Sukses

Cek Fakta: Hoaks Taruna Ikrar Sebut Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah Otak

Viral, kabar tentang Taruna Ikrar, Guru Besar Neurobiologi di Universitas California Amerika Serikat menyebut Ahok dan pendukungnya punya masalah otak. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Guru Besar Neurobiologi di Universitas California Amerika Serikat, Taruna Ikrar menyebut Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan pendukungnya mengalami masalah otak, viral di media sosial.

Kabar ini disebarkan oleh akun facebook bernama Muhammad Sukemi pada 3 Desember 2019 lalu. Akun ini mengunggah sebuah gambar Taruna Ikrar dan sebuah narasi di dalamnya.

"Gambar itu tertulis, Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah di Otak'". Selain itu, akun facebook Muhammad Sukemi juga menambahkan sebuah narasi dalam konten yang diunggahnya.

"_Prof. Taruna Ikrar, guru besar Neurobiologi – Universitas California – Amerika Serikat, calon penerima nobel, setelah mengamati perilaku dan retorika Ahok selama menjabat Gubernur Jakarta, menyatakan, dari sudut pandang neurosains, Ahok termasuk pemimpin di Indonesia yang perlu diobservasi otaknya._

Demikian artikel yang dikutip dari _“Neuropolitic dalam Pilkada DKI Jakarta”_ oleh Bang Sem.

Menurut Taruna, tiga metode khas yang tepat digunakan untuk hal itu : _Performance emotions – performa emosinya yang mengindikasikan ketidakstabilan kimia otak di dalam tubuhnya; Unstable less empathy – ketiadaan empati terhadap persoalan sosial yang potensial menjadikannya seorang yang tidak mampu berlaku adil dalam makna sesungguhnya, akibat hambatan sublimic otak; dan, Wild decision – proses pengambikan keputusan yang tidak menyertai pertimbangan-pertimbangan matang, terutama fungsi insaniahnya._

_“Dari ketiga hal tersebut, Ahok termasuk seseorang yang ketika memperoleh otoritas besar akan sangat berbahaya, karena secara sadar bisa melakukan sesuatu yang tak lazim untuk kepentingan menunjukkan dirinya serba positif dan orang lain serba negatif,”_ ungkap Taruna.Lanjut Taruna, termasuk mengekspresikan emosi dengan kata-kata kotor. Ada yang salah dalam sistem interaksi logical kognitif dan emosinya. Hal ini menunjukkan, Ahok mengalami disorder personality.Kata Taruna dalam artikel itu menyebutkan, dengan kondisi demikian, Ahok selalu cenderung memutar balik realitas. Misalnya, mengesankan seolah-olah dirinya korban rasisme, padahal dia sendiri yang rasis dan secara sadar mengembangkan rasialisme. Dengan cara ini dia dapat menjadi pemicu terjadinya friksi dan konflik sosial.

_“Dengan kondisi kepribadian yang disebabkan ada persoalan di otaknya, Ahok mudah menuding orang dan kelompok lain sebagai fundamentalis untuk menutupi fundamentalisme paradoksal yang melekat pada dirinya,”_ paparnya.

Kata Taruna, gangguan neurobiologis Ahok juga memicu dirinya yang sangat mudah mengklaim kejujuran, padahal belum terbukti dia jujur, seperti dia mengklaim seolah-olah dirinya tidak korupsi, tetapi memberi peluang bagi lingkungan sosial terdekatnya untuk melakukan tindakan koruptif.

_“Dalam situasi demikian, dia mendorong atau menciptakan situasi agar dirinya selalu menjadi pusat perhatian dalam polemik dan perdebatan sosial, dari berbagai sudut pandang,”_ ungkapnya.," tulis akun facebook Muhammad Sukemi.

Konten yang diunggah akun facebook Muhammad Sukemi‎ telah 210 kali dibagikan dan mendapat 51 komentar warganet.

 

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri, kabar tentang Taruna Ikrar yang menyebut bahwa Ahok dan pendukungnya mengalami masalah di otak ternyata tidak benar.

Informasi ini dikutip dari situs gosulsel.com dengan judul artikel "Taruna Ikrar Bantah Soal Berita 'Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah Ota'".

Makassar, GoSulsel.com – Beredarnya berita di media online mengenai ulasan argumentasi Prof. Taruna Ikrar, guru besar Neurobiologi di Universitas California Amerika Serikat tentang Ahok dan pendukungnya alami masalah di otak.

Sejumlah media online mengangkat berita tersebut dengan judul berita ‘Dokter Asal Amerika Ini Nilai Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah di Otak’ diklarifikasi dan dibantah Taruna Ikrar melalui pesan WhatsAppnya.

Tulisan/Berita tersebut telah menyampaikan informasi yang tidak benar dan berpotensi untuk menyesatkan opini publik serta mengandung fitnah (Rasisme and Diskriminatif) yang mencemarkan nama baik saya (Taruna Ikrar).

Saya berharap agar masyarakat tidak terpancing dan bijak menanggapi serta menyikapi setiap informasi yang disampaikan lewat sumber berita online atau media sosial.

Sebagai klarifikasi, bahwa tulisan tsb, BUKAN PERNYATAAN SAYA

Terimakasih atas perhatiannya Wassal, Prof Dr Taruna Ikrar,” tulis Taruna Ikrar yang di capture lalu diunggah oleh akun Ollenk d’Jeantackque Full di facebooknya, Senin (1/8/2016) pukul 10.11 Waktu setempat.

Informasi lainnya bisa dilihat dalam situs kabarinews.com dengan judul artikel "Bantahan Dr. Taruna Ikrar, Terkait Namanya Dicatut Sebut Ahok dan Pendukungnya Mengalami Masalah Otak".

KabariNews – Persiapan menuju Pilkada DKI Jakarta sudah mulai berjalan, beberapa partai politik pun sudah menunjuk nama-nama calon yang akan bertarung merebutkan kursi DKI I tahun depan.

Nama Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta santer disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat pada Pilkada DKI. Tak heran namanya diburu media, berbagai pemberitaan miring pun tak luput menyerang dirinya.

Belakangan berita tentang kondisi kesehatan Ahok menjadi viral. Beberapa media online mengutip pernyataan Prof DR. Taruna Ikrar guru besar Neurobiologi Universitas California – Amerika Serikat, yang menyebutkan bahwa Ahok dan pendukungnya mengalami masalah otak

Terkait hal itu, Prof DR. Taruna Ikrar mengklarifikasi pernyataan tersebut. Melalui Kabari, Prof DR. Taruna Ikrar yang merupakan salah satu penulis aktif di Kabari menyatakan dengan tegas bahwa berita tersebut tidaklah benar.

Berikut, Surat Bantahan yang dikirimkan DR. Taruna Ikrar :

Terkait sejumlah situs online yang menyertakan nama saya dalam berita/artikelnya terkait sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan pendukungnya mengalami masalah otak, bersama ini saya menyampaikan klarifikasi bahwa saya tidak pernah menyatakan/menulis hal seperti itu.

Tulisan/Berita tersebut telah menyampaikan informasi yang tidak benar dan berpotensi untuk menyesatkan opini publik serta mengandung fitnah (Rasisme and Diskriminatif) yang mencemarkan nama baik saya.

Saya berharap agar masyarakat tidak terpancing dan bijak menanggapi serta menyikapi setiap informasi yang disampaikan lewat sumber berita online atau media sosial.

Sebagai klarifikasi, bahwa tulisan tsb, BUKAN PERNYATAAN SAYA

Terimakasih atas perhatiannyaWassalam,Prof Dr Taruna Ikrar.

 

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Guru Besar Neurobiologi di Universitas California Amerika Serikat, Taruna Ikrar tidak pernah menyatakan bahwa Ahok dan pendukungnya punya masalah otak.

Taruna Ikrar memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Kabar yang disebarkan oleh akun facebook Muhammad Sukemi tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini