Liputan6.com, Jakarta- Viral kabar soal bayi yang tiba-tiba bicara soal telur rebus yang diklaim sebagai penangkal virus corona baru yang memicu wabah COVID-19.
Klaim, juga video, salah satunya diunggah akun Facebook Muhammad Nasrun Ridin. Rekaman yang terlihat hasil manipulasi itu menayangkan seorang bayi bisa berbicara dengan jelas.
Baca Juga
Berikut transkrip pembicaraan bayi dalam video tersebut:
Advertisement
"Mama telur mama telur, jangan lupa jam 12 setengah malam, mama telur rebus jangan lupa, mama telur rebus jangan lupa satu orang satu mama"
Unggahan video disertai dengan keterangan sebagai berikut.
"Astaghfirullah ada betulan ple 😭INI YANG LAGI HEBOHDI KALANGAN WARGA INDONESIA 🇲🇨MALAYSIA 🇲🇾 SAMPAI KE CHINA 🇨🇳 VIRAL.BAYI YANG BARU LAHIR BISA BICARASURUH REBUS TELOR DAN DIMAKAN BUAT PENANGKAL VIRUS CORONA#boleh_percaya_boleh_tidak"
Unggahan video pada 25 Maret 2020 tersebut telah dibagikan sebanyak 2.100 kali dan mendapat 838 komentar.
Benarkah video bayi berbicara telur rebus dapat menangkal Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta menelusuri klaim bayi berbicara telur rebus dapat menangkal Covid-19, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'telur rebus menangkal virus corona'.
Penelusuran mengarah pada artikel berjdul "Jubir Covid-19 Mimika: Telur Bukan Penangkal Virus Corona" yang dimuat situs seputarpapua.com, pada 26 Maret 2020.
Berikut isinya.
"TIMIKA | Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Mimika, Papua, Reynold Ubra menegaskan telur rebus bukan penangkal atau obat untuk menyembuhkan Virus Corona.
“Kalau untuk daya tahan tubuh, iya… Tapi bukan telur saja. Banyak bahan makanan lain yang juga baik untuk imunitas tubuh, contoh sayur, buah-buahan dan nutrisi yang lainnya,” Jelas Reynold saat dihubungi Seputarpapua.com Kamis (26/3)."
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "HOAKS: Bayi Baru Lahir Berbicara, Makan Telur Rebus Sebelum Jam 12 Malam untuk Cegah Virus Corona" yang dimuat situs manado.tribunnews.com, pada 26 Maret 2020.
Dalam artikel tersebut klaim bayi dapat berbicara telur rebus sebagai penangkal Covid-19 dikemas dengan cara yang berbeda. Bayi tersebut dikabarkan berasal dari Desa Pantuge, Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Namun, Kapolsek Kabaruan AKP Ferry Padama membantah peristiwa tersebut terjadi di Desa Pantuge, Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
"Tidak benar, 100 persen itu hoaks, di desa Pantuge tak ada kejadian yang seperti dirumor tersebut, yang saya ketahui berita tersebut ada juga menyampaikan bahwa dari Singkawang,'' ucap dia.
Guyonan yang Tidak Lucu
Tidak jelas apa motif pembuat video itu. Namun, kabar dusta soal telur penangkal COVID-19 menyebar di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
Dalam artikel berjudul "Fake news. It’s complicated" yang dimuat situs firstdraftnews.org menyatakan, satire atau parodi masuk dalam tujuh jenis disinformasi.
Konten jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh. Satire merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu, kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Secara keumuman, satire dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi.
Sebenarnya, satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.
Advertisement
Kesimpulan
Video bayi berbicara soal telur rebus dapat menangkal virus corona baru pemicu wabah COVID-19 dipastikan hoaks. Tak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa telur bisa menangkal COVID-19.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement