Sukses

Akibat Ribut Antar Suporter, Persiba Sulit Dapat Sponsor

"Hubungannya dengan Persiba, para sponsor mulai berhitung. Mereka berpikir ulang," kata Wikan.

Kerusuhan antar suporter Persiba Bantul saat menjamu Persiram Raja Ampat dalam laga perdana Indonesia Super League (ISL) di Stadion Sultan Agung, Sabtu, 8 Februari 2014, mengakibatkan Persiba sulit mendapat sponsor. Setidaknya itu yang disampaikan Direktur Satu Persiba, Wikan Werdokisworo.

Werdokisworo mengatakan, meninggalnya seorang suporter Persiba bernama Jupita menjadi pelajaran berharga bagi klub. Sebab kasus tersebut memengaruhi nilai jual Persiba dimata sponsor yang pastinya berimbas kepada keuangan klub.

"Hubungannya dengan Persiba, para sponsor mulai berhitung. Mereka berpikir ulang. Jelas, ini menjadi imbas dari kejadian tersebut. Kekalahan tim, kerusuhan dan penonton menjadi image kita. Nilai jual kita menurun," Kata Wikan kepada Liputan6.com, Rabu (12/02/2014).

Wikan menambahkan, sebetulnya sudah ada beberapa pihak yang ingin bekerjasama. Namun kini, sponsor berpikir ulang untuk bekerjasama dengan Persiba. Kendati demikian, klub tetap berusaha meyakinkan mereka agar tetap tertarik.

"Kemarin ada sponsor yang sudah 90%. Tapi karena adanya kejadian ini, mereka seperti melakukan langkah mundur. Ada dua yang mendekati kami, yaitu perusahaan suplemen dan obat. Tapi kami tetap usaha, karena ini insiden dan tidak akan seterusnya memengaruhi," ucap Wikan.

Di samping itu menurut Wikan, pihak sponsor yang berpikir ulang ini diyakini tidak akan mundur selamanya. Namun jumlah kesepakatan dalam perjanjian sponsor akan berkurang. "Kalo mundur sih tidak, hanya berkurang nilainya saja," ucap Wikan. (lul)