Duel melawan Swansea City, Minggu (23/2/2014) di Anfield akan menjadi reuni bagi manajer Liverpool, Brendan Rodgers. Sebelum melatih Liverpool, Rodgers menukangi Swansea selama dua musim.
Rodgers manajer berjasa yang mampu mengantarkan Swansea promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris, Premier League pada 2010-11. Selepas melatih Swansea, pelatih asal Irlandia Utara itu menggantikan peran Kenny Dalglish sebagai pelatih.
Selama menukangi Swansea, Rodgers memetik 43 kemenangan dari 96 partai yang dimainkan. Kepergiannya ke Liverpool pun sempat disesalkan pendukung tim yang berbasis di Wales itu.
Karena itu, pertandingan akhir pekan ini akan terasa emosional bagi Rodgers. Menghadapi bekas klubnya, pelatih 41 tahun itu tetap bersikap profesional. Kenangan melatih Swansea tidak akan menggangu konsentrasi untuk mengantarkan poin penuh bagi Liverpool.
Terlebih, The Swans--julukan Swansea--kini dilatih manajer anyar, Gary Monk yang menggantikan sosok Michael Laudrup. Dalam empat pertandingan Swansea, di bawah komando Monk, Rodgers melihat calon lawannya menunjukkan grafik signifikan. Kemenangan 3-0 Swansea dari tim promosi, Cardiff City menjadi batu loncatannya.
"Saya melihat dalam 4 pertandinagn terakhir yang dipimpin Monk. Pertandingan melawan Cardiff City sangat krusial dan dia berhasil merebut hasil positif," ujar Rodgers sebagaimana dikutip dari situs resmi Liverpool.
Monk menjadikan permainan Swansea lebih kompak dan solid, Swansa berpotensi menyulitkan Liverpool dalam pertandingan nanti. "Saya tahu, permainan mereka mulai teroganisir. Mereka mampu menekan dengan baik. Pemain mereka mampu menempatkan posisi dengan bagus. Jadi, pertandingan nanti akan menyulitkan kami," ujar Rodgers.
Liverpool saat ini menempati peringkat 4 klasemen mengemas 53 poin. Menghadapi Swansea, Liverpool patut waspada. Terbukti, dari 6 pertemuan terakhir melawan Liverpool, Swansea memetik dua kemenangan dan sekali kemenangan.
(Rej)
Baca juga:
Rodgers manajer berjasa yang mampu mengantarkan Swansea promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris, Premier League pada 2010-11. Selepas melatih Swansea, pelatih asal Irlandia Utara itu menggantikan peran Kenny Dalglish sebagai pelatih.
Selama menukangi Swansea, Rodgers memetik 43 kemenangan dari 96 partai yang dimainkan. Kepergiannya ke Liverpool pun sempat disesalkan pendukung tim yang berbasis di Wales itu.
Karena itu, pertandingan akhir pekan ini akan terasa emosional bagi Rodgers. Menghadapi bekas klubnya, pelatih 41 tahun itu tetap bersikap profesional. Kenangan melatih Swansea tidak akan menggangu konsentrasi untuk mengantarkan poin penuh bagi Liverpool.
Terlebih, The Swans--julukan Swansea--kini dilatih manajer anyar, Gary Monk yang menggantikan sosok Michael Laudrup. Dalam empat pertandingan Swansea, di bawah komando Monk, Rodgers melihat calon lawannya menunjukkan grafik signifikan. Kemenangan 3-0 Swansea dari tim promosi, Cardiff City menjadi batu loncatannya.
"Saya melihat dalam 4 pertandinagn terakhir yang dipimpin Monk. Pertandingan melawan Cardiff City sangat krusial dan dia berhasil merebut hasil positif," ujar Rodgers sebagaimana dikutip dari situs resmi Liverpool.
Monk menjadikan permainan Swansea lebih kompak dan solid, Swansa berpotensi menyulitkan Liverpool dalam pertandingan nanti. "Saya tahu, permainan mereka mulai teroganisir. Mereka mampu menekan dengan baik. Pemain mereka mampu menempatkan posisi dengan bagus. Jadi, pertandingan nanti akan menyulitkan kami," ujar Rodgers.
Liverpool saat ini menempati peringkat 4 klasemen mengemas 53 poin. Menghadapi Swansea, Liverpool patut waspada. Terbukti, dari 6 pertemuan terakhir melawan Liverpool, Swansea memetik dua kemenangan dan sekali kemenangan.
(Rej)
Baca juga:
Prediksi Skuat Juve Kontra TorinoVIDEO] Kemenangan Penting Setan Merah[VIDEO] Kekalahan Barca di Kandang SociedadKomentar Mourinho Setelah Chelsea Menang DramatisSetelah Vidic, Erick Thohir Incar Pemain Belakang Arsenal