Liputan6.com, Jakarta - Warga dan mahasiswa Universitas Jambi (Unja) dihebohkan kabar adanya penjual  bakso diduga daging babi di kawasan kampus tersebut. Bahkan, polisi sampai turun tangan dan menangkap seorang pedagang bakso yang kerap mangkal di kawasan kampus itu.
Penangkapan tersebut sampai viral di media sosial setelah munculnya sebuah video berdurasi 45 detik. Dalam video yang berlatar kampus Unja itu, seorang pedagang bakso keliling menggunakan sepeda motor terlihat didekati tiga orang pria diduga anggota polisi menggunakan mobil.
Baca Juga
Kehebohan makin menjadi dengan munculnya sebuah surat laporan kepada polisi dari seseorang yang mengaku mahasiswi S2 Unja berinisial RSD di media sosial.
Advertisement
Dalam laporannya, RSD menyebut ada dua pedagang yang menjual bakso diduga daging babi di lingkungan kampus Unja. Pertama, penjual bakso menggunakan sepeda motor warna biru yang berjualan di dalam Kampus Unja, tepatnya di samping gedung perpustakaan.
Kedua, penjual bakso menggunakan sepeda motor dan biasa mangkal di depan balairung atau gedung utama kampus.
"Terkait bakso yang terdapat kandungan babi tersebut, saya ketahui berdasarkan sampel bakso yang saya beli tanggal 13 Maret 2018. Kemudian saya ujikan ke laboratorium dan hasilnya dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 2018," tulis RSD dalam laporannya itu.
Laporan ini dibenarkan Kasubdit Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Guntur Saputro yang juga Ketua Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi. Namun, pihaknya belum berani menyimpulkan adanya bakso diduga daging babi sebelum mendapat hasil uji laboratorium dari lembaga penguji yang resmi.
Hasil Uji Laboratorium
Untuk memastikan hal itu, Polda Jambi bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jambi mengirim sampel bakso diduga daging babi ke Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) yang ada di Bogor (Jawa Barat) dan Bukittinggi (Sumatera Barat) pada Selasa, 27 Maret 2018 lalu.
Pada Selasa, 3 April 2018, Polda Jambi menerima hasil uji laboratorium tersebut. Lalu bagaimana hasilnya?
"Hasil pemeriksaan kita negatif (daging babi)," ujar dokter hewan (drh) Thufeil Yunindika dari BPMSPH di Mapolda Jambi, Selasa, 3 April 2018.
Menurut sang dokter, pengujian sampel bakso itu menggunakan metode real time PCR. Metode ini menggandakan DNA kandungan yang terdapat dari isi bakso.
Apabila benar sampel bakso mengandung daging babi, DNA yang diuji akan tergandakan dan akan muncul hasil positif. Namun, hasil pengujian tersebut menampakkan hasil sebaliknya yakni negatif mengandung daging babi.
Kasubdit I Ditreskrimsus Polda Jambi, AKBP Guntur Saputro menambahkan, hasil negatif itu didapat dari hasil uji laboratorium baik di Bukittinggi maupun Bogor.
Fakta:
Hasil uji laboratorium menyatakan, tidak ada kandungan babi dalam bakso yang dijual di kawasan Unja tersebut. Hasil negatif didapat dari uji laboratorium di Bukittinggi dan Bogor.
Kesimpulan: HOAX
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement