Sukses

Cek Fakta: Hoaks Pesan Larangan Keluar Rumah Akibat Puncak Inkubasi Corona COVID-19

Viral kabar hoaks berisi larangan keluar rumah akibat puncak inkubasi corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang larangan keluar rumah akibat puncak inkubasi virus corona atau Covid-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut viral dalam pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp sejak 27 Maret 2020.

Berikut narasinya:

Baru saja mendapat info ini: Mulai besok, jangan keluar rumah mencari makanan atau untuk apa pun, karena hal yang terburuk dimulai, tanggal inkubasi telah tiba dan banyak yg terinfeksi positif akan menunjukkan gejalanya dan banyak orang bisa tertular, jadi sangat penting untuk tetap di rumah dan tidak berhubungan dengan tidak bertemu orang lain, sangat berhati-hati adalah sangat penting.

Dari 23 Maret hingga 3 April kita harus menjaga diri kita sendiri, karena kita akan berada di puncak penyebaran virus dalam dua minggu, biasanya dalam dua minggu itu semua yang terinfeksi akan muncul kemudian ada dua minggu tenang dan kemudian dua minggu lagi mulai berkurang.

* Apa yang terjadi di Italia adalah bahwa siklus ini diabaikan pada musim penularan dan itulah mengapa semua kasus bercampur menjadi satu *.

*Dan akhirnya, jangan menerima kunjungan dari siapa pun, bahkan dari keluarga yang sama. Ini semua untuk kebaikan semua. *

KITA AKAN BERADA DI TINGKAT INFEKSI MAKSIMUM.

-*JANGAN ABAIKAN PESAN INI, BAGIKAN KE SEMUA KONTAK ANDA *

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang larangan keluar rumah akibat puncak inkubasi virus corona atau COVID-19.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "larangan keluar dari rumah mulai besok".

Hasilnya, terdapat artikel yang membantah kabar tersebut. Yakni artikel berjudul "Viral Hoax Larangan Keluar dari Rumah 28 Maret, Pemerintah: Delete Saja!" yang ditayangkan situs detik.com pada Jumat 27 Maret 2020.

Jakarta - Muncul pesan berantai yang melarang orang-orang keluar dari rumah pada Sabtu (28/3) besok karena hal buruk soal wabah virus Corona dikatakan bakal terjadi, penularan bakal banyak terjadi. Pemerintah memastikan pesan bak virus itu adalah hoax."Memang ini teror informasi. Ada yang tidak ingin ada ketenangan di negara ini, yakni pihak yang membikin hoax," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Jumat (27/3/2020).

Yuri memastikan tak akan ada hal buruk terkait peningkatan penularan virus Corona pada 28 Maret besok. Penjelasan hoax bahwa itu adalah momentum masa inkubasi dinilainya tidak masuk akal.

"Tidak mungkinlah. Pesan itu bisa membikin tertawa sendiri. Dasarnya apa virus bisa menentukan tanggal 28 Maret? Setahu saya, virus tidak sekolah dan tidak bisa membaca kalender," kata Yuri.

Pesan viral itu dipungkasi dengan kata-kata yang sangat khas hoax, yakni, "Jangan abaikan pesan ini, bagikan ke semua kontak Anda." Yuri yakin masyarakat sudah semakin cerdas dan tidak mudah termakan hoax. Cara terbaik untuk melawan hoax adalah dengan tidak meneruskan (forward) pesan hoax itu.

"Langsung delete saja. Tidak ada ruginya men-delete langsung pesan seperti itu," kata Yuri.

Berikut adalah pesan yang perlu langsung Anda delete dari aplikasi perpesanan Anda karena pesan ini adalah hoax:

Baru saja mendapat info ini

Mulai besok 280320, jangan keluar rumah mencari makanan atau untuk apa pun, karena hal yang terburuk dimulai, tanggal inkubasi telah tiba dan banyak yg terinfeksi positif akan menunjukkan gejalanya dan banyak orang bisa tertular, jadi sangat penting untuk tetap di rumah dan tidak berhubungan dengan tidak bertemu orang lain, sangat berhati-hati adalah sangat penting.

Dari 23 Maret hingga 3 April kita harus menjaga diri kita sendiri, karena kita akan berada di puncak penyebaran virus dalam dua minggu, biasanya dalam dua minggu itu semua yang terinfeksi akan muncul kemudian ada dua minggu tenang dan kemudian dua minggu lagi mulai berkurang.

Apa yang terjadi di Italia adalah bahwa siklus ini diabaikan pada musim penularan dan itulah mengapa semua kasus bercampur menjadi satu

Dan akhirnya, jangan menerima kunjungan dari siapa pun, bahkan dari keluarga yang sama. Ini semua untuk kebaikan semua.

KITA AKAN BERADA DI TINGKAT INFEKSI MAKSIMUM.

JANGAN ABAIKAN PESAN INI, BAGIKAN KE SEMUA KONTAK ANDA

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang larangan keluar rumah akibat puncak inkubasi virus corona atau COVID-19 ternyata tidak benar. Pesan berantai tersebut diduga berasal dari sumber yang tidak kredibel.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.