Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang warga Republik Ceko yang diklaim berhasil mencegah penyebaran virus corona baru pemicu wabah COVID-19 dengan menggunakan masker beredar di media sosial. Kabar ini salah satunya disebarkan oleh situs dinasulaeman.wordpress.com dengan judul artikel "Pesan dari Ceko".
Berikut narasinya:
Republik Ceko adalah satu di antara sedikit negara di Eropa yang secara signifikan menurunkan penyebaran virus ini. Kuncinya ada pada pemakaian masker oleh SEMUA WARGA. Di sana masker buatan pabrik juga langka.
Advertisement
Akhirnya masyarakat beramai-ramai menjahit masker rumahan dan dibagikan gratis. Ternyata, hasilnya sangat bagus dalam menahan penyebaran vrus.
Tagline-nya: I protect you, you protect me, and we are both save (saya melindungi Anda, Anda melindungi saya, kita berdua aman)
Pesan serupa juga tersebar di grup-grup aplikasi percakapan, dalam bentuk video yang menampilkan seorang perempuan muda yang berperan sebagai narator.
Salah satunya dalam video berjudul How to Significantly Slow Coronavirus? #Masks4All yang diunggah akun YouTube Petr Ludwig / Konec prokrastinace [CZE].
"Yang menjadi pembeda utama adalah semua orang yang merasa perlu keluar rumah harus menggunakan masker. Semua orang," kata narator dalam video.
Narator tersebut menambahkan, meski sebagian ahli tidak menyarankan penggunaan masker karena dianggap tak efektif melindungi dari penyebaran COVID-19, "Namun ada studi yang membuktikan bahkan masker buatan sendiri bisa melindungi, secara parsial (sebagian)."
Benarkah klaim bahwa Republik Ceko berhasil mencegah penyebaran virus corona pemicu wabah COVID-19 dengan menggunakan masker? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6 berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim yang menyebut, Republik Ceko berhasil menekan penyebaran wabah COVID-19 dengan masker.
Petunjuk pertama bisa dilihat dari akun YouTube Petr Ludwig / Konec prokrastinace [CZE] yang mengunggah video How to Significantly Slow Coronavirus? #Masks4All .
Dalam penjelasannya, pemilik akun menyebut alasan kunci menggunakan masker buatan rumah dalam memperlambat penyebaran virus SARS-CoV-2 yang memicu wabah COVID-19.
"Kami telah berhasil menguji hipotesis di dua universitas teknik dan sangat direkomendasikan oleh tim ahli COVID CZECH di bawah koordinasi rektor Czech Technical University di Praha. Tim terdiri atas ahli virologi, epidemiologi, dokter dengan spesialisasi perlindungan masyarakat, ahli kimia, dan fisikawan dengan spesialisasi if filtration," demikian disebut dalam penjelasan video.
Pengunggah video kemudian menganjurkan pengguna YouTube ke situs masks4all.org. Nama Petr Ludwig, pengunggah video ada dalam daftar pendiri gerakan #Masks4All.
Dalam situs tersebut diungkapkan, pada 14 Maret 2020, pembicara, penulis, dan influencer media Petr Ludwig membuat video tentang arti penting penggunaan masker dengan mengutip studi para peneliti dari University of Cambridge.
"Yang menyimpulkan bahwa masker bedah tiga kali lebih efektif daripada masker buatan sendiri, namun mereka merekomendasikan masker buatan sendiri sebagai upaya terakhir ketika masker bedah tidak tersedia," demikian dikutip dari masks4all.org.
Tautan situs situs Cambridge University Press yang memuat hasil studi berjudul, Testing the Efficacy of Homemade Masks: Would They Protect in an Influenza Pandemic? pada 4 Agustus 2013, disertakan dalam penjelasan tersebut.
Studi tersebut bertujuan meneliti masker buatan rumah sebagai alternatif masker wajah komersial.
Metodenya dengan meneliti bahan untuk mengetahui kemampuannya memblokir bakteri dan virus yang menyebar lewat udara. Material yang diuji adalah masker dari kaus berbahan katun.
Hasilnya disebutkan, masker bedah 3 kali lebih efektif dalam memblokir transmisi daripada masker buatan sendiri.
"Temuan kami menunjukkan bahwa masker buatan sendiri berperan sebagai upaya terakhir untuk mencegah penularan droplet dari orang yang terinfeksi, meski demikian, itu lebih baik daripada tanpa perlindungan sama sekali."
Kebijakan yang dikeluarkan Ceko dimuat dalam artikel berjudul "Czechs get to work making masks after government decree" yang dipublikasikan theguardian.com pada 30 Maret 2020.
Dalam artikel itu disebutkan, Pemerintah Ceko yang dipimpin Perdana Menteri, Andrej Babiš memutuskan bahwa semua orang wajib mengenakan masker untuk mengendalikan pandemi COVID-19.
PM Ceko menyarankan negara lain untuk mengikuti langkah serupa, demikian diungkap dalam artikel Babis Calls on Trump to Introduce Obligatory Face Mask yang dimuat situs Prague Morning. Termasuk, Amerika Serikat. Dalam unggahan di Twitter ia bahkan menyebut Donald Trump.
Mr. President @realDonaldTrump, try tackling virus the Czech way. Wearing a simple cloth mask, decreases the spread of the virus by 80 %! Czech Republic has made it OBLIGATORY for its citizens to wear a mask in the public. Pls retweet. God bless America!https://t.co/BATFV8l3ob
— Andrej Babiš (@AndrejBabis) March 29, 2020
Apa kata WHO?
Dalam media briefing pada 30 Maret 2020, Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Michael J. Ryan mengatakan, masker disarankan dikenakan oleh mereka yang sakit, khususnya terinfeksi COVID-19 dan orang-orang yang merawat pasien.
Masker juga sangat dibutuhkan tenaga medis yang ada di garda depan.
"Saat ini mereka yang paling berisiko adalah tenaga medis di garis depan yang terpapar virus, setiap detik dalam setiap hari," kata dia seperti dikutip dari situs weforum.org.
Meski tak mengkritik negara yang menyarankan penggunaan masker, WHO menekankan bahwa masker biasanya digunakan dengan cara tidak tepat dan tak menawarkan perlindungan yang diharapkan.
Hal kunci untuk diingat, virus corona (SARS-CoV-2) menyebar lewat percikan (droplet) bukan penularan lewat udara.
Media briefing on #COVID19 with @DrTedros. #coronavirus https://t.co/TaP7YsqSaB
— World Health Organization (WHO) (@WHO) March 30, 2020
Data Kasus COVID-19 di CekoBerdasarkan data Johns Hopkins Coronavirus Resource Center pada Selasa 31 Maret 2020 pukul 21.01 menunjukkan ada 3.002 kasus positif di Czechia, nama lain Ceko.
Ada 25 pasien yang meninggal dunia, sementara 25 lainnya pulih.
Dari grafis di pojok kanan bawah, bisa terlihat ada tren peningkatan kasus COVID-19 di Ceko.
Sementara, berdasarkan data European Centre for Disease Prevention and Control, Republik Ceko menempati urutan ke-12 dalam hal jumlah kasus positif COVID-19 dari 31 negara di Eropa.
Advertisement
Kesimpulan
Hingga saat ini belum ada bukti sahih yang mendukung klaim bahwa kewajiban menggunakan masker berhasil menekan penyebaran wabah COVID-19 di Ceko maupun tempat lain.
Grafis yang dimuat Johns Hopkins Coronavirus Resource Center terkait tren jumlah kasus positif di Ceko tidak menunjukkan penurunan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Data: Eka M
Advertisement