Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Vitamin C yang bisa menyembuhkan pasien positif virus corona COVID-19 beredar di media sosial dan aplikasi percakapan. Kabar ini beredar dalam sebuah video yang diklaim berasal dari dr Richard Cheng, seorang dokter asal Shanghai, China.
Cheng diklaim menyebut bahwa Vitamin C dapat menyembuhkan pasien COVID-19. Konon, video tersebut telah dihapus dari aplikasi berbagi video YouTube karena bisa menghancurkan proyek vaksin corona.
Baca Juga
Berikut narasinya:
Advertisement
Video dr. Cheng ini dihapus dari YouTube Bang. Yang menonton sudah sekitar 300 juta. Kayaknya YouTube bagian dari kelompok Bill Gates dan Big Pharma sebab penjelasan dr. Cheng ini bisa menghancurkan proyek vaksin corona mereka. Sebab, dr. Cheng bilang berdasarkan pengalamannya menangani pasien Covid-19 cukup pakai vitamin c
Benarkah klaim tersebut?Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com berupaya menelusuri satu per satu klaim yang diajukan dalam informasi yang viral tersebut. Pertama, benarkah video dr Richard Cheng dalam klaim tersebut dihapus?
Berdasarkan penelusuran, tidak. Video tersebut masih ada di YouTube, salah satunya yang diunggah akun Braveheart Love berikut ini:
Â
Â
Apa sebenarnya yang ia bicarakan dalam video tersebut?
Â
Dalam video tersebut, dr Richard Cheng mengungkapkan temuannya di Wuhan, ground zero COVID-19 di China.
Menurut dia, ada seorang pasien berusia 70 tahun, perempuan, yang mengalami gejala COVID-19 dan memiliki sejumlah penyakit bawaan, salah satunya diabetes.
Pasien sepuh tersebut mengonsumsi Vitamin C, sekitar 20 gram sehari, juga keluarganya. Belakangan setelah dinyatakan positif COVID-19, pasien tersebut sempat masuk ICU dan dirawat menggunakan Vitamin C yang dimasukkan lewat selang infus. Kondisinya membaik.
Lima anggota anggota keluarga, juga 3 caretaker tidak terinfeksi COVID-19. Mereka diketahui mengonsumsi Vitamin C, sekitar 20 gram per hari.
dr Richard menambahkan, data medis menyebut, vitamin C memproduksi hidrogen peroksida (hydrogen peroxide) yang bisa mematikan virus dan bakteri.
Vitamin C, dalam jumlah cukup, tak hanya mematikan virus tapi juga berperan sebagai antioksida dan mentrealisir radikal bebas.
Ia menambahkan ada tiga hal yang bisa dipetik dari kisah tersebut.
"Pertama, ada laporan khusus dan bukti yang tersedia bahwa Vitamin C, dalam dosis yang cukup -- secara oral (lewat mulut) atau infus, bisa membantu pasien mengatasi infeksi virus yang parah."
Kedua, dalam kasus di Wuhan tersebut, Vitamin C bisa jadi membantu anggota keluarga pasien tidak terinfeksi virus. Karena tak ada satu pun dari lima anggota keluarga itu yang terinfeksi COVID-19.
Yang ketiga, dokter lain bisa mencoba hal tersebut pada para pasien.
dr Richard Cheng menyebut, penggunaan Vitamin C dalam dokter tinggi aman digunakan.
"Vitamin C bisa membunuh virus, Vitamin C bisa membantu kita mengatasi penyakit pernapasan akut seperti yang terjadi saat ini (COVID-19)."
Ia menyebut, mari bertindak saat ini juga, jangan menggantungkan diri pada 'vitamin ajaib, seperti vaksin, obat antivirus yang saat ini masih dalam pengembangan.
"Sebelum itu, yang harus kita lakukan adalah (menyediakan) perawatan pendukung standar dan Vitamin C. Hidup Vitamin C!," tambah dia.
Â
Video lain, yang menampilkan dr Richard Cheng juga masih ada di YouTube.Â
Â
Benarkah Vitamin C bisa membantu mengobati COVID-19?
Dalam artikel berjudul, No evidence to support intravenous high-dose vitamin C in the management of COVID-19 yang dimuat situs Therapeutic Goods Administration, Departemen Kesehatan Australia pada 27 Maret 2020 menyebut, belum ada bukti klinis bahwa Vitamin C, yang dimasukkan lewat infus, bisa membantu mengatasi COVID-19.
Sementara, terkait arti penting vaksin, dalam artikel berjudul Lockdowns can't end until Covid-19 vaccine found, study says yang dimuat The Guardian pada 8 April 2020 menyebut bahwa lockdown atau karantina wilayah baru bisa diakhiri total setelah vaksin ditemukan.Â
Advertisement
Kesimpulan
Tidak seperti klaim yang menyebut bahwa dr Richard Cheng mengatakan menangani pasien COVID-19 cukup pakai Vitamin C, dokter asal Shanghai itu dalam video mengungkap bahwa Vitamin C, dalam dosis yang cukup -- secara oral (lewat mulut) atau infus, bisa membantu pasien mengatasi infeksi virus yang parah seperti COVID-19.Â
Kedua, dalam kasus pasien di Wuhan, Vitamin C bisa jadi membantu anggota keluarganya tidak terinfeksi virus.Â
Pernyataan dr Cheng merujuk pada satu kasus pasien perempuan berusia 70 tahun di Wuhan dan lima anggota keluarganya. Ia tidak menyebut, pengobatan COVID-19 hanya cukup menggunakan Vitamin C.Â
Hingga berita ini diunggah, belum ada bukti klinis yang menyebut bahwa Vitamin C dosis tinggi, khususnya yang dimasukkan lewat infus terbukti efektif dalam merawat pasien COVID-19.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement