Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Gambar Spanduk 'Warga Nahdliyin Rindu Khilafah'

Viral, foto spanduk NU bertuliskan rindu khilafah. Benarkah? Cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gambar spanduk bertuliskan "WARGA NAHDLIYIN RINDU KHILAFAH", viral di media sosial.

Gambar ini diunggah oleh akun facebook Moeslim Niaga pada Kamis 8 Agustus 2019 lalu. Pengunggahnya mengklaim, foto tersebut diambil pada 2003.

"Nemu foto thn 2003, sebelum SAS jadi ketua PBNU. Ayoo podho melek NU sing manut mbah Hasyim kwi iki do matla'ah ben ngerti!!," tulis pemilik akun tersebut. 

Akun facebook ini kemudian mengklaim bahwa warga Nahdlatul Ulama mendukung khilafah.

"NU sebelum di jangkiti penyakit sekuler," tulis akun facebook Moeslim Niaga.

Konten yang diunggah akun facebook Moeslim Niaga telah 3 ribu kali dibagikan dan mendapat 83 komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri, kabar tentang warga NU yang merindukan khilafah ternyata tidak benar. Salah satu buktinya adalah artikel situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), nu.or.id dengan judul artikel "NU Kecam Spanduk Palsu Pagar Nusa di Muktamar Khilafah HTI".

 

Jakarta, NU Online - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dinilai telah melakukan aksi pemalsuan dengan memasang spanduk salah satu badan otonom NU, Pagar Nusa, pada Muktamar Khilafah 2013 HTI di Jakarta, Ahad (2/6), sebagai tanda dukungan terhadap berdirinya negara khilafah.

Spanduk yang menempel di tribun stadion Gelora Bung Karno tersebut memampang logo resmi organisasi pencak silat NU itu dengan jargon berbahasa Sunda ”Cadu Mundur Pantang Mulang” atau tidak akan mundur tidak akan pulang. Di bawahnya tertulis jelas ”Pagar Nusa Wilayah Tanjungsari-Sumedang”, diikuti teks ”Siap Mengawal Tegaknya Syariah dan Khilafah”.

Sekretaris Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Aceng Muhyi, mengaku kaget dan prihatin dengan informasi tersebut. Pihaknya kecewa karena selama ini Pagar Nusa di Sumedang hanya ada di tingkat pimpinan cabang alias kabupaten, belum ada di tingkat kecamatan.

”Kami mengecam aksi ini,” katanya kepada NU Online lewat telepon, Jumat (7/6).

Tanjungsari merupakan salah satu kecamatan di Sumedang, berbatasan di sisi barat daya dengan Kecamatan Jatinangor. Secara resmi NU menggunakan istilah ”Pimpinan Anak Cabang (PAC)” untuk merujuk badan otonomnya, seperti Pagar Nusa, di tingkat kecamatan, dan bukan ”wilayah”.

”HTI di Tanjungsari dan Jatinangor sekarang memang cukup gencar. Mulai banyak aktivis-aktivis mahasiswa (HTI) yang masuk kantong-kantong NU di sana. Ini mungkin juga mempengaruhi kejadian ini,” katanya.

Aceng berencana akan memanggil Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) setempat untuk mengklarifikasi peristiwa ini. Dia menegaskan, spanduk yang dipasang berderet dengan spanduk-spanduk milik HTI tersebut adalah bentuk pemalsuan yang sama sekali tak terkait dengan PCNU Sumedang.

 

Selain itu, Kementarian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga meluruskan kabar tersebut dalam situs resminya, kominfo.go.id dengan judul artikel "[HOAKS] Logo NU Warga Nahdliyin Rindu Khilafah".

 

Telah beredar postingan di media sosial facebook tentang acara konferensi khilafah dengan memakai logo NU warga Nahdliyin rindu khilafah.

Faktanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dinilai telah melakukan aksi pemalsuan dengan memasang spanduk salah satu badan otonom NU, Pagar Nusa, pada Muktamar Khilafah 2013 HTI di Jakarta, Ahad (2/6)sebagai tanda dukungan terhadap berdirinya negara khilafah. Sekretaris Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Sumedang menegaskan, spanduk yang dipasang berderet dengan spanduk-spanduk milik HTI tersebut adalah bentuk pemalsuan yang sama sekali tak terkait dengan PCNU Sumedang.

 

Ketika Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya dengan alat Google Reverse Images, hasilnya mengarah ke artikel HTI Mencatut Logo dan Nama NU Pada Muktamar Khilafah 2013.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Gambar yang diunggah dan narasi yang disebarkan oleh akun Moeslim Niaga tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini