Liputan6.com, Jakarta - Akun Facebook Ilmiyawan Idrus mengunggah video yang diklaim sebagai bukti korban Virus Corona baru (Covid-19) berjatuhan di Jakarta. Unggahan video tersebut disertakan keterangan sebagai berikut:
"Hati2 dan tetap waspada saudara2ku,,Korban Corona berjatuhan di Jakarta"
Baca Juga
Video yang diunggah, pada 17 Maret 2020 tersebut telah dibagikan 1.300 kali dan memperoleh 57 komentar warganet.
Advertisement
Akun tersebut mengunggah empat video dengan lokasi yang berbeda, video pertama memperlihatkan seorang perempuan sedang terbaring di lantai di depan sebuah restoran.
Video kedua memperlihatkan ambulans di halaman sebuah gedung, dalam video tersebut terdapat suara seorang wanita. Berikut narasinya:
"Ya Allah di PGC kena satu hmmm, tutup ajalah PGC-nya, deket pasti itu karyawan atas ya?."
Video ketiga memperlihatkan seorang yang terbaring di peron sebuah stasiun kereta. Dalam video terdengar suara seorang lelaki dengan narasi "Corona, aduh aduh corona ini corona, aduh aduh".
Video ke empat memperlihatkan seorang pengendara sepeda motor terbaring di depan warung makan nasi Padang.
Benarkah video tersebut menunjukan korban Covid-19 berjatuhan di Jakarta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang dijadikan alat untuk klaim korban Covid-19 berjatuhan di Jakarta, dengan menangkap layar video pertama yang memperlihatkan seorang wanita terbaring di lantai di depan restoran.
Penelusuran menggunakan Google Image mengarah pada atikel berjudul "PEOPLE IGNORED WOMAN WHO FAINTED IN THE CLEMENTI MALL; NETIZENS DEBATED ON WHETHER ONE SHOULD HELP" yang dimuat situs goodyfeed.com, berikut isinya.
"Clementi Mall security instructed public not to go near fainted woman, ambulance was on the way. She was conveyed to Ng Teng Fong General Hospital.
Woman lying on the floorIn the 30-second clip, a woman wearing a mask can be seen lying on her side, on the floor of Jinjja Chicken.
The store is located at the basement of Clementi Mall.
Nobody at the fast food outlet, or walking past, appears to have noticed the fallen lady.
Other customers at the outlet continue eating unaware or unperturbed, or stand to the side warily.
One man approaches the woman with a temperature scanner in hand, and squats down to take her temperature from a distance.
He announces her temperature and walks away.
You can watch the full video, which was titled “Nobody help fainted lady” here.
The caption reads, “This poor lady fainted at Clementi Mall, but everyone still happily eating away.”
One Facebook user said it best, claiming that a short video like this couldn’t tell the whole story: maybe someone from the mall had advised others to stay away from her.
Jinjja Chicken RespondsJinjja Chicken told Mothership.sg that it actually happened two days back, on 11 March 2020, at about 2:30pm.
The woman wasn’t a customer at Jinjja Chicken; she had just left NTUC FairPrice and rested at the outlet. She was wearing a mask, which could imply that she wasn’t feeling well.
After she fainted, a customer in the shop had called an ambulance while the store manager contacted the mall’s security immediately.
And read this: it was the security that instructed the manager to stay away from the woman, and not to allow any customers to go near her as the ambulance was on the way.
When the medical team arrived, the woman had regained consciousness but was still taken to Ng Teng Fong General Hospital.
It’s unknown if the lady had COVID-19, but the restaurant has since been sanitised twice.
And this begets the question: What do we really do when we see someone fainting during this COVID-19 outbreak period?
Well, you’d be shocked that gov.sg has an article about it, but it’s more towards a cardiac arrest victim."
Berikut terjemahannya:
"Petugas Clementi Mall menginstruksikan pengunjung untuk tidak mendekati wanita yang pingsan, ambulans sedang dalam perjalanan. Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong.
Seorang perempian terbaring di lantai. Dalam klip berdurasi 30 detik, seorang wanita yang menggunakan masker itu dilihat terbaring di lantai, di dekat restoran Jinjja Chicken.
Restoran tersebut terletak di basement Clementi Mall.
Tak seorang pun di gerai makanan cepat saji, atau yang berjalan disekitarnya, memberi perhatian pada perempuan yang tergeletak itu...
Seorang pria mendekati wanita itu dengan pemindai suhu di tangan, dan berjongkok untuk mengukur suhu tubuh perempuan itu. Dengan menjaga jarak.
Dia mengumumkan suhu tubuhnya dan berjalan pergi.
Pihak Jinjja Chicken mengatakan kepada Mothership.sg bahwa itu sebenarnya terjadi dua hari yang lalu, pada 11 Maret 2020, sekitar pukul 14:30.
Situs goodyfeed.com menyatakan, wanita yang terbaring di lantai tersebut berada di depan restoran Jinjja Chicken, Clementi Mall Singapura.
Pencarian juga mengarah pada arikel berjudul "Clementi Mall security instructed public not to go near fainted woman, ambulance was on the way" yang dimuat situs mothership.sg, pada 13 Maret 2020.
Advertisement
Penelusuran video kedua
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video sebuah ambulans yang terparkir di halaman sebuah gedung. Narasi suara dalam video dijadikan petunjuk pencarian menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Virus Corona di PGC'.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Polisi Tangkap Penyebar Hoax Virus Corona di PGC" dimuat situs metro.tempo.co, pada 16 Maret 2020.
Berikut isinya.
"TEMPO.CO, Jakarta- Polisi menangkap wanita yang diduga menyebar video hoaks tentang seorang pegawai di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, terkena virus corona alias Covid-19. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Herry Purnomo membenarkan informasi tersebut.
Ia mengatakan wanita itu masih menjalani pemeriksaan hingga saat ini. “Orangnya masih diperiksa. Nanti kami kabari,” ujar Herry saat dikonfirmasi wartawan pada Senin, 16 Maret 2020.
Sebelumnya, sebuah video yang berisi sebuah ambulans tengah membawa seseorang yang diduga tak sadarkan diri viral di dunia maya. Para petugas ambulans yang mengangkat wanita yang tak sadarkan diri itu tampak mengenakan masker.
Pengambil video menduga kalau orang yang dibawa itu terkait dengan penyebaran virus corona. Ia mengatakan kalau orang itu merupakan karyawan salah satu toko di PGC.
Lewat keterangan tertulis, Property Manager PGC, Jumono Josafat, mengatakan kalau informasi dalam video yang viral itu tidak benar. Menurut Jumono, orang yang dibawa oleh ambulans mengalami kelelahan dan ada riwayat penyakit asma. “Kedatangan ambulans ke PGC adalah inisiatif dari salah satu pemilik toko atau atasan yang bersangkutan,” tulis Jumono.
Ia mengatakan kalau karyawan yang dimaksud telah dipulangkan oleh rumah sakit tempatnya mendapat pertolongan. Jumono meminta masyarakat tak mudah percaya dengan informasi tentang virus corona yang belum tentu benar."
Situs metro.tempo.co menyatakan, video tentang seorang pegawai di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, positif Covid-19 adalah hoaks. Polisi telah menangkap wanita yang diduga menyebar video tersebut.
Penelusuran video ketiga
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video ketiga yang memperlihatkan seorang terbaring di peron stasiun kereta, dengan menangkap layar video tersebut kemudian dijadikan bahan pencarian menggunakan Google Search dan Yandex. Namun, tidak ditemukan petunjuk yang identik dengan gambar yang ditangkap.
Petunjuk didapat dari komentar video tersebut, yang memberi keterangan potongan gambar terkait video seorang yang terbaring di stasiun, keterangan tersebut bersumber dari detik.com.
Berikut keterangannya:
Penumpang itu naik kereta rangkaian Bogor-Jatinegara dan turun di Duren Kalibata dalam keadaan lemas. Penumpang tersebut kemudian diberi perawatan di posko kesehatan. Setelah diberikan penanganan, penumpang tersebut kemudian pulih dan melanjutkan perjalanan.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'video penumpang KRL virus corona di stasiun duren kalibata'. Pencarian mengarah pada artikel berjudul "Viral Penumpang KRL Ditandu Disebut Corona di Stasiun, Ini Penjelasan KCI" dimuat situs news.detik.com, pada 16 Maret 2020.
Berikut isinya.
"VP Corporate Communication PT KCI, Anne Purba menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (15/3) kemarin. Penumpang itu, kata Anne, naik kereta rangkaian Bogor-Jatinegara dan turun di Duren Kalibata dalam keadaan lemas.
"Petugas KCI di Stasiun Duren Kalibata menolong penumpang KRL yang lemas di dalam KRL No 1364 relasi Bogor-Jantinegara saat berhenti di Stasiun tersebut pada Sabtu (14/3) sekitar pukul 11.40 WIB," kata Anne dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/3/2020).
Anne mengatakan melihat kondisi penumpang lemas, petugas kesehatan langsung membawa tandu dan memberikan pertolongan pertama. Penumpang juga diberi perawatan di posko kesehatan yang disediakan PT KCI di Duren Kalibata.
Kendati demikian, Anne menegaskan suhu tubuh penumpang tersebut normal. KRL, kata dia, kala itu dalam kondisi landai.
"Suhu tubuhnya normal 36," kata Anne.
Setelah diberi penanganan, penumpang tersebut kemudian pulih dan melanjutkan perjalanannya.
"Setelah penanganan yang dilakukan petugas, kondisi pengguna jasa tersebut berangsur pulih dan membaik. Ia kemudian memutuskan untuk kembali menggunakan KRL ke tujuannya," jelasnya.
Situs news.detik.com menyatakan, lelaki yang terbaring di stasiun kereta dalam video mengalami lemas. Namun, setelah dicek oleh petugas, suhu tubuhnya normal. Setelah diberikan pertolongan oleh petugas, penumpang tersebut kembali melanjutkan perjalanan.
Advertisement
Penelusuran video keempat
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video ke empat yang memperlihatkan seorang lelaki terbaring di depan warung makan nasi Padang, dengan menangkap layar video tersebut kemudian dijadikan bahan pencarian menggunakan Google Image.
Hasil penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Tiba-tiba Terkapar di Jalan, Warga Enggan Tolong Pria Ini karena Takut Corona" dimuat situs makassar.terkini.id, pada 16 Maret 2020.
Berikut isinya:
Terkini.id, Denpasar– Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria pengendara motor tiba-tiba terkapar tak sadarkan diri di jalan viral di media sosial, Senin, 16 Maret 2020.
Dilihat dari video yang beredar, tampak pria yang mengenakan baju putih ini terbaring di jalanan.
Sementara, di dekatnya tergeletak motor miliknya. Pria itupun masih terlihat memakai helm.
Warga sekitar yang melihat pria tersebut enggan untuk mendekati pria itu dan menolongnya lantaran mengira lelaki itu mengidap virus corona atau COVID-19.
Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.
“Takutnya dia kena corona, gak ada yang berani menyentuh,” kata pria yang merekam video tersebut.
“Jangan disentuh, jangan disentuh,” ujarnya.
Setelah lama terkapar di jalan, beberapa warga akhirnya mencoba mendekati pria tersebut dan menolongnya.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa dalam video itu terjadi di Jalan Blambangan, Kuta, Denpasar pada Senin, 16 Maret 2020, hari ini.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui pasti mengapa pria itu tiba-tiba terkapar tak sadarkan diri di jalan."
Menurut situs makassar.terkini.id, peristiwa dalam video tersebut terjadi di Jalan Blambangan, Kuta, Denpasar pada Senin 16 Maret 2020. Namun belum diketahui penyebab pria tersebut tiba-tiba terkapar tak sadarkan diri.
Penelusuran kemudian dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Video seorang pria terkapar di Jalan Blambangan, Kuta', pencarian mengarah pada artikel berjudul "Video Pria Jatuh di Kuta yang Diduga Korona, Ternyata Epilepsi" dimuat situs baliexpress.jawapos.com, pada 17 Maret 2020.
Berikut isinya:
"BADUNG, BALI EXPRESS – Video memperlihatkan seorang pria terkapar di Jalan Blambangan, Kuta, tepatnya di depan warung nasi padang depan markas Koramil Kuta sempat viral di media sosial. Video yang menjelaskan kejadian, Senin (16/3) itu, diduga korban terpapar Korona.
Salah seorang sumber bernama Iron yang dimintai keterangan oleh Bali Express di TKP, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi Minggu (15/3) sekitar pukul 14.30.
Iron yang juga penjual nasi padang tersebut menjelaskan, sebenarnya korban terjatuh, bukan karena virus Korona, tetapi akibat penyakit epilepsinya kambuh. “Dia sebenarnya epilepsi, bukan Korona seperti disebut di beberapa medsos,” tuturnya kepada Bali Express.
Iron pun membeberkan kronologis kejadian tersebut. Saat itu, terang Iron, sebenarnya korban sudah tahu kalau epilepsinya akan kambuh. “Karena itu, dia kemudian hendak berhenti di depan warung saya. Namun, sebelum motornya berhenti, dia sudah kejang-kejang. Akibatnya, motornya langsung ngegas dan menabrak motor yang parkir di sini, lalu terjatuh,” terang Iron.
Sekitar 15 menit kemudian, korban kembali sadar. “Saat epilepsi, keluar busa dari mulutnya. Sekitar 15 menit, dia kejang-kejang, kemudian sadar. Saat sadar, dia mengaku memiliki riwayat penyakit epilepsi,” terang Iron kembali.
Saat korban kejang-kejang, memang tidak ada yang berani mendekat karena khawatir virus Korona. “Memang tidak ada yang berani mendekat, menyentuh korban. Tapi setelah sadar, dia bercerita tentang penyakitnya. Setelah pulih, dia pun pulang,” terang Iron.
Seorang petugas kepolisian Kuta yang berada di TKP juga menerangkan bahwa korban menderita epilepsi sejak dulu. “Dia mengatakan, memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama. Jadi bukan akibat virus Korona, seperti yang disebut di media sosial. Karena setelah pulih, dia pulang. Dia bilang berasal dari Jimbaran. Sempat saya hendak panggilkan ambulans, tapi dia sudah adar,” terangnya."
Situs baliexpress.jawapos.com menyatakan, lelaki yang terbaring di depan rumah makan nasi Padang tersebut bukan karena virus corona, tetapi akibat penyakit epilepsinya kambuh.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menunjukkan, video yang diklaim korban Covid-19 di Jakarta berjatuhan tidak benar. Dari empat video hanya dua video yang terjadi di Jakarta, yaitu video sorang lelaki berbaring di stasiun dan ambulans di halaman gedung.
Namun fakta yang didapat dari hasil penelusuran tidak sesuai dengan klaim korban Covid-19 berjatuhan di Jakarta. Sedangkan dua video terjadi di Singapura dan Bali, kedua video juga tidak terkait dengan klaim korban Covid-19 berjatuhan di Jakarta.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Data: Eka M