Sukses

Cek Fakta: Ahli Dunia Terkejut, Tak Satu pun Warga Muslim Uighur Tertular Virus Corona?

Klaim menyebut, tak ada satu pun warga muslim Uighur yang tertular Virus Corona (2019-nCoV). Benarkah demikian?

Liputan6.com, Jakarta - Aku Instagram info.indonesia mengunggah foto sejumlah perempuan mengenakan jilbab dan pria-pria yang sebagian mengenakan peci.

Ada tulisan, 'Ahli Dunia Terkejut, Tak Satupun Muslim Uighur Tertular Virus Corona' dalam foto tersebut.

Tak hanya foto, akun Instragram tersebut juga menambahkan narasi dalam unggahannya. Berikut isinya:

"Hanny Kristianto, dari Mualaf Center Indonesia menyampaikan kabar terbaru dari Xinjiang China Kamis (6/2/2020). Katanya, informasi yang ia peroleh dari Xinjiang ini pasti mengejutkan ahli-ahli kesehatan di dunia. Katanya, tak satupun warga muslim Uyghur yang tertular virus corona..

Bisa jadi hal itu disebabkan gaya hidup warga muslim Uyghur bersih dan senantiasa mencuci tangan, kaki dan wajah seperti berwudhu seperti yang dianjurkan ahli kesehatan dunia..

Tim dai dari Indonesia yang berhasil masuk ke Xinjiang dan berjumpa saudara muslim Uighur, @formasi1.official dan @ayogerakbareng menyalurkan bantuan langsung ke saudara muslim Uyghur di Xinjiang..

“Sampai detik ini tidak ada satu pun saudara kita Muslim Uighur di Xinjiang yang terkena virus corona, yang terkena 200 an orang semua orang Han (komunis China).”

“Mari baca doa ini dengan iman..اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ.“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan keburukan segala macam penyakit. (HR. Abu Dawud).”.“Dulu komunis china melarang hijab dan niqab, hari ini mereka mau tidak mau berhijab berniqab.”.

Artikel : Hajinews.id"

Situs hajinews.id juga mengunggah klaim serupa dalam artikel berjudul, Ahli Dunia Terkejut, Tak Satupun Muslim Uyghur Tertular Virus Corona.

Benarkah klaim bahwa ahli dunia terkejut karena tak satupun muslim Uighur yang tertular virus corona? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini:

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Nama Hanny Kristianto dari Mualaf Center Indonesia disebut sebagai sumber kabar tersebut. Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Steven Indra Wibowo, pengurus Yayasan Mualaf Center Indonesia untuk mendapatkan konfirmasi.

"Benar, Hanny Kristianto anggota Yayasan Mualaf Center Indonesia," kata Steven Indra Wibowo kepada Senin (10/2/2020). "Hanny ada di Indonesia, sekarang di Cibubur."

Steven mengaku, kabar bahwa umat muslim Uighur bebas dari virus corona adalah benar. "Sehat menurut Muslim Federation of China itu aman."

Alasannya, tambah dia, muslim Uighur menjaga kebersihan dengan wudhu, menggunakan cadar atau masker, dan tidak memakan binatang endemik yang jadi sumber penyakit, seperti kelelawar dan babi. "Mereka di sana masih aktivitas seperti biasa, ke masjid buka toko. Enggak kayak di Wuhan."

Cek Fakta Liputan6.com sedang mengupayakan konfirmasi langsung dari Hanny Kristianto. Pencarian dengan kata kunci 'Muslim Federation of China' tidak menghasilkan temuan ke situs lembaga tersebut. 

Sementara itu, berdasarkan data penyebaran wabah Virus Corona (2019-nCoV) yang dimuat JHU CSSE pada Senin (10/2/2020) pukul 18.00 WIB, di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang atau Xinjiang Uygur Autonomous Region (XUAR) terdapat 49 kasus nCoV yang terkonfirmasi -- bukan 200 seperti dalam klaim. 

Sementara, baik angka kematian maupun kesembuhan dinyatakan nol. Tidak disebutkan apa latar belakang etnisitas atau agama para pasien yang terkonfirmasi 2019-nCoV.

Cek Fakta: Ahli Dunia Terkejut, Tak Satupun Warga Muslim Uighur Tertular Virus Corona? (JHU CSSE)

 

Dikhawatirkan, Nasib Muslim Uighur di Kamp

 

Berbeda dengan klaim yang menyebut bahwa 'ahli dunia terkejut karena tak satu pun warga muslim Uighur tertular virus Corona', sejumlah ilmuwan justru menyuarakan kekhawatirannya.

Salah satunya Munawwar Abdulla, peraih gelar master atau MSc dari UNSW Sydney yang saat ini bekerja sebagai manajer laboratorium dan teknisi di laboratorium ilmu saraf evolusi di Universitas Harvard.

Dalam artikel opini berjudul "Coronavirus: China’s Xinjiang camps are a neglected high-risk area and should be closed" yang dimuat situs www.hongkongfp.com dan artikel opini berjudul Uyghurs and the China Coronavirus yang dimuat situs The Diplomat, ia mengkhawatirkan kasus n-CoV di Xinjiang dikhawatirkan lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Menurut dia, PBB dan sejumlah sumber di Amerika Serikat menyebut, lebih dari 1 juta, bahkan mungkin mencapai 3 juta warga Uighur dan minoritas lainnya berada di kamp. Mereka tak bebas keluar masuk. 

Pihak Barat menyebutnya sebagai kamp penahanan, sementara Beijing mengaku itu adalah fasilitas pendidikan vokasional atau fasilitas re-edukasi.

Kekhawatiran lain disuarakan Sophie Richardson, Direktur Human Rights Watch China dalam opini berjudul, WHY ARBITRARY, SECRETIVE DETENTION OF OVER A MILLION CHINESE MUSLIMS IS LIKELY TO WORSEN CORONAVIRUS SCARE | OPINION yang dimuat situs Newsweek.com pada 7 Februari 2020. 

Ia menyebut, tidak ada informasi yang transparan membuat warga Uighur yang ada di negara lain nyaris putus asa untuk mengetahui kanbar keluarganya di Xinjiang.

Kekhawatiran diaspora Uighur diungkap dalam artikel berjudul "Uyghur Muslims fear impact of coronavirus on populations in camps in China" yang dibuat situs calgary.ctvnews.ca pada 2 Februari 2020. 

"Ada kemungkinan, jika virus masuk ke dalam kamp, mereka akan terinfeksi dan meninggal dunia," kata Dr. Fozia Alvi, pimpinan Humanity Auxilium. 

"Tak ada satu pun dari kami terjaga pada malam hari tanpa bertanya-tanya apa yang menimpa keluarga kami (di sana)," kata Babur Ilchi, juru bicara East Turkestan Association of Alberta.

Situs berita Al Jazeera, dalam artikel berjudul Coronavirus outbreak: 'We need facts not fear', mewawancarai presenter China Global Television Network, Wang Guan, untuk mengetahui kondisi Tiongkok dalam merespons wabah Virus Corona (2019-nCoV). Salah satunya terkait kondisi di Xinjiang.

Berikut cuplikan artikel yang dimuat pada 8 Februari 2020:

"In Xinjiang province, where at least one million Uighur Muslims are being held in camps, multiple cases of the coronavirus have been confirmed raising fears it could spread rapidly in the region.

"There have been very few cases in Xinjiang. Actually, Xinjiang ranks number six from the bottom in terms of the confirmed cases. There has not been a single death in Xinjiang so far. The situation is well under control over there," Wang said."

Dalam artikel itu disebut, di Provinsi Xinjiang, di mana setidaknya 1 juta muslim Uighur ditahan di kamp-kamp, beberapa kasus Virus Corona telah terkonfirmasi, meningkatkan kekhawatiran bahwa virus itu dapat menyebar dengan cepat di wilayah tersebut.

"Ada beberapa kasus di Xinjiang. Sebenarnya, Xinjiang berada di peringkat enam terbawah dalam hal kasus (2019-nCoV) yang terkonfirmasi. Belum ada satupun kematian sejauh ini dilaporkan di Xinjiang. Situasi masih terkendali di sana." kata Wang Guan.

Pencarian menggunakan kata kunci 'xinjiang, coronavirus' mengarah ke artikel berjudul Man in Xinjiang donates horses to help Hubei yang dimuat Asia One pada 10 Febaruari 2020.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan Klaim

Klaim yang menyebut ahli dunia terkejut karena tak satu pun muslim Uighur yang tertular virus Corona tak didasari bukti sahih. 

Hingga berita ini diturunkan, jumlah kasus terkonfirmasi di Xinjiang, menurut data JHU CSSE, berjumlah 49 orang, bukan 200 seperti dalam klaim. Tidak ada penjelasan soal etnisitas maupun keyakinan para pasien. 

Bertolak belakang dengan klaim, ahli dan aktivis HAM justru menyuarakan kekhawatiran mengenai nasib warga muslim Uighur yang berada dalam kamp. Pun dengan para diaspora Uighur di luar negeri yang mengkhawatirkan nasib keluarga mereka.

 

Data: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerja sama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.