Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar marak di media sosial. Salah satunya beredar informasi jika berjinjit dapat menyembuhkan kelumpuhan atau stroke. Tulisan ini diunggah akun Facebook bernama Deka Embun.
Tulisan dan foto tersebut diunggahnya pada 2 Desember 2018 lalu.
"Alhamdulillah.... Dapet ilmu baru...P. Rusdi,70 tahun, warga Bintaro Permai bercerita, dia mengalami kelumpuhan akibat stroke selama 10 tahun dan sebelumnya juga menderita serangan jantung. Sekarang beliau dalam keadaan sehat dan mampu berlari hanya dg therapi sederhana yg didapat dari seorang therapis di Solo. Therapinya hanyalah *"berjinjit"* ....
Advertisement
ya, hanya dg jinjit, yaitu berdiri tegak dan angkat kedua tumit anda secara bersamaan dan tahan semampu anda kemudian turunkan lagi.Sederhana sekali bukan ? Dg berjinjit minimal 50 kali dalam sehari, beliau lepas dari kelumpuhan dan jantung menjadi normal. Bisa juga berjalan jinjit beberapa saat semampu anda.Beliau suruh pegang pahanya, ternyata lebih keras dari saya yg kurang berolahraga. Sekarang banyak orang kurang berolahraga, lebih banyak duduk daripada berdiri apalagi berjalan atau berlari.
Ternyata therapi Jinjit ini bukan hanya mencegah dan menyembuhkan stroke dan jantung, juga banyak penyakit lainya seperti paru2, nyeri tulang belakang/punggung, ginjal, syaraf kejepit dan lain2. Beliau sudah memberikan info ini semenjak sembuh beberapa tahun lalu kepada rekan2 dan saudara2 nya dan alhamdulillah banyak sekali yg sembuh. Jadi, info ini saya beritahukan kepada anda agar bisa sehat dg therapi sederhana dan gratis ini.Semoga info ini bermanfaat dan silahkan dishare kepada semua orang utk mendapat pahalanya."
Â
Unggahan ini pun sudah dibagikan 20.319 kali dan mendapat tanda suka 9.900. Namun, hanya satu orang yang mengomentari unggahan Deka Embun, yaitu akun Facebook bernama Cichi Othman.
"Hebat," tulisnya.
Fakta
Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran dari tulisan yang diunggah Deka Embun. Dan ternyata, informasi yang dibagikan tersebut tidak benar.
Liputan6.com sudah menulis soal benar atau tidaknya jika jinjit bisa menyebuhkan kelumpuhan. Artikel itu diunggah pada 4 Desember 2018 lalu dengan judul Berjinjit Sembuhkan Kelumpuhan Akibat Stroke? Ini Tanggapan Ahli.
"Muncul sebuah pesan berantai mengenai seseorang yang sembuh dari kelumpuhan akibat stroke. Dalam pesan tersebut disebutkan orang itu sembuh dari stroke karena rajin menjalani terapi sederhana, yakni berjinjit.
Isi dari pesan yang diterima tim Health Liputan6.com pada Senin, 3 Desember 2018, berjinjit atau berdiri tegak dan angkat kedua tumit secara bersamaan, kemudian tahan semampunya, dan dilakukan minimal 50 kali dalam sehari, bikin sang pasien terlepas dari kelumpuhan. Jantung pun disebut-sebut bisa kembali sehat.
Dokter Spesialis Bedah Saraf Rumah Sakit Mayapada Tangerang, Roslan Yusni Hasan, yang ditanya soal kebenaran ini menjawab, "Ya, enggak-lah."
Menurut Roslan, belum ada dasar penelitian yang mengaitkan kegiatan berjinjit dan kondisi pasien stroke jadi membaik.
Di pesan itu disebutkan juga bahwa paha orang yang berjinjit lebih keras daripada orang yang berolahraga.
"Sekarang banyak orang kurang berolahraga, lebih banyak duduk daripada berdiri, apalagi berjalan atau berlari," tulis pesan tersebut.
Menanggapi pernyataan itu, Roslan mengatakan, ada benarnya bahwa orang yang sekadar rajin berdiri setelah duduk lama jauh lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali.
"Kalau itu (berjinjit) dianggap 'olahraga', okelah. Akan tetapi, olahraga beneran sekalipun tidak bisa menyembuhkan stroke. Olahraga juga tidak bisa menyembuhkan sakit jantung," kata Roslan.
Menurut dia, olahraga hanya salah satu faktor yang membuat metabolisme seseorang jadi bagus dan memperkecil risiko sakit.
Memperkecil risiko sakit pun tidak cukup dengan olahraga. Asupan makanan sehari-hari harus diperhatikan, istirahat dipastikan harus cukup, dan faktor-faktor lain seperti genetik, usia, dan jenis kelamin ikut memengaruhi.
"Bahwa kemudian olahraga itu menyehatkan, iya. Tapi yang bagaimana dulu?" kata dia.
Untuk mencegah dari stroke dan sakit jantung, Roslan lebih menyarankan melakukan olahraga santai, bukan olahraga prestasi. Santai yang diartikan, bisa istirahat dulu jika capai melanda.
"Olahraga balap-balapan itu tidak sehat. Lari cepat itu juga enggak sehat. Ndak ada pelari cepat yang panjang umur, enggak ada," ujarnya."
Selain itu, website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) www.kominfo.go.id juga mengunggah soal ketidakbenaran informasi tersebut dalam artikel yang berjudul [HOAKS] Berjinjit Bisa Menyembuhkan Stroke.
Â
"Penjelasan :
Beberapa waktu lalu, viral cerita mengenai seorang pria yang sembuh dari stroke hanya dengan melakukan terapi jinjit selama 50 kali dalam sehari. Menurut ahli bedah saraf, dr Roslan Yusni Hasan SpBS, jinjit tidak bisa menyembuhkan stroke. Stroke tidak akan bisa sembuh dengan jinjit-jinjit kaki. Bahkan, meskipun penderita stroke rajin berolahraga, hal ini tidak akan menyembuhkan penyakitnya. Olahraga hanya akan mencegah datangnya penyakit ini. Memperkecil risiko sakit pun tidak cukup dengan olahraga. Asupan makanan sehari-hari harus diperhatikan, istirahat dipastikan harus cukup, dan faktor-faktor lain seperti genetik, usia, dan jenis kelamin ikut memengaruhi.
Counter :
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4317462/viral-jinjit-50-kali-sehari-sembuhkan-stroke-ini-tanggapan-dokter?fbclid=IwAR0p45XsCTzca_6ZrvEQ1Qk1pSgu57r5OHA-e0WfxOUQsCPNz06WdT5_oJo
https://doktersehat.com/jinjit-kaki-bisa-sembuhkan-stroke/
https://www.liputan6.com/health/read/3797944/berjinjit-sembuhkan-kelumpuhan-akibat-stroke-ini-tanggapan-ahli?fbclid=IwAR1qzwZDmz0x41vwjRD_ubKhEqUicMJyaEf0CMTBBx4LrUngXNOTeb7Jzag"
Â
Advertisement
Kesimpulan
Informasi yang disebarkan akun Facebook bernama Deka Embun adalah hoaks atau tidak benar. Hal itu lantaran berjinjit saja tidak dapat menyembuhkan kelumpuhan atau stroke.
Kalau pun berjinjit dianggap sebagai olah raga, itu hanya salah satu faktor yang membuat metabolisme seseorang jadi bagus dan memperkecil risiko sakit.
Â
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.