Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Video Gempa Malam Tahun Baru 31 Desember 2019

Viral di YouTube, video dengan narasi rumor gempa yang terjadi pada 31 Desember 2019. Jangan gampang percaya, cerna dan cek faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang soal potensi gempa di malam tahun baru kembali beredar di media sosial. Kabar ini beredar dalam bentuk video di akun YouTube All Video Project pada 25 Desember 2018.

Akun ini mengunggah video berita dari iNews TV yang membahas penanganan gempa berjudul "Gempa Megathrust Ancam Ibu Kota".

Akun YouTube ini kemudian menambahkan sebuah narasi dalam akun yang diunggahnya.

"Malam Tahun Baru 31 Desember 2019 pukul 24.00 akan terjadi GEMPA dan TSUNAMI di Seluruh Indonesia".

Video yang diunggah akun YouTubeAll Video Project telah 44.766 kali ditonton dan 178 kali mendapat komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri, kabar tentang malam tahun baru 31 Desember 2019 yang bakal diguncang gempa ternyata tidak benar. 

Narasi dan video yang digunakan serupa dengan kabar hoaks sebelumnya yang menyebut, gempa dan tsunami besar pada malam pergantian tahun 2019 lalu. 

Situs Liputan6.com dengan judul artikel "[Cek Fakta] Rumor Gempa di Malam Pergantian Tahun 2019" juga memverifikasi klaim tersebut. 

Berikut narasinya: 

 

Liputan6.com, Jakarta - Jelang tahun baru, berbagai berita yang belum tentu kebenarannya kembali berembus di media sosial. Salah satunya soal akan adanya bencana gempa dan tsunami yang cukup besar di Indonesia.

Kabar tersebut seperti diunggah akun Facebook bernama Rudy Beckham AL Batawi. Dalam unggahannya, ia juga memasukkan video berita dari salah satu stasiun televisi swasta soal gempa dan tsunami.

"Waspada KIAMAT SUDAH DEKAT...

Malam Tahun Baru 31 Desember 2018 Pukul 24.00 WIB akan terjadi GEMPA dan TSUNAMI BESAR di Seluruh Indonesia dan Dunia untuk itu dihimbau kepada semua Masyarakat Dunia agar BERTAUBAT dan MEMAKMURKAN MASJID menjalankan SHOLAT 5 WAKTU agar kita semua MATI dalam keadaan IMAN dan TAQWA kepada Alloh SWT dan Rosul-Nya. Amin," tulis Rudy Beckham AL Batawi pada Minggu, 23 Desember 2018.

Unggahan tersebut sudah dibagikan sebanyak 143.808 kali dan mendapat tanda suka 16 ribu. Kolom komentar pun dibanjiri hingga 6.600. Komentar para peselancar dunia maya beragam.

"Hanya Tuhan yg tau ap yg akan terjdi k dpan. Klo Tuhan sudah menghndaki ap boleh buat," tulis akun Facebook bernama Samsia.

Selain itu juga, akun Facebook bernama Tini Maryani mengaku tak percaya.

"Benar sekali kayaknya ini peramal yg berani nulis sy msh ingat th 2012 ramalan mau kiamat e yg ngramal meninggal jangan mendahului kuasa Alloh kita hanya mahluk yg harusnya bertaqwa dan ber iman semoga kita selamat amin," tulis Tini Maryani.

Liputan6.com juga mencoba mengonfirmasi langsung kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal senada pun juga dikatakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Menurutnya, gempa yang terjadi itu tidak bisa diprediksi kapan tanggal pastinya.

"Kalau di Indonesia itu potensi gempa, ada, tetapi tidak tanggal 31. Kata kuncinya itu kalau ada tanggal (terjadinya gempa), ngawur," ujar Dwikorita kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Dia menjelaskan, Indonesia itu merupakan negara yang berada di Cincin Api Pasifik. Sehingga, kata Dwikorita, menyebabkan potensi gempa sudah dipastikan ada di Indonesia.

"Indonesia itu negara cincin api, sehingga potensi gempa itu bisa di Jakarta, Yogyakarta, atau dimana saja. Karena data-data gempa terekam terus setiap hari, hanya saja kekuatannya tidak selalu tinggi," papar dia.

Dwikorita menegaskan, hanya Tuhan saja yang bisa tahu kapan gempa itu akan terjadi. Termasuk juga dengan gempa megathrust yang disebut-sebut akan terjadi pada 31 Desember 2018 mendatang.

"Yang tahu tanggalnya hanya Tuhan, tetapi manusia dengan ilmu, data bisa tahu potensi gempa itu. Kapan gempanya belum tahu, tapi kita pantau terus. Sehingga jika meningkat potensinya, segera kami berikan peringatan dini," tuturnya.

"Semakin detail dia nyebutkan (soal gempa) semakin dia ngaco. Yang pastinya soal gempa itu, kita tidak tahu," jelas Dwikorita.

 

Selain itu BMKG pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak termakan informasi palsu atau hoaks terkait gempa, khususnya pasca-lindu di Banten yang guncangannya sampai di Ibu Kota pada Jumat malam, 2 Agustus 2019. 

Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "BMKG: Jangan Percaya Informasi Hoaks Terkait Gempa Banten".

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikornita Karnawati meminta masyarakat untuk tenang dan tidak mudah mempercayai informasi hoaks terkait gempa Banten M 7,4 yang dampaknya terasa hingga ke Jakarta.

"Masyarakat tetap tenang, jangan percaya informasi hoaks, yang sumbernya tidak jelas,” ucap Dwikornita dalam konferensi pers dikantornya, Jumat (2/8/2019).

Dia meminta masyarakat untuk mencari informasi langsung dari BMKG melalui sumber informasi di media sosial situs resmi atau menghubungi langsung BMKG.

“Di twitter salah sataunya, masyarakat bira mengakses @infoBMKG. atau melalui sumber-sumber terpercaya,” ucap Dwikornita.

Dia pun meminta kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai, khususnya Banten, Lampung, Bengkulu dan sebagian wilayah Jawa untuk pindah ke wilayah yang lebih tinggi.

“Masyarakat diminta tenang, meninggalkan daerah pesisir, kawasan pantai menuju ke tempat lebih tinggi,” ucap dia.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Rumor soal gempa yang bakal terjadi pada 31 Desember 2019 tidak benar alias hoaks.

Narasi yang disampaikan akun YouTubeAll Video Project dalam video yang diunggahnya tidak sesuai dengan fakta sebenarnya yang disajikan dalam video iNews yang membahas penanganan gempa berjudul "Gempa Megathrust Ancam Ibu Kota".

Pembuat klaim menggunakan video dari media arus utama (mainstream) dan menambahkan narasi dusta. 

Mirip yang dilakukan penyebar hoaks yang menyebut gempa dan tsunami besar akan melanda pada malam pergantian tahun 2019 lalu. 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.