Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Babi Berbulu Domba Diciptakan untuk Mengecoh Umat Islam

Viral kabar tentang babi berbulu mirip domba beredar. Babi ini disebut-sebut sengaja diciptakan di Austria.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang babi berbulu yang mirip domba atau biri-biri beredar di media sosial. Babi jenis Mangalitsa disebut-sebut sengaja diciptakan di Austria. Tujuannya, untuk mengecoh umat Islam.

Kabar ini viral di facebook dalam sebuah gambar yang diunggah oleh akun Abi Jh pada 18 Mei 2016. Dalam gambar itu terlihat penampakan babi Mangalitsa. Selain itu terdapat narasi dan penjelasan tentang babi tersebut.

"Babi Manggalitsa adalah teknologi baru Austria kacukan babi dgn biri biri, tujuan untuk mengelirukan umat islam supaya mkn babi yg disangka daging biri biri dibuang kepala selepas di sembelih.tlg share untuk kepentingan umat Islam," demikian narasi dalam gambar tersebut.

Akun facebook Abi Jh juga menambahkan narasi dalam unggahannya yang meminta umat Islam berhati-hati atas peredaran daging babi Mangalitsa di Indonesia.

"Hati-hati," tulis akun Abi Jh.

Konten yang diunggah akun Abi Jh telah 20 ribu kali dibagikan dan mendapat 11 komentar warganet.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Dari penelusuran, kabar tentang babi Mangalitsa yang sengaja diciptakan di Austria ternyata tidak benar.

Babi Mangalitsa merupakan merupakan salah satu ras babi paling langka di dunia. Babi tersebut berasal dari Hungaria.

Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs merdeka.com dengan judul berita 'Mangalitsa, si babi berbulu domba'.

Merdeka.com - Masih ingat pepatah serigala berbulu domba? Pepatah ini menggambarkan seseorang yang dari luar terlihat baik dan polos, ternyata di dalam hatinya memiliki niat jahat. Lantas, jika di dunia nyata yang berbulu domba itu bukan serigala, melainkan babi, kira-kira apa maknanya ya?

Mangalitsa atau juga dikenal sebagai mangalica, merupakan salah satu ras babi paling langka di dunia yang berasal dari Hungaria. Ras ini mengalami pertumbuhan rambut yang tidak biasa, yang sekilas menyerupai bulu domba. Bulu mangalitsa bisa berwarna hitam atau merah, tetapi yang paling umum ditemui adalah yang berwarna pirang.

Perkembangbiakan dari Mangalitsa dimulai pada tahun 1830-an pada masa Kekaisaran Austro-Hungaria setelah Archduke Joseph Anton Johann, anak ketujuh dari Kaisar Romawi Leopold II, menerima hadiah babi Sumadija dari seorang pangeran Serbia, dan kemudian mengawinkan mereka dengan babi Bakony dan Szalonta. Mangalitsa tidak membutuhkan perawatan khusus dan ras babi ini sangat mudah besar. Menurut laporan Amusingplanet, lemak babi ini mencapai 65 sampai 70 persen dari berat tubuhnya.

daging Mangalitsa juga dianggap sebagai daging babi paling lezat di dunia karena mengandung banyak asam lemak omega-3 dan antioksidan alami. Hal itu disebabkan jenis pakan yang diberikan kepada Mangalitsa tidak seperti babi pada umumnya. Babi jenis ini hanya diberi makan gandum, jagung dan barley. Lemak babi ini juga lebih ringan dan mudah meleleh pada suhu rendah, dibandingkan lemak babi dari jenis babi lainnya.

Dari awal abad ke-19 sampai 1950, Mangalitsa menjadi jenis babi yang sangat populer di Hungaria. Dagingnya kemudian diolah menjadi beragam produk, seperti salami, bacon, dan masih banyak lagi. Lemak Mangalitsa juga digunakan untuk memproduksi lilin, sabun dan produk kosmetik lainnya. Saat ini, ada lebih dari 8.000 peternakan babi di Hungaria yang menernak 60.000 Mangalitsa setiap tahunnya.

Selain itu, daging babi Mangalitsa juga tidak beredar di Indonesia. Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs resmi Kementerian Agama, kemenag.go.id dengan judul artikel 'Ini Jenis Babi Mangalitsa yang Perlu Diketahui Umat Islam!'.

Jakarta, bimasislam-- Belakangan santer di media sosial tentang binatang bernama Mangalitsa, khususnya melalui Whatsapp.

Dalam informasi tersebut disebutkan bahwa Mangalitsa merupakan hasil persilangan babi dengan biri-biri(domba).

Ditambah lagi data-data bahwa dagingnya telah tersebar dengan harga murah dari Wikipedia yang belum jelas sumbernya.

Akibatnya, informasi itu cukup meresahkan masyarakat, terutama bagi konsumen muslim. Berikut sedikit ulasan tentang mangalitsa. Menurut para ahli perhewanan IPB (12/2), Mangalitsa merupakan nama untuk satu spesis binatang, yaitu: Babi Berbulu seperti Biri-biri, atau dalam bahasa Hungaria dikenal dengan istilah Mangalica yang dikenal sebagai Hog kerinting rambut.

Babi Mangalitsa merupakan babi jenis lain yang mempunyai bulu yang panjang, yaitu jenis "Lincolnshire Curly Coat of England". Sebelumnya Mangalitsaditernak untuk mendapatkan lemak babi.

Mangalitsa adalah jenis babi yang paling populer di daerah Balkan,sehingga 1950 (terdapat 30.000 babi jenis ini di Hungary pada tahun 1943).

Mangalitsa bukanlah spesies yang benar-benar baru. Ia dikembangkan di abad 19, sekitar tahun 1830, dari persilangan antara babi jenis Bakonyi dan Szalontai asal Hungaria dengan babi Sumadia asal Serbia.

Persilangan itu menghasilkan babi yang aneh. Jika biasanya babi tidak memiliki bulu, babi Mangalitsa ini memiliki bulu tebal seperti biri-biri.

Sebagian Mangalitsa berbulu coklat kehitam-hitaman, namun ada pula yang berbulu putih. Kondisi berbulu seperti inilah yang sering mengindikasikan mangalitsa seperti biri-biri.

Pada 2006, Mangalitsa mulai diimpor ke Inggris. BBC mengakui, orang yang pertama kali melihat mereka pasti akan berpikir bahwa mereka adalah domba.

Maraknya informasi tentang mangalitsa cukup membuat masyarakat muslim khawatir terhadap peredaran daging Mangalitsa. Namun di Indonesia, jenis babi ini belum ada.

Mangalitsa merupakan spesies babi dengan harga yang sangat mahal. Mangalitsa mengandung lemak antara 65-70 persen, sehingga hanya diminati oleh kalangan tertentu di Hungaria dan beberapa negara Eropa lainnya.

Peredaran daging hewan ternak di Indonesia diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian.

Dalam ketentuan pasal 36 UU RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran hewan atau ternak dan produk hewan di dalam negeri maupun ke luar negeri.

Di samping itu,produsen harus memenuhi ketentuan pencantuman label halal untuk setiap produk yang diperdagangkan di Indonesia, sebagaimana ketentuan pada pasal 2 PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Dengan ini, produsen daging tidak bisa serta merta mendistribusikan produksi daging mereka tanpa melalui izin dari Menteri Pertanian.

Saat diwawancara bimasislam, Kasubdit Produk Halal Direktur Urais dan Binsyar, Siti Aminah mengatakan, pengawasan masyarakat terhadap peredaran daging hewan sangat penting.

"Ini menjadi faktor pendukung agar daging Mangalitsa tidak benar-benar beredar di negeri kita. Kontrol masyarakat diperlukan dalam mengawasi pangan yang beredar," tegasnya.

Lebih lanjut, hal lain yang perlu diwaspadai adalah barang gunaan yang berbahan woll.

"Perlu ketelitian dan kehati-hatian konsumen muslim dalam memilih barang gunaan yang tidak mengandung unsur haram," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang babi Mangalitsa yang sengaja diciptakan di Austria ternyata salah. Babi tersebut merupakan salah satu ras babi paling langka di dunia. Asalnya dari Hungaria.

Sementara untuk daging babi Mangalitsa dipastikan tidak beredar di Indonesia. Narasi yang dibangun dan disebarkan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini