Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang dugaan saksi kubu Prabowo-Sandiaga dikeroyok oleh polisi saat rapat pleno penghitungan suara beredar di media sosial.
Kabar ini beredar dengan menyertakan sebuah video berdurasi 2 menit 20 detik di Facebook. Dalam video itu tampak seorang pria tengah diamankan sejumlah anggota polisi. Suasana di tempat tersebut tampak ricuh saat pria tersebut diamankan polisi.
Baca Juga
Video tersebut kemudian diunggah oleh akun facebook Windi Astoria pada 3 Mei 2019. Akun ini juga menambahkan sebuah narasi dalam konten yang diunggahnya.
Advertisement
"Ya Allah Astagfirullah ...Saksi Prabowo-Sandi di duga dikeroyok polisi karena memprotes adanya kecurangan.
Dipublikasikan 2 Mei 2019
Dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Tingkat Kabupaten sampang tidak aman. dikarenakan saksi Capres & Cawapres Prabowo-Sandi, saat memprotes ada kecurangan malah mereka dihajar oleh beberapa orang yg di duga oknum oknum polisi...Demokrasi macam apa ini !," tulis akun Windi Astoria.
Konten yang diunggah akun Windi Astoria telah 6 ribu kali dibagikan dan mendapat 801 komentar warganet.
Â
Penelusuran Fakta
Dari penelusuran, kabar soal saksi Prabowo-Sandiaga yang dikeroyok polisi saat mengawal penghitungan suara ternyata tidak benar.
Peristiwa tersebut terjadi pada saat Rapat Pleno Terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sampang, Madura, Jawa Timur pada Kamis 2 Mei 2019 lalu.
Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kominfo.go.id dalam sebuah artikel berjudul '[DISINFORMASI] Saksi Prabowo-Sandi Dikeroyok Polisi Karena Memprotes Kecurangan'.
Seorang pengguna Facebook mengunggah video disertai narasi ya Allah Astagfirullah... Saksi Prabowo-Sandi di duga dikeroyok polisi karena memprotes adanya kecurangan.
Dipublikasikan 2 Mei 2019. Dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Tingkat Kabupaten Sampang tidak aman. Dikarenakan kecurangan malah mereka dihajar oleh beberapa orang yang di duga oknum oknum polisi. Demokrasi macam apa ini !
Faktanya kejadian tersebut terjadi karena saksi calon Presiden 02 memprotes hasil perolehan suara, karena tidak cocok dengan data yang dimilikinya.
Mulanya saksi kedua capres saling interupsi dan adu argumen mengkritik ketidak cocokan data yang dibacakan PPK Kedungdung. Saksi Capres 02 mendesak untuk membaca ulang hasil perolehan hingga dengan cara membuka ulang kotak suara.
Saat dilakukan pembukaan DA1 untuk dicocokkan dengan perolehan suara Prabowo, saksi tidak meladeni. Ia berikeras tidak mau mengisi from DB2 sebagai tanda keberatan, karena menurutnya sikap tersebut sarat akan kecurangan.
Saksi Capres 02 marah, kemudian menendang dan melempar kursi. Ditengah kericuhan, Kepala Kepolisian Resor Sampang, AKBP Budhi Wardiman turut melerai cekcok yang hampir terjadi adu fisik dan mengamankan kedua pihak, sehingga tidak tejadi bentrok fisik.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang saksi Prabowo-Sandiaga yang dikeroyok oleh polisi ternyata salah. Pada peristiwa itu, polisi hanya sebatas melerai kericuhan yang terjadi saat rapat pleno dan mengamankan saksi.
Narasi yang dibangun oleh sumber tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement