Sukses

Cek Fakta: Hujan Batu Sebesar Rumah di Purwakarta Diklaim Serpihan Meteor, Ini Faktanya

Laman Postingan people +62 mengunggah video peristiwa hujan batu yang disebut terjadi di Purwakarta, Jawa Tengah yang diklaim serpihan meteor. Faktanya?

Liputan6.com, Jakarta - Pada 14 Oktober 2019, laman Postingan people +62 mengunggah video peristiwa hujan batu yang disebut terjadi di Purwakarta, Jawa Barat.

Dalam video terlihat bongkahan batu-batu, kecil hingga besar. Sejumlah rumah terlihat rusak.

"INALILLAHI WAINAILAIHI RADZIUN..MARI KITA BERDOA SEMOGA TIDAK TERJADI BENCANA ALAM YANG LEBIH BESAR....BARUSAN HUJAN BATU SEBESAR RUMAH DI PURWAKARTA BEBERAPA MENIT LALU, SEPERTINYA SERPIHAN METEOR YANG MENUJU BUMI..MARI ISTIGFAR.BERDOA KEPADA ALLAH SWT..MASIH DI CARI APAKAH TIMBUL BANYAK KORBAN..AMIN," demikian narasi yang ditambahkan dalam unggahan tersebut.

Sejak kali pertama diunggah, video tersebut telah ditonton sebanyak 15.943 kali dan dibagikan sebanyak 109 kali.

Benarkah ada hujan batu di Purwakarta? Dan, apakah penyebabnya adalah serpihan meteor yang menuju Bumi?

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Penelusuran di Google Search dengan menggunakan kata kunci 'hujan batu purwakarta' mengarah pada sejumlah pemberitaan media massa.

[Cek Fakta] Hujan Batu Sebesar Rumah di Purwakarta Adalah Serpihan Meteor? Ini Faktanya (Google Search)

Video serupa diunggah Liputan6.com pada 9 Oktober 2019. Judulnya, VIDEO: Detik-Detik Hujan Batu Raksasa, Warga Purwakarta Panik.

"Batu-batu raksasa tiba-tiba menghujani permukiman Cihandeleum Purwakarta Jawa Barat hari Selasa (8/10). Warga panik menyaksikan batu hancurkan rumah mereka," demikian keterangan yang menyertai video tersebut.

 

Penyebab Hujan Batu

Sementara, penyebab insiden tersebut diungkap dalam artikel Liputan6.com berjudul, Hujan Batu di Purwakarta, Polisi Sebut Ada Kesalahan SOP Perusahaan Tambang.

Berikut isi artikel tersebut:

Liputan6.com, Purwakarta - Usai tragedi hujan batu raksasa yang menghancurkan 7 rumah warga di Kampung Cihandeuleum Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta pada Selasa (08/10/2019) kemarin, pihak Kepolisian Resor Purwakarta hari ini melakukan olah kejadian perkara.

Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi dari pihak perusahaan tambang PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS). Ketiganya memiliki peran penting dalam peledakkan batu tersebut.

"Perkembangan kasus akibat adanya aktivitas blasting penambangan di Tegalwaru, sedang kami tangani masih dalam penyelidikan, sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan tiga orang saksi yaitu juru ledak, bawahanya dan satu bagian operasionalnya", ujar Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).

Handreas menjelaskan, terhadap 7 rumah yang rusak, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan di TKP dan sudah memasang garis polisi sebagai tanda lokasi tersebut dalam penyelidikan petugas.

"Kemarin ketika dapat laporan ada kejadian itu dan akibat ledakan tersebut menimbulkan getaran batu turun dari gunung dan mengakibatkan 7 rumah rusak berat dan satu madrasah, kami melakukan penyelidikan ke sana saat ini untuk lokasi TKP sudah dilakukan police line," jelasnya.

Pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab pasti terjadinya hujan batu raksasa tersebut.

Kesalahan SOPSatreskrim Polres Purwakarta terus menyelidiki hujan batu raksasa akibat ledakan dinamit perusahaan tambang PT MSS di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Selain memeriksa lokasi kejadian, juga memeriksa sejumlah saksi, mulai dari saksi mata dari warga hingga pihak perusahaan tambang PT MSS.

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menduga adanya kesalahan operasional yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Peledakan. Sehingga batu raksasa menghujani pemukiman warga.

"Sejak kemarin kejadian kami langsung melakukan penyelidikan, sampai saat ini dugaan kami adalah pihak perusahaan tidak menggunakan SOP peledakkan blasting", kata Handreas.

Pihaknya saat ini sudah melakukan pemeriksaan tiga orang dari pihak perusahaan tambang tersebut. Mulai dari juru ledak, bawahannya, dan satu orang bagian operasional.

Tidak menutup kemungkinan masih banyak pekerja dari pihak perusahaan yang akan dilakukan pemeriksaan. Hal ini guna mengungkap penyebab pasti kejadian ini.

"Untuk menetapkan tersangka, kita masih melakukan penyelidikan", jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Tidak ada bukti yang menguatkan klaim laman Facebook Postingan people +62 yang menyebut bahwa hujan batu di Purwakarta adalah akibat serpihan meteor yang menuju Bumi. 

Hujan batu memang terjadi di Purwakarta pada Selasa 8 Oktober 2019. Penyebabnya adalah ledakan tambang. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.