Sukses

[Cek Fakta] Makan Seblak Bisa Menyebabkan Usus Buntu? Ini Faktanya

Viral kabar tentang makan seblak menyebabkan usus buntu. Cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang memakan seblak yang dapat memicu usus buntu, viral di media sosial. Kabar ini beredar dalam sebuah pesan berantai. Misalnya seperti yang diunggah akun Facebook Qu'ratu Ainiero pada 9 Oktober 2017 silam.

Akun tersebut mengunggah cerita tentang seorang anak bernama Salma yang merasakan sakit pada perutnya.

Setelah diperiksa ke dokter, Salma didiagnosis menderita usus buntu. Penyebabnya, diduga Salma terlalu sering memakan seblak.

"Buat yang suka makanan ini hati-hati ya....BAHAYA MAKAN SEBLAK DRI KERUPUK MENTAH YG DI RENDAM tpi ttp kenyal

Pulang sekolah Salma perutnya kesakitan....lama kelamaan tidak bs d gerakan sama sekali seperti keram usus...aq bawa ke Igd Rs.Immanuel...sewaktu d periksa dokter igd salma muntah" dan diare...lalu diadakan pemeriksaan cek darah dan ronsen hasil nya asam lambung naik Leukosit sel darah putih nya 14rb lebih..Setelah d infus besok nya dilakukan USG.. cek darah dan ronsen ...setelah d bacakan hasil nya sm Dokter spesialis bedah anak... usus nya terjadi pembengkakkan dan kata dokter usus buntu...dan kalau setelah plg dri sini perut nya sakit lg harus segera puasa selama 6 jam dan langsung tindakan operasi...kalo tidak usus nya akan pecah ...klo ususnya sudah pecah akan mengganggu rahim dan efek kdpn nya tdk bs pnya Anak Naudzubillah😢😢😢 penjelasan dokter sungguh sangat bikin dada sesak....

Dokter bertanya Apakah anak ini suka makan seblak?...salma menjawab iya....dan dokter pun bilang ...saya udh ratusan org dlm sthn ini mengoperasi yg usus buntu karna makan seblak.. saya bertanya kpd dktr..knp Dok anak saya bs kena usus buntu..pdhl ga bgtu suka pedes...Usus buntu yg anak ibu alami bkn krna cabe nya...tpi karena kerupuk mentah klo d simpan dlm aer tpi tdk hancur malah jd kenyal ..kebayang ga ibu akan bagaimana...begitupun d dlm usus qt...kerupuk itu tdk akan hancur..

Maka berhati hatilah ibu" yg mempunyai anak gadis yg suka makan seblak kerupuk kering yg d rendam tpi kerupuk nya masih kenyal dan blm matang krna bs menyumbat d usus dan terjadi infeksi.....lebih baik mencegah drpd mengobati....," tulis akun facebook Qu'ratu Ainiero.

Konten yang diunggah akun facebook Qu'ratu Ainiero telah 148 ribu kali dibagikan dan mendapat 17 komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri, kabar tentang memakan seblak dapat menyebabkan usus buntu ternyata tidak benar.

Fakta ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "Usus Anak Bengkak Akibat Makan Seblak, Benarkah?".

Liputan6.com, Bandung Seorang ibu mengunggah foto putrinya yang berusia 11 tahun bernama Salma Azka melalui akun Facebook miliknya. Dia menceritakan kisah anaknya yang mengalami bengkak di usus, yang menurutnya akibat makan seblak.

Wanita bernama Desy Puspita Yulida ini mengisahkan, si kecil mengeluh sakit perut sepulang sekolah. Rasa sakit tersebut lama-lama makin parah seperti keram usus. Dia lalu membawa anaknya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Immanuel Kopo Bandung.

Melalui akun Facebooknya, Desy menjelaskan bahwa setelah menjalani pemeriksaan darah dan rontgen, diketahui bahwa Salma mengalami peningkatan asam lambung dan leukosit (sel darah putih) mencapai lebih dari 14.000. Normalnya leukosit pada anak usia 10 tahun, hanya 4.500 - 13.500/mm3.

Selain itu, Salma juga menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG). Desy menjelaskan, dokter mengatakan anaknya terkena usus buntu dan harus dioperasi. Jika tidak, ususnya akan pecah dan jika hal itu terjadi akan mengganggu rahimnya pada masa mendatang.

Dalam akun Facebooknya tersebut, dia juga mengatakan bahwa dokter menanyakan apakah Salma senang makan seblak. Menurut Desy, dokter menjelaskan bahwa kerupuk mentah yang direndam dan menjadi kenyal dalam seblaklah yang menyebabkan usus Salma tersumbat dan terjadi infeksi.

Desy juga menyatakan bahwa dokter yang menangani anaknya mengaku telah menangani ratusan pasien yang terkena usus buntu akibat makan seblak.

"Maka berhati-hatilah ibu-ibu yang mempunyai anak gadis yang suka makan seblak, kerupuk kering yang direndam tapi kerupuknya masih kenyal dan belum matang karena bisa menyumbat di usus dan terjadi infeksi. Lebih baik mencegah daripada mengobati," tulis Desy dalam unggahan Facebooknya.

Menurut Dr Ari Fahrial Syam, Sp PD, meningkatnya sel darah putih (leukosit) bisa terjadi jika terdapat infeksi.

"Pada dasarnya yang mesti diperhatikan itu higienisnya makanan. Kalau tidak higienis bisa menyebabkan keracunan. Gejalanya yaitu muntah dan diare. Kalau ini berlangsung lama maka bisa menyebabkan leukosit meningkat," ucap Dr Ari saat dihubungi Health-Liputan6 pada Selasa (10/10/2017).

Selain itu, dia juga menjelaskan mengenai bagaimana makanan dicerna dalam lambung. "Makanan itu memang harus dikunyah lebih lama agar dicerna lambung karena lambung memiliki sistem penghancuran dan kadar pH 1 sampai 2," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, seblak yang umumnya terbuat dari kerupuk biasanya mudah hancur karena kerupuk umumnya hancur dalam air, kecuali jika kerupuk tersebut mengandung zat tambahan tertentu seperti pengawet.

"Kalau seblak itu seharusnya aman, jadi tidak mungkin ada pembengkakan. Kecuali kalau dia mengandung pengawet dan pengenyal. Ini bisa memunculkan masalah di pencernaan dan menyebabkan infeksi," lanjutnya.

Dia juga menjelaskan, pada kasus usus buntu, pasien mengalami penurunan daya tahan tubuh dan peradangan. Hal itu yang membuat usus membengkak.

Dia mengimbau masyarakat agar selalu mengonsumsi makanan yang higienis. Hal ini dilakukan supaya terhindar dari infeksi dan tidak mengabaikan sakit perut.

"Prinsipnya kalau muntah dan diare tidak bisa diatasi, harus segera mencari pertolongan, jangan dianggap enteng," tutupnya.

Dalam komentar terbarunya, Desy buru-buru menyampaikan kepada teman-temannya bahwa dirinya tidak ada niat sedikit pun untuk menjatuhkan para pedagang seblak. "Yang dokter tekankan hanya seblak yang terbuat dari kerupuk yang masih alot ketika dikunyah. Kalau kerupuknya sudah lembek ya mungkin aman-aman saja?" ujar Desy.

Fakta lainnya dikutip dari situs klikdokter.com dengan judul artikel "Benarkah Makan Seblak Picu Infeksi Usus?".

Klikdokter.com, Jakarta Seblak menggunakan bahan dasar kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka bercampur udang atau ikan. Pada pembuatannya, kerupuk yang menjadi bahan dasar seblak tidak digoreng, melainkan dimasak dengan air, telur, serta tambahan bumbu lain seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai hingga teksturnya menjadi kenyal.

Kerupuk yang kenyal dalam seblak tersebut menimbulkan kesan “mentah” sehingga banyak anggapan bila dikonsumsi dapat sebabkan infeksi usus. Padahal, kerupuk kenyal tersebut tetap dapat dicerna oleh usus sama seperti makanan lainnya.

Di sepanjang saluran pencernaan, terdapat banyak enzim yang siap untuk mencerna beragam jenis makanan yang dikonsumsi. Mulai dari yang lunak seperti buah hingga daging yang agak keras, tak terkecuali kerupuk.

Sebenarnya, bukan kerupuknya yang menjadi masalah, melainkan rasa pedasnya. Ini karena pedas merupakan salah satu unsur penyebab iritasi usus, yang pada akhirnya dapat memicu infeksi usus seperti gastritis (radang lambung), kolitis (radang usus besar) atau radang usus buntu.

Oleh karena itu, bila Anda adalah penggemar seblak, sebaiknya hindari penggunaan cabai yang berlebihan. Kemudian, bila Anda adalah penderita mag, jangan makan seblak dalam kondisi perut kosong agar tidak mengalami nyeri ulu hati.

Pastikan pula Anda minum air putih lebih banyak setelah mengonsumsi seblak, agar tingkat keasaman di dalam lambung bisa menurun.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Seblak memang bisa menyebabkan infeksi usus. Tetapi, bukan karena penggunaan kerupuk.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.