk Tahun 2014
Penyerang Barca Merapat ke Liverpool