Liputan6.com, Jakarta - Pada 17 Maret 2017 lalu, warga Jakarta dihebohkan oleh kabar jatuhnya sebuah lift di Blok M Square, Jakarta Selatan. Lift dikabarkan meluncur dari lantai 3 ke lantai ground karena dinaiki lebih dari batas kapasitas orang yang ditentukan. Akibatnya, 25 korban terluka dalam kejadian itu.
Elevator atau lift sudah menjadi alat bantu yang jamak digunakan di Indonesia. Para pengguna lift pun dihadapkan pada risiko kecelakaan, dan risikonya akan semakin besar jika lift digunakan secara tidak benar.Â
Dari beberapa kecelakaan lift yang terjadi di Indonesia, kebanyakan disebabkan oleh penggunaan yang tidak sesuai seperti kelebihan muatan dan kurangnya inspeksi teknis yang seharusnya rutin dilakukan.
Advertisement
Klaim
Â
Belakangan ini, sebuah pesan berjudul "Cara Penyelamatan Diri Saat Berada di Dalam Lift Apabila Lift Terjun Tak Terkendali" ramai dibagikan melalui Whatsapp. Seperti judulnya, pesan itu berisi kisah seorang pria bernama Mr. Chow dan putrinya yang terperangkap dalam sebuah lift yang terjatuh dan upaya-upaya yang dilakukannya sampai berhasil menyelamatkan diri. Isi dari pesan tersebut adalah sebagai berikut:
"Reminder saja :
CARA PENYELAMATAN DIRI SAAT BERADA DIDALAM LIFT APABILA LIFT TERJUN TAK TERKENDALI
Mr.Chow yang tinggal di Lantai-27 di Hangzhou - RRC, membawa putrinya yang berusia 4 tahun naik lift. Mendadak terjadi satu getaran yang sangat kuat, lift tersebut terlepas tanpa kendali. Dengan kecepatan tinggi lift tersebut terjun ke bawah. Dengan sebelah tangannya Mr.Chow menggendong putrinya dan sebelah tangannya lagi dia segera menekan tombol-tombol lift mulai dari tombol lift yang paling dasar sampai dengan tombol lift yang paling tinggi, semuanya ditekan sampai hidup lampu tombol-tombol semuanya, akhirnya lift terhenti di lantai ke-16.
Ingat! Harus ditekan tombolnya mulai dari tingkat paling dasar sampai dengan tingkat atau lantai tertinggi sampai lampu tombol menyala. Karena bila tombol sudah menyala, berarti mengaktifkan rem magnet atau elektrik tiap tiap pintu lantai tesebut.Ini adalah satu-satunya cara penyelamatan untuk menghentikan lift yang terjun bebas tak terkendali, setiap orang kemungkinan besar akan naik lift!
Jangan dihapus, mohon diteruskan agar setiap orang mengetahui cara penyelamatan tersebut. Pahala tak terbatas bila diteruskan, mungkin dengan membaca sekilas tulisan ini, anda akan menyelamatkan orang-orang yang anda kasihi.
Jangan dihapus, Mohon diteruskan, terutama diteruskan ke group."
Kemungkinan Kecelakaan
Kecelakaan di lift sebenarnya sangat jarang terjadi. Menurut ConsumerWatch.com, lift di Amerika Serikat mengangkut 18 milyar penumpang setiap tahunnya. Menurut estimasi U.S. Bureau of Labor Statistics and the Consumer Product Safety Commisions, dari angka tersebut, terdapat 27 kematian yang disebabkan kecelakaan di lift setiap tahunnya, yang berarti tingkat kematian kecelakaan di lift hanyalah sebesar 0,00000015%.
Sistem Keamanan Lift
Lift diciptakan dengan sistem pengamanan berlapis untuk menjamin keselamatan penggunanya. Seperti dilansir dari HowStuffWorks, sistem keamanan pertama terletak pada tali lift. Setiap tali lift dibuat dari material baja yang melilit satu sama lain. Kemungkinan tali lift putus seharusnya sangat kecil, pengawas pun akan memantau kondisi tali secara rutin. Satu gerbong lift dapat memiliki empat sampai delapan tali lift. Sehingga walaupun satu tali putus, tali lainnya masih mampu menahan gerbong lift.
Jika kabel lift putus, sistem pengereman akan otomatis diaktifkan. Sistem pengereman terdapat pada rel yang bergerak di sepanjang poros. Sistem ini akan memegang rel ketika lift bergerak terlalu cepat.
Jika sistem pengereman juga gagal, kecepatan jatuhnya lift juga akan tetap dikurangi oleh gesekan dari rel di sepanjang poros maupun tekanan udara di bawah gerbong lift. Kebanyakan lift juga memiliki peredam kejut di bagian bawah poros untuk mengurangi benturan yang terjadi.
Â
Advertisement
Rem Elektromagnetik
Pesan itu menyebutkan, jika tombol semua lantai sudah menyala, rem magnet atau elektrik tiap pintu lantai akan diaktifkan sehingga dapat menghentikan lajunya lift yang jatuh.
Lift memang memiliki rem elektromagnetik yang aktif saat lift berhenti. Namun, elektromagnet bekerja dengan menjaga rem dalam posisi terbuka, dan akan otomatis menutup rem jika lift kehilangan daya seperti saat mati listrik.
Rem elektromagnetik ini tidaklah terletak di tiap-tiap lantai seperti yang tertulis dalam pesan tersebut, melainkan terpasang pada gerbong lift. Dengan demikian, klaim pesan tersebut tidak benar. Menekan tiap tombol saat lift jatuh tidak akan mempengaruhi lift.
Yang Sebaiknya Dilakukan
Menurut Eliot H. Frank, seorang peneliti di Center for Biomedical Engineering di Massachusetts Institute of Technology (MIT), tindakan terbaik yang dapat dilakukan jika terjebak dalam sebuah lift yang jatuh adalah berbaring di lantai, sedatar mungkin.
"Berbaring akan mendistribusikan gaya dari benturan ke seluruh area tubuh, sehingga tidak ada bagian tubuh tertentu yang dapat tertimpa gaya dari berat bagian tubuh Anda yang lain," kata dia.
Â
Kesimpulan
Klaim pesan tersebut bahwa rem elektromagnetik yang terdapat pada tiap lantai tidak benar, karena rem justru terletak di gerbong lift.
Sehingga dapat disimpulkan menekan semua tombol untuk menghentikan lift yang terjun bebas adalah sebuah informasi yang keliru. Tidak ada kejelasan narasumber, bukti terkait, maupun pemberitaan bahwa kejadian tersebut benar pernah terjadi.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 53 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta@liputan6.com.
Advertisement