Liputan6.com, Jakarta Jelang Pilpres 2019, media sosial diramaikan dengan unggahan-unggahan terkait program maupun prestasi kedua calon presiden di masa lalu. Namun tak hanya prestasi, kritik-kritik terhadap keburukan masa lalu tiap calon presiden pun ramai dibicarakan.
Salah satunya yang sedang viral di media sosial adalah sebuah video berjudul "Rekening Gendut Jokowi di Luar Negeri Tidak Dilaporkan". Dalam video itu ditampilkan Ketua Progres 98, Faizal Assegaf yang menyebutkan ada 32 rekening milik capres Joko Widodo dan istrinya, Iriana Joko Widodo, di beberapa bank di luar negeri yang bernilai hingga 8 juta dolar AS.
Pihaknya lalu mempertanyakan Jokowi yang tidak melaporkan puluhan rekening di luar negerinya itu kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia pun menyimpulkan adanya kecurangan dan ketidaknetralan KPU dalam kasus ini.
Advertisement
"Jadi kalau kasus-kasus ini sama sekali tidak ditanggapi khususnya oleh KPK dan KPU, menurut kami, ada upaya untuk melanggengkan atau menghalalkan praktik demokrasi busuk untuk melahirkan calon presiden boneka melalui kekuatan-kekuatan intervensi," ujar Faizal dalam video tersebut.
Video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Ingusan Channel pada 28 September 2018 ini telah ditayangkan sebanyak 223 ribu kali dan dibagikan sebanyak lebih dari 10 ribu kali.
Â
Video serupa pun sebelumnya juga disebarkan akun Facebook dengan nama Rara Putri Edelweis pada 13 September 2018, telah ditayangkan sebanyak 625 ribu kali dan dibagikan sebanyak lebih dari 27 ribu kali.
Isu Lama
Video viral tersebut ternyata merupakan kejadian lama dan merupakan isu yang sempat hangat pada pertengahan 2014, menjelang pemilihan presiden yang diikuti Jokowi dan pasangannya saat itu, Jusuf Kalla.
Progres 98 saat itu menemukan dugaan adanya manipulasi laporan kekayaan Joko Widodo. Mereka menuding Jokowi tidak transparan ketika menyampaikan laporan kekayaannya ke KPUÂ dan KPK. Temuannya yaitu 32 rekening atas nama Joko Widodo dan Iriana senilai 8 juta dolar AS yang terdaftar di beberapa bank di luar negeri seperti di Hong Kong, Filipina, Singapura, dan lainnya.
Menurutnya, sebagaimana diketahui bahwa penyampaian laporan kekayaan Joko Widodo yang resmi tercatat di KPK adalah senilai Rp 29.453.455.000.
"Dari data yang dipublikasikan terbukti diragukan kebenarannya bila dibandingkan dengan jumlah uang yang dimiliki Jokowi dan istrinya sebagai disebutkan di atas," ucap Faizal di Rumah Polonia 21, Cipinang Cempedak, Jakarta, Selasa (22/7/2014).
Faizal lalu meminta KPU dan KPK untuk bersikap tegas dalam menegakkan hukum dengan menyelidiki laporan dugaan rekening luar negeri yang dimiliki Jokowi dan istrinya tersebut.
"Lalu tindakan manipulasi dan kebohongan publik yang dilakukan oleh Jokowi tersebut, merupakan masalah serius yang disinyalir terindikasi KKN dan berpotensi terhadap tindakan praktek politik uang dalam proses pemilihan presiden," katanya.
Advertisement
Keanehan Dokumen Rekening Jokowi
Tudingan Faizal Assegaf itu pun menjadi isu hangat saat Pilpres 2014. Situs Katadata pun melakukan pengecekan terhadap foto dokumen kepemilikan rekening capres Joko Widodo di HSBC Hong Kong yang beredar di media sosial.
Foto tersebut dibagikan oleh Faizal Assegaf dalam akun Facebooknya. Dokumen itu menyebutkan bahwa Jokowi memiliki simpanan uang dengan jumlah 77.500 dolar AS. Tertera juga logo HSBC di pojok kanan atas dokumen.
Dalam pengecekan yang dilakukan Katadata, ditemukan beberapa keanehan terkait dokumen rekening tersebut. Yang paling kentara adalah kesalahan penulisan nama bank. Seharusnya nama bank adalah Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Limited. Namun dalam dokumen yang tersebar tertulis Shangai dan bukanlah Shanghai.
Pengecekan pun berlanjut dengan melakukan transfer ke nomor rekening yang tercantum dalam dokumen, namun ditolak dengan notifikasi bahwa informasi bank penerima tidak ditemukan.
Customer Support HSBC pun menjelaskan bahwa swift code atau kode bank yang dicantumkan dalam daftar transfer salah. Seharusnya transfer untuk ke Bank HSBC Hong Kong menggunakan swift code HSBCHKHHHKH bukan HSBCHKHHEDB.
"Satu bank di satu negara kodenya harusnya sama, tidak berbeda," kata petugas HSBC yang dihubungi Katadata.
Penelusuran KPK
KPK pun melakukan penelusuran terkait laporan Progres 98 yang menyebut adanya rekening Jokowi di luar negeri yang tidak dilaporkan tersebut. Wakil Ketua KPK saat itu, Adnan Pandu Praja pun menyatakan tidak ada satu pun rekening di luar negeri atas nama Joko Widodo.
"Terkait rekening di luar, tidak ada satu pun rekening di luar negeri atas nama Jokowi,"‎ kata Adnan di KPK, Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Melalui Adnan, KPK pun mengklaim sudah berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Tapi setelah dilakukan penelusuran mendalam ternyata soal rekening Jokowi yang ada di luar negeri nihil. KPK pun menyatakan Jokowi bersih.
"Kami sudah mengklarifikasi ke PPATK, dan PPATK tidak bisa mem-follow up ke luar negeri karena tidak ada kasusnya. Jadi untuk rekening klir juga," tegas Adnan.
Advertisement
Kesimpulan
Video dugaan temuan rekening gendut Jokowi di luar negeri yang kembali beredar menjelang Pilpres 2019 merupakan video yang sempat dibuat pada Pilpres 2014.
Pada 2014, tudingan Progres 98 terhadap adanya rekening Jokowi di luar negeri yang tidak dilaporkan ke KPU dan KPK telah dibuktikan sebagai hoaks. Terdapat keanehan dalam dokumen rekening Jokowi yang ditemukan Progres 98, seperti kesalahan tulis nama bank dan tidak dapat dilakukannya transfer ke nomor rekening yang tercantum.
Penelusuran KPK yang berkoordinasi dengan PPATK juga membuktikan tidak adanya rekening atas nama Joko Widodo di luar negeri. KPK pun menyatakan Jokowi bersih.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.