Sukses

[Cek Fakta] Meteor Raksasa akan Hantam Bumi pada 2019?

Beredar informasi bahwa NASA memperingatkan adanya ancaman hantaman meteor pada 1 Februari 2019, benarkah kabar tersebut? Simak faktanya di sini.

Liputan6.com, Jakarta Media sosial sedang dihebohkan dengan adanya isu tentang ancaman meteor berukuran besar yang akan menghantam bumi pada tahun 2019. Kabar itu disebut merupakan peringatan resmi dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Unggahan media sosial dan pesan singkat yang beredar terkait isu ini mengutip sebuah artikel yang dimuat di Republika pada 11 Januari 2011 berjudul "NASA: 2019 Meteor Raksasa Akan Hantam Bumi".

Dalam artikel itu, disebutkan bahwa NASA memprediksi akan adanya benturan antara meteor dengan atmosfir bumi pada tahun 2019 yang menjadi ancaman serius bagi planet bumi.

Disebutkan juga bahwa benturan itu akan mengakibatkan suhu bumi memanas, kebakaran hutan dan terbentuknya awan debu tebal yang membuat bumi gelap gulita selama satu bulan.

Di media sosial, kutipan berita ini kerap disangkutpautkan dengan datangnya akhir zaman atau kiamat. Bahkan ada beberapa yang menyebarkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2019. Hal ini membuat masyarakat resah dan ingin mencari tahu kebenaran tentang isu ini. 

 

2 dari 3 halaman

Berita Tahun 2002

Setelah melakukan penelusuran, diketahui kabar mengenai ancaman hantaman meteor pada 2019 ini sudah ada sejak tahun 2002. Sebuah artikel yang dimuat di Spacedaily pada 25 Juli 2002 menuliskan bahwa peneliti asal Inggris dan AS memperkirakan sebuah asteroid besar akan menghantam bumi pada 1 Februari 2019.

Para ahli astronomi di New Mexico menemukan asteroid 2002 NT7 pada 5 Juli 2002. Mereka lalu memperkirakan asteroid yang berdiameter sekitar 2 sampai 4 kilometer itu berkemungkinan menghantam bumi pada 1 Februari 2019 dengan kans 1 banding 60.000.

"Hari ini, perhitungan kami menunjukkan peluang 1 banding 60.000 asteroid itu akan menghantam bumi," kata Alan Fitzsimmons, peneliti di National Space Centre, Leicester, Inggris.

Kabar itu pun mengejutkan masyarakat Inggris. Seorang anggota parlemen Inggris, Lembit Opik bahkan mendesak pemerintah untuk tidak mengabaikan ancaman itu. Ia menyatakan asteroid yang bergerak dengan kecepatan 28 kilometer per detik itu dapat menyebabkan gelombang pasang, kebakaran besar dan aktivitas gunung berapi.

Dibantah NASA

Berselang 5 hari sejak kabar itu beredar, NASA memberikan bantahannya atas isu yang meresahkan itu. Dalam artikel yang dimuat di Spacedaily, NASA menyatakan bahwa peluang asteroid 2002 NT7 menghantam bumi pada 2019 sangatlah kecil dan tidak terlalu genting untuk dikhawatirkan.

"Ancamannya sangat kecil, dengan kemungkinan 1 berbanding 250.000. Perbandingan itu sangat kecil," kata Manajer Program Near-Earth Object untuk Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Don Yeomans dalam wawancara di laman resmi NASA pada 30 Juli 2002

Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology memang telah merevisi peluangnya menjadi 1 banding 250.000, namun masyarakat tetap resah akan isu tersebut.

Senada dengan NASA, Karen Masters (associate professor di Haverford College Pennsylvania) juga menyatakan bahwa kecil kemungkinan asteroid 2002 NT7 akan menghantam Bumi pada 2019 atau 2-3 tahun mendatang. Bahkan, ia memperkirakan bahwa asteroid 2002 NT7 tak lagi berpotensi menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Astronom lulusan Cornell University Amerika Serikat dan Oxford University Inggris itu memberikan penjelasan tertulis dalam laman resmi Cornell University:

"Menurut kalkulasi 2004 (pembaruan atas kalkulasi 2002), kemungkinan asteroid itu menghantam Bumi adalah 1 berbanding 100.000 yang masuk dalam kategori berisiko sangat minim," kata Masters.

"Per data Juli 2015 (yang dihimpun oleh Masters dari Cornell University, NASA dan beberapa lembaga lain), asteroid itu TIDAK akan bertabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat."

"Menurut kalkulasi (tahun 2015), pada 15 Januari 2099, asteroid itu (2002 NT7) akan berjarak 0,37 AU (astronomical unit) dari Bumi (atau lebih dari 100 kali jarak Bumi ke Bulan, yakni sekitar 384-400 juta km). Dan itu adalah jarak terdekatnya dengan Bumi hingga setidaknya tahun 2199," jelas Masters.

"Asteroid 2002 NT7 pun juga sudah tidak dianggap ancaman berbahaya bagi Bumi ... karena, berdasarkan data dan model kalkulasi yang ada, 2002 NT7 tidak akan menabrak Bumi."

"Lantas, bagaimana jika ternyata benar-benar ada sebuah asteroid yang berada di lintasan untuk menabarak Bumi? Lembaga Antariksan Nasional akan mengeluarkan peringatan sejak beberapa tahun sebelumnya. Dan dengan teknologi yang terus dikembangkan, ilmuwan bisa membelokkan atau menghancurkan objek itu saat masih berada di angkasa luar," lanjutnya.

Masters juga mengimbau agar publik tidak gampang termakan pemberitaan media dan harus terus bersikap skeptis.

Ia menganjurkan agar publik meninjau situs-situs resmi badan antariksa nasional setempat atau badan antariksa asing seperti laman Asteroid Watch dan Near-Earth Object Program yang dikelola NASA, agar tidak termakan tentang informasi atau berita hoaks seputar asteroid yang menghantam Bumi.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Kabar mengenai meteor raksasa yang akan menghantam bumi pada 2019 adalah tidak benar. Kabar tersebut sebelumnya pernah meresahkan masyarakat pada tahun 2002, namun segera diklarifikasi oleh NASA lima hari setelahnya. NASA menyebut peluangnya menghantam bumi sangatlah kecil, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan akan isu kiamat pada 2019.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.