Sukses

[Cek Fakta] Klarifikasi Menko Luhut soal Amplop untuk KH Zubair Muntasor

Viral video Menko Luhut Binsar Pandjaitan memberikan amplop kepada seorang kiai Ada yang menduga, itu terkait dukungan pilpres.

Liputan6.com, Jakarta - Video Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang memberikan amplop kepada pimpinan Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan, KH Zubair Muntasor menjadi perbincangan di media sosial.

Luhut diduga memberikan amplop kepada Kiai Zubair untuk mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Kabar ini kemudian viral di facebook. Misalnya saja seperti yang diunggah akun facebook Nelly Rosa Ringo pada 3 April 2019 lalu.

Akun Nellu Rosa Ringo juga memberikan sebuah narasi dalam konten yang diunggahnya.

"Amplop Keramat Beli Suara Rakyat ?! Malu-maluin, Luhut bukan jadi contoh malahan merusak ahlak..#AmplopLuhutAdaMaunya," tulis Nelly Rosa Ringo.

Konten yang diunggah Nelly Rosa telah 1.523 kali dibagikan dan mendapat 123 komentar warganet.

2 dari 3 halaman

Klarifikasi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya angkat bicara kabar tersebut.

Hal ini sebagaimana artikel yang dimuat Liputan6.com dengan judul 'Maksud Menko Luhut Beri Amplop ke KH Zubair Muntasor'.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan mengklarifikasi atas viralnya video yang memperlihatkan dirinya sedang memberikan amplop kepada KH Zubair Muntasor di Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan, Madura beberapa waktu lalu.

Luhut menjelaskan, kunjungannya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil itu hanya sebatas untuk silahturahmi biasa. Menurutnya, silahturahmi ke pesantren menemui para kiai sudah dilakukannya sejak masih menjabat di TNI.

"Silaturahmi di pondok pesantren sudah biasa saya lakukan sejak menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa Timur pada 1995. Bagi saya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Bahkan, sambung dia, hal tersebut juga yang membuat dirinya bisa mengenal Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. "Dari kebiasaan itulah saya mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajari saya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian," ucapnya.

Sementara, khusus mengenai kunjungannya ke Bangkalan untuk menjenguk KH Zubair Muntasor yang didengarnya memiliki masalah kesehatan. Kata Luhut, hal ini tidak patut diceritakan ke publik secara lebih mendetail karena menyangkut privasi KH Zubair.

Luhut menegaskan, terkait amplop yang diberikan kepada kiai merupakan bisyaroh yang dimaksudkan hanya untuk pengobatan semata. Hal itu diberikan Luhut lantaran dirinya telah dijamu dan disambut baik saat silahturahmi.

"Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019," ungkap Luhut.

Luhut menyesalkan bahwa kunjungannya diartikan untuk jual beli suara politik. Bagi Luhut, tuduhan tersebut justru menjadi fitnah dan mencoreng nama besar kiai dan pesantrennya.

Dia pun mengimbau kepada para elite supaya mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk. Serta hati yang bersih daripada hati penuh kecurigaan.

"Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Menko Luhut sudah memberikan klarifikasi atas pemberian amplop kepada KH Zubair Muntasor.

Terkait amplop yang diberikan kepada kiai, Luhut mengatakan, hal itu merupakan bisyaroh yang dimaksudkan hanya untuk pengobatan semata.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.