Sukses

[Cek Fakta] Saat Stroke Menyerang, Harus Tusuk Jari Sampai Keluar Darah?

Dokter spesialis saraf dan dokter spesialis jantung menjelaskan seputar rumor tusuk jari pakai jarum bisa tangani stroke.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini berembus kabar di masyarakat soal informasi penanganan gejala stroke dengan metode menusuk ujung jari tangan menggunakan jarum.

Apa iya cara ini benar?

Fakta:

"Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke," tegas spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S di Jakarta, seperti dikutip dari AntaraNews, Jumat (23/2/2018).

Penegasan bahwa metode ini tidak tepat juga diungkapkan oleh spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak membawa hasil apapun.

"Tidak ada gunanya sama sekali. Ada risiko infeksi, apalagi kalau jarumnya tidak steril atau bersih," kata dia.

Ketimbang memberikan pertolongan pertama di rumah, kedua dokter spesialis ini menyarankan agar kita segera melarikan penderita ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

"Keluarga harus langsung bawa ke rumah sakit," kata Yuda. 

Stroke muncul karena pembuluh darah yang tersumbat atau pendarahan di otak. Sejumlah tanda yang bisa dikenali antara lain sakit kepala yang tiba-tiba parah, lemah, mati rasa, masalah penglihatan, kebingungan, kesulitan berjalan atau berbicara, pusing, dan ucapan yang tidak jelas.

Ahli kesehatan sepakat bahwa penyakit stroke dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan gaya hidup sehat.

Seperti dilansir dari Medical Daily, setidaknya ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stroke. 

1. Berhenti merokok

Selain stroke, merokok juga berhubungan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan lainnya.

Kebiasaan ini bisa meningkatkan trigliserida dalam darah, menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), merusak lapisan aliran darah, dan menyumbat alirah darah. 

2. Rutin berolahraga

Sebuah studi menemukan, berjalan dua jam per hari bisa mengurangi perempuan menderita stroke sekitar 50 persen bagi perempuan.

Lebih dari itu, aktif melakukan aktivitas fisik bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah.

Kedua hal tadi berhubungan erat dengan meminimalisir risiko stroke. 

3. Menjaga berat badan

Menjaga kesehatan dengan tubuh proporsional akan menjauhkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Oleh karenanya, pertahankan berat badan ideal anda. 

Mengonsumsi makanan sehat dan menjaga diri tetap rileks juga menjadi upaya lain untuk membuang jauh-jauh risiko terkena stroke.

(Lia Wanadriani Santosa/AntaraNews)

 

Kesimpulan: TIDAK BENAR